And Then... They Fallen

9.1K 325 19
                                    

Selamat Sabtu Siang!!!!

Yassshh!!! Cekidot yok.. sorry for typos dan bahasa rancunya. Btw ide tentang burung dan tingkahnya hasil imajinasi isengku aja. 😅 semoga suka.

💞

Sepasang burung bertengger di jendela kamar. Berkicau ramai, seolah bercengkerama tentang sesuatu yang hanya dimengerti oleh mereka. Seorang wanita tertidur pulas tak terganggu dengan kicauan kedua burung tersebut. Tiba-tiba salah satu burung mempelatukkan paruhnya di kaca dengan keras. Tak ingin kalah, burung satunya balas mengetukkan paruhnya tanpa henti diiringi teriakan kicaunya. Ternyata bukan hanya manusia yang bisa bertengkar, tapi hewan juga.

Telinga Jojo berdengung keras, terusik dengan suara ribut entah dimana. Ia merasa sedang bermimpi. Matanya bergerak tapi tak terbuka. Kemudian suasana hening dan ia kembali tidur lagi sembari memeluk selimut.

Sepasang burung itu tidak lagi ribut namun saling mengepakkan sayap seperti sedang berkelahi disertai kicauan lebih kencang. Lagi-lagi Jojo terusik, ia menghempaskan selimut di lantai. Kakinya meronta marah karena tidurnya terganggu. Membuka matanya, menelisik sumber suara berisik itu. Pandangannya terarah ke jendela, memperhatikan diam-diam pemandangan tersebut.

Senyumnya mengembang rekah dan tertawa pelan. Merasa senang saat ia bangun disuguhi hal-hal yang jarang dilihat langsung. Sepasang burung berwarna hijau dengan hiasan merah muda di seluruh wajahnya dan kepakan sayap lebar, memperlihatkan siapa yang berkuasa kemudian paruh mereka saling menyentuh dan membentuk tanda cinta.

Jojo mendekati jendela tanpa disadari mereka dan bergumam, "You are the lovebird and so sweet."

Seperti tersadar, mereka menoleh ke jendela. Jojo terkejut melihat kedua pasang mata mungil menatapnya begitu intens. Tak ingin berlama-lama, sepasang burung itu terbang menuju langit berwarna jingga.

"Ah, ternyata sudah sore." Jojo meregangkan badannya yang kaku di atas tempat tidur. Ketika telentang, ia melihat atap kamarnya berubah. Buru-buru ia turun dari tempat tidur memperhatikan seluruh isi kamar yang ia tempati.

"Kamar siapa ini?" Ingin menuntaskan rasa penasarannya, kakinya melangkah ke kamar mandi. Setelah itu ia keluar kamar. Memandang seluruh isi ruangan yang ada di depannya. Asing. Bukan rumah orangtuanya. Entah rumah siapa. Jojo bergidik, ia tak ingin memikirkan hal-hal mengerikan di kepalanya, seperti film-film thriller yang ia tonton.

 Jojo bergidik, ia tak ingin memikirkan hal-hal mengerikan di kepalanya, seperti film-film thriller yang ia tonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlagak layaknya mata-mata, waspada dari sergapan jika ada orang yang tak dikenalnya. Menjinjitkan kakinya agar tidak menimbulkan suara. Matanya mengawasi langit-langit atap untuk menemukan CCTV yang terpasang di setiap sudut rumah, tapi nihil. Berkacak pinggang namun ia tidak menyerah dan masih memperhatikan sekaligus mempelajari isi rumah tesebut.

Jojo melewati sebuah frame hitam putih besar menggantung di dinding, objeknya seorang pria berumur empat puluhan. Jojo mendekati frame itu, menekuni gestur wajah dengan jambang tipis di seluruh dagunya, hidung mancung, tatapan lembut dan rambut sedikit berantakan. Ia memperkirakan usia pria itu sepantaran ayahnya tapi beselisih jauh. Aura yang dipancarkan dari foto itu memiliki pesona, ada perasaan aneh hinggap di hatinya, perasaan tergelitik dan mendadak perutnya melilit. Sangking seriusnya mengamati, ia tak menyadari ada sosok yang berdiri di sampingnya.

Mr. CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang