Dia bukan siapa-siapa saat ini, dia hanya teman yang baik dan aku sangat mencintainya_
**
Jam terakhir pelajaran tengah berlangsung, sekitar beberapa menit lagi bel pulang akan segera berbunyi. saat ini dalam kelas, Chifa tengah diam sembari menatap ke arah jendela luar kelas nya. Kelas 11-Biologi 1 berada dilantai dua gedung sekolah nya.
Mata Chifa tidak teralih pada luar kelas, sebenarnya apa yang sedang ia lihat?
Ternyata Chifa tengah menatap seorang murid laki-laki yang sedang berdiri tegak sembari menghormat ke atas tihang bendera di depannya.
Keringat mulai bercucuran dipelipis kulit murid laki-laki tersebut, sesekali ia me-lap keringatnya dengan tangan kirinya. Tidak jarang juga matanya terpejam untuk menghindari kontak langsung dengan cahaya matahari di atasnya.
Melihat itu, Chifa menghela nafas berulang-ulang dengan perasaan bersalah.
Murid laki-laki tersebut adalah teman satu kelasnya yaitu Kevin, jelas sudah masalah Kevin bisa berada disana Chifa mengetahui nya dengan betul. Walaupun perbutan yang dilakukan Kevin itu patut diacungi jempol karena kejujuran nya tapi tetap saja, Chifa merasa bersalah karena sudah berpikir negatif tentang Kevin.
Kelas nya saat ini tidak ada guru, jadi semua murid sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sedang mengobrol dengan teman-temannya, ada juga yang sedang sibuk mengerjakan tugas, membaca buku, dan tidak jarang juga ada yang hanya diam melamun di tempat duduk nya sama seperti yang Chifa lakukan saat ini.
Tiba-tiba seorang menepuk pundak Chifa, otomatis Chifa langsung menoleh.
"Katanya, Kevin dihukum gara-gara lo ya?"
Ternyata yang datang adalah Andin dan teman-temannya, Chifa tidak menggubris dan kembali memalingkan wajahnya.
Melihat respon yang diberikan Chifa terhadapnya, Andin semakin kesal dan kembali berbicara.
"Kasian banget sih Kevin, membela orang udik dan bahkan gak ngehargain usahanya!" ucap Andin menatap teman-temannya diiringi gelak tawa yang mengejek.
Tadi nya Chifa tidak ingin melayani Andin dan ingin mengabaikan nya saja. Tetapi perkataan Andin tadi mampu membuat otak Chifa bekerja secara cepat.
Chifa berdiri dan menatap Andin serta teman-temannya, Andin terlihat senang ternyata ucapan nya tadi mampu memancing Chifa.
"Bukannya lo yang gak menghargai Kevin?" Tanya Chifa. Andin mengerutkan keningnya.
"Lo kan yang kasih contekkan pada Kevin? Seharusnya lo juga dihukum sama persis kaya Kevin. Jadi lo merasa hanya Kevin saja yang salah? Padahal sebagian besar semuanya adalah salah lo!"
Perkataan Chifa seketika membuat Andin gugup, dia menoleh pada teman-teman di sampingnya yang mulai menatap Andin penasaran. Melihat itu Andin kembali menatap Chifa tajam.
"Ngomong apa lo barusan? Gue kasih contekkan sama Kevin? Gila ya lo!" Andin berdalih. Chifa bisa melihat sikap ketakutannya dari kebohongan yang dilontarkan oleh Andin.
"Udah lah girls, kita cabut aja. Bentar lagi pulang!" Andin berlalu meninggalkan Chifa diikuti oleh teman-temannya.
Chifa memutar bola matanya lalu kembali duduk menatap Kevin diluar. Pikirannya kembali pada perkataan Andin barusan. Apakah sikap nya selama ini tidak menghargai Kevin? Terlebih lagi sikapnya tadi diperpustakaan? Chifa berdo'a supaya Kevin tidak benci padanya setelah ini.
KRING !!!
Bel pulang telah berbunyi, Seketika semua murid yang ada di dalam kelas langsung berlarian ke luar kelas. Chifa merilik pada tas Kevin di sampingnya. Chifa mengambil tas tersebut dan membawanya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ K E V I N ]
Teen Fiction[ H I A T U S ] " Kesepian lebih menyakitkan daripada rasa sakit karena Cinta. " - Chifa. " Hadapilah,bukan cuma berlari. Karena hidup tidak luput dari Ketakutan, tumbuh dalam Kegelapan, Bersama dengan kesunyian, ditemani bersama Kesepian, semua i...