"duduk," ucap yerin pada hanbin. lelaki itu pun duduk kembali.
yerin menyodorkan cup cold choco yang ia beli sebelum datang ke sini. "tapi sudah tidak sedingin tadi." ucap gadis itu ketika hanbin menerimanya.
hanbin masih sanggup tersenyum, "terima kasih," katanya pelan.
yerin bisa melihat segala kesedihan yang ada pada diri hanbin dari bagaimana lelaki itu memadang ke arah suatu hal. pandangannya terkesan kosong. yerin tidak tega, rasanya ingin menangis. tapi kedatangannya ke sini bukan untuk menangisi berita sialan yang ia tahu dari media dengan yang bersangkutan ini. justru sebaliknya, yerin harus kuat demi hanbin. kedatangannya adalah untuk menenangkan lelaki yang meminum cokelat dingin di sebelahnya.
"sejak kapan kau di sini, hanbin?" tanya yerin memecah keheningan.
lelaki itu tidak menoleh untuk menjawab, dengan memandang lurus mulutnya berucap, "sekitar 3 jam."
it must really hard for him. yerin ingin memeluknya, mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. semua orang khawatir pada hanbin, tapi tak sedikit juga memang yang menghujatnya di internet.
"kenapa kau ke sini?"
yerin tersenyum, "tentu saja untuk menemani temanku yang bersedih ini."
kemudian hanbin tersenyum lebih lebar. "sekali lagi, terima kasih."
"sudah hampir gelap, kau tidak ingin pulang?"
"kau tidak membenciku?" sepertinya pertanyaan yerin tidak ia dengarkan.
yerin terdiam. gadis ini tahu benar bagaimana hanbin meski pertemanan mereka terbilang belum lama.
"untuk apa aku membencimu?"
hanbin mulai terkekeh ketika yerin menjawab dengan sebuah tanya.
"hanbin, aku tahu bagaimana dirimu. berita itu sialan, pasti ada yang mengancammu. bilang padaku!" yerin seolah siap bertarung. kali ini membuat hanbin terkekeh lagi.
yerin berbinar melihat lelaki yang dilanda galau ini setidaknya terkekeh saat bersamanya. jadi kedatangannya bukan hal yang sia-sia.
"kau akan tahu suatu saat nanti."
gadis itu menghangat kembali, ia tersenyum lalu mengangguk. "aku juga tidak akan memaksamu bercerita."
"terima kasih."
"sekali lagi berterima kasih, aku akan memberimu gelas cantik." ujar yerin diikuti tawanya. "tapi satu hal hanbin, kau harus mengingatnya selalu. banyak yang menyayangimu, jangan pernah menyerah. mungkin ini memang ujian yang dikirim Tuhan untuk melihat seberapa kuat dirimu. sebagai tempaan lagi agar kau lebih kuat. dan aku tahu, kau orang yang kuat."
hanbin meletakan kepalanya di bahu yerin. ia memang butuh sandaran untuk sekarang ini.
