Chapter 3

1.2K 139 10
                                    


Terasa begitu menyakitkan kehilanganmu dulu.. 

Terasa begitu menghancurkan kalbu ketika mencoba melupakanmu...

Sampai akhirnya kusadari, kau tak seberharga itu. 

Dan ternyata aku

tidak mencintaimu sedalam itu

.


.


.


.


.


"Yoboseyo... Ini Seokjin... Aku... Aku cuma mau bilang, aku akan melakukan kesepakatan yang kau bicarakan tadi."

Hening sejenak. Lalu Namjoon berdehem di seberang sana.

"Kau yakin?"

Kenapa di saat Seokjin berusaha menguatkan dirinya demi adiknya, Namjoon malahan bertanya seperti itu? Seokjin mengerutkan keningnya.

"Ne. Aku yakin."

"Aku akan marah besar kalau kau berubah pikiran ditengah-tengah rencana kita."

Memangnya dia siapa? Dan apa peduli Seokjin kalau Namjoon marah?

Tetapi tiba-tiba Seokjin teringat bahwa Namjoon bisa menakutkan kalau dia mau.

"Aku tidak akan berubah pikiran," gumam Seokjin, berusaha terdengar meyakinkan.

"Bagus. Kalau begitu aku akan mengatur semuanya."

Lalu percakapan ditutup, tanpa ucapan apapun. Meninggalkan Seokjin yang mengerutkan kening karena ketidaksopanan Namjoon.

***

Aroma wangi menyeruak ke seluruh ruangan. Eomma benar-benar serius membuat makan malamnya kali ini. Seokjin melangkah ke arah dapur sehabis mandi dan tersenyum melihat eommanya sedang memasukkan pudding karamel yang terlihat lezat ke lemari es.

"Wow, kita makan malam besar hari ini," goda Seokjin lembut sambil membuka tutup panci, di dalamnya ada sup jamur andalan eommanya yang paling enak.

Sang eomma tersenyum lembut pada Seokjin,

"Eomma senang melihat Yoongi bahagia Seokjin, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya."

"Ne eomma, Yoongi benar-benar tampak dimabuk asmara."

Seokjin mencomot kue keju dari toples di meja makan dan mengunyahnya,

"Eomma suka dengan Jimin?"

"Dia anak yang sopan. Eomma cukup senang."

Sang eomma lalu melirik Seokjin dengan hati-hati,

"Eomma tahu kau akan jengkel kalau eomm bertanya lagi, tetapi bagaimana denganmu Seokjin? Apakah kau sudah... Sudah melupakan..."

Pertanyaan eommanya itu selalu membuat suasana hati Seokjin mendung. Dulu eommanyalah yang paling keras mendorong semangat Seokjin agar bangkit dari keterpurukan sejak ditinggalkan oleh Hyosang dan meskipun kadang jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan eommanya, Seokjin sadar bahwa ini semua karena sang eomma menyayanginya dan mencemaskannya karena selama ini Seokjin tidak pernah terlihat menjalin hubungan asmara dengan siapapun.

Perjanjian Hati (REMAKE NAMJIN VERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang