*
Keadaannya berangsur membaik begitu juga kondisi fisiknya. Bekas memar di wajahnya belum memudar sempurna. Goresan sayatan pada lengannya masih tertutup perban menyisakan kaku di sekujur tubuhnya karena terlalu lama terbaring, namun tak menyurutkan niatnya untuk menggerakan anggota badannya.
Kesulitan pada awalnya, berkat bantuan para pelayan, semakin cepat proses pemulihannya. Gadis itu juga menyadari ia berada di tempat asing. Pandangannya menyapu semua arsitektur setiap sudut ruangan mendominasi warna kelabu. Begitu maskulin. Mulai ranjang yang ia tiduri, lampu hias yang menerangi ketika malam, warna dinding yang senada, serta lukisan harimau besar yang terpanjang di depannya. Perfectly.
Ini kamar siapa?
Siapapun dia, gadis itu bergumam akan mengungkapkan rasa terima kasih pada siapapun orang yg telah menyelematkan nyawanya. Dia berjanji dalam hati akan membalas budi baiknya suatu saat. Gadis itu berencana tak boleh berlama-lama menempati rumah ini, kemungkinan orang yang ia rinduka sedang mengkhawatirkan keberadaannya.
*
Bunyi langkah kaki yang tak jauh dari kamarnya sedang menuju tempat gadis itu dirawat. Telinga gadis itu menangkap suara ketukan dari luar dan seseorang masuk dengan mengenakan pakaian formal. Sepertinya dia pegawai kantoran. "Hallo morning. Bagaimana keadaanmu, lebih baik?"tanya si pria. Gadis itu tersenyum lembut "Morning too. Terimakasih ya atas pertolongannya. Berkatmu aku jauh lebih sehat sekarang." Pria itu menganggukan kepala mengiyakan.
"Masih ada yang kau rasakan?"pria itu kembali bertanya. "Hmm ada sih beberapa bagian tubuhku yang masih nyeri but it's ok no problem and thank's already worried abaut me." Gadis itu sedikit melamun, tepatnya sedikit terbuai pesona pancaran wajahnya. Sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Eduardo davidson."ia mengulurkan tangan. "Ana_eh..anu maksudku Elmatheana. Panggil saja Elma."rupanya Elma sedikit gugup.
"O ya ngomong-ngomong kapan aku bisa diperbolehkan pulang? Maksutku aku merindukan ibuku. Aku yakin dia mencemaskanku."
"Just stay." Hening.
Hah_
"Kau belum boleh pulang sebelum dokter menyatakan kau benar-benar sehat dan pulih seutuhnya. Barulah kau ku ijinkan pulang."
"Begitu ya hufft baiklah. Terserah padamu." Elma setengah cemberut dan me-tembem-kan kedua pipinya paham yang dikatakannya, walau ia merasa sudah pulih total tidak dipungkiri perkataan Eduardo memang benar Elma dianjurkan banyak istirahat. Jika pulang sekarang mendadak pingsan lagi pasti merepotkan orang lagi.
Hufft serba salah.
"Lagipula apa yang akan ditanyakan ibumu setelah ini. Pasti kau tidak akan menjawab dengan tepat bukan. Jikapun beralasan lain, aku jamin kau tidak pandai berbohong."argumennya.
"O..iya juga ya. Eh tunggu dulu kok ta_ Ed langsung menyerobot omongannya. Sekali melihat mimikmu berekspresi aku langsung tahu kau orang yang bagaimana.
"Hah sekali lihat, memangnya terbaca ya?" Eduardo menganggukan kepala sekali.
"Wow keren kau bisa membaca pikiran orang Ed"
"Dari cara bicaramu, kau kebanyakan nonton film fiksi ataupun novel berdayakhayal supranatural. Aku ini cuma manusia biasa. Bukan manusia super yang bisa membaca pikiran orang."Ed terkekeh yang dibalaskan senyuman Elma yang memperlihatkan gigi putihnya.
Lugu.
Seringaian miring tipis hampir tak bisa dilihat oleh Elma saking tipisnya.
"O ya Bolehkah aku berjalan-jalan, aku bosan hanya berbaring saja seperti orang yang sedang sakit keras." Memang sedang sakit keras. Duh gimana sih pemikirannya.
Belum pernah ia keluar kamar semenjak sakit sampai sekarang kerjaannya hanya berbaring ditemani para pelayan dan juga selang infus yang menempel di titik dekat urat nadi. Setidaknya Elma bisa mengisi pasokan udara segar masuk mengisi paru-paru yang kekurangan oksigen. Yah berhubung masih santai sekalian saja jalan-jalan sambil olah raga. Lagipula bentuk badannya sedikit berisi mungkin karena cairan infus sebagai asupan gizi pengganti makanan.
Tanpa mengiyakan Ed langsung menyuruh salah maid menemani Elma.
*
Sepanjang mengelilingi setiap sudut ruangan Elma terpengah tak henti-hentinya menggumamkan rasa takjub hingga ia lupa mengedipkan mata. Ia pikir luas rumah ini tak seberapa. Begitu melihat dengan mata telanjang ia terus menerus bertanya-tanya berapa hektar luas tanah rumah ini. Ia membayangkan jika Elma tinggal rumah sebesar ini pasti akan kualahan membersihkan setiap sudut rumah. Sudah berat kerjaan, badan lelah, bukannya bersih kinclong malah encok yang didapat.
Seberapa kaya pria yang baru saja temui. Luar biasa.
Namun itu baru sepertiga saja yang ia kunjungi. Masih banyak tempat menarik lainnya.
Lelah melanda. Baru saja Elma sampai di taman yang luas. Si depannya tedapat kolam ikan yang di tengahnya terdapat air mancur buatan. Di sekelilingnya banyak burung merpati berwana putih. Putih seperti salju. Tidak bersalah tidak mempunyai dosa. Ia meng-andaikan jika ia menjadi burung merpati yang bebas terbang kemanapun yang ia kehendaki. Melihat pemandangan lain dan bisa mengunjungi beberapa kota. Lalu otaknya kembali pada kenyataan Elma manusia. Manusia ciptaanNya yang sempurna. Yang harus disyukuri oleh setiap umatNya.
Lelahnya membawa ketenangan dan kebahagiaan bersifat sementara. Tak ada yang gangguan dari manapun termasuk musuhnya. Meskipun Elma tak mengakuinya tapi inilah fakta. Jika talenta yang Elma punya, kecantikan lahiriah, sederhana namun berkesanal natural membuat iri kaum hawa.
Rina salah satu pelayan di tugaskan untuk menemaninya juga ikut merasakan hal yang sama. Tidak sedikitnya Elma mengajaknya berkenalan mengobrol layaknya teman meskipun rina sendiri takut melanggar peraturan telah ditetapkan sang majikan bukan berarti tak berteman bukan. Rina sendiri tertawa, geli melihat polah tingkah Elma. Orang telah merawatnya serta membimbing dengan penuh ketelatenan dan kesabaran, sehingga Elma bisa pulih sediakala.
Elma membaringkan tubuhnya dan matanya terpejam hingga nafas yang dihembuskan teratur. Tertidur pulas. Ya saking asyiknya menikmati alam bebas buatan dibawah pohon rindang yang berukuran sedang namun memberikan kenyaman bagi Elma.
Salam mamauru...
Jogja 15 juni 2019Hai teman2 mama uru mengucapkan selamat idul fitri mohon maaf lahir batin. Semoga dihari yang fitri ini semoga kita semua kembali fitrah. Ya meskipun terlambat gpp deh. Jangan lupa angpao yew 😅😆😄 piss juat kidding ok.
Wah teman2 mama uda gak tau lagi ini gak sempet flashback story ntah ini gaje pa gak...paling2 gak nyambung lagi....nasib2.
Ya udalah met baca aja. Mama tinggal dulu mo masak. LAPERRR ada yg pesan mau dimasakin apa?
Bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA And Me
De TodoPERBAIKAN NARASI Tatapan elangnya mengisyaratkan membunuh. Melihat bingkai foto, menggambar dua pria tengah tersenyum saling menjabat tangan. Mereka sahabat sekaligus rekan bisnis yang saling menguntungkan. Hingga suatu kejadian terjadi akibat kesal...