Haechan berdecak kesal, baru saja lima menit setelah pesawat lepas landas—Mark sudah tertidur lengkap dengan penutup matanya.
"Aishhh hyung, waktu kita tidak banyak di pesawat dan kau tertidur."
Haechan mencoba berbisik tepat di telinga Mark dan menggoyangkan sedikit bahunya.
Namun tidak ada respon.
"Hyung, apa aku harus melihatnya sendiri?
Haechan frustasi, "Ah, baiklah."
Ia menoleh ke kanan dan kiri, jarak kursi kelas bisnis memang saling berjauhan dan mereka berada di tengah.
Haechan pikir, "Kenapa takut, staff ada di sisi kiri dan kanan."
Haechan mengambil IPad di pouch miliknya dan juga memakai earphone. Sebenarnya tidak ada suara, tapi anggap saja seolah Ia menonton film atau mendengarkan musik.
Ia membuka server dan memasukkan sandi aksesnya yang berada di belakang ponselnya yang terbalut case hitam.
Saat laman browser terbuka, Haechan bisa lihat siaran langsung di pojok kanan layar, namun fokusnya deretan video berdurasi satu jam setengah di tengah-tengah layar. Ia sengaja mengatur kamera aktif dari malam tadi.
"Pukul 1 lewat 30."
Ia mengklik salah satu video yang judulnya rinci dengan waktu rekaman beserta tanggal.
Terlihat Jisung sedang dibawa keluar oleh Kun dan dorm kembali seperti awal.
Ia terus mengetuk layar dua kali ke arah kanan untuk menemukan sesuatu serta me-zoom layar. Kamera pengintai sekarang tetap jernih walaupun di zoom.
1.56
Mahluk itu kembali menunjukkan keeksistensiannya.
Ia terbang kesana kemari, seolah memegang untaian tali. Di dalam dorm mereka.
| Trapped Soul |
"Ayo bersiap-siap dan jangan lupa kartu kalian." Titah Kun dan keenam member menurut.
"Hyung, aku tidak mau ke gym, ayo ke area jogging saja, aku mau berenang juga!"
Kun menoleh, "Ya sudah, apapun yang maknae mau."
"Yes, maknae kita berhasil." Kata Jeno dan mereka mengambil baju ganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Trapped Soul [✔]
Mystery / Thriller[15+] | E N D | Ia bilang, nyawa harus dibayar dengan nyawa. ©hleover, 2019. *ekstra chapter sudah di hapus.