Chapter 1

3.1K 170 17
                                    

Bahagia ketika jatuh cinta

Seokjin tersenyum sambil membaringkan tubuhnya dikasur sepulang kuliah. Hyosang baru saja mengantarkannya pulang, tadi mereka menghabiskan waktu bersama sepulang kuliah berburu buku - buku lama, menonton, dan menikmati es krim sebagai penutup. Oh astaga. Hari ini sangat menyenangkan baginya meskipun Hyosang tampak agak aneh murung tadi, tapi Hyosang bilang dia hanya tak enak badan dan berjanji bila sepulangnya nanti dia akan langsung beristirahat agar kondisinya pulih.

Seokjin mencintai Hyosang, sangat cinta. Mereka menjadi dekat begitu saja seolah sudah ditakdirkan bersama. Dan Seokjin tak pernah menyangka mereka bisa seserius ini. Dulu dia menyangka Hyosang sombong karena berasal dari keluarga kaya tapi ternyata tidak. Namja itu yang menyapa duluan bahkan sangat baik dan ketika pertama kali ke rumah Seokjin tidak ada sikap mencemooh ataupun menghina rumah mungil itu. Status Seokjin yang berasal dari keluarga sederhana tampaknya tidak jadi masalah bagi Hyosang.

Mereka sudah merajut impian untuk masa depan. Menikah dan punya anak, lalu berbahagia untuk selamanya. Bahkan Hyosang sudah menunjukkan keseriusannya dengan mengajaknya kerumahnya, bertemu dengan eommanya.

Meskipun sikap eommanya tidak bisa dikatakan ramah. Seokjin mengernyit, teringat betapa malunya dia ketika eomma Hyosang menolak untuk membalas jabatan tangannya. Setidaknya Hyosang bilang bahwa eommanya memang galak kepada siapa saja, bukan hanya kepadanya.

Ponselnya berkedip-kedip, Seokjin segera mengangkatnya begitu melihat nama Hyosang dilayar ponselnya,

"Ne Hyosang?"

"Aku baru saja sampai rumah." Suara Hyosang di seberang sana nampak berbeda, membuat Seokjin bergumam dengan cemas.

"Kau tampaknya sakit... Syukurlah kau sudah sampai rumah... Istirahatlah ya, supaya besok kondisimu membaik."

Hening... Seolah Hyosang sedang mencari kata-kata.

"Soekjin...?" Hyosang bergumam ragu.

"Ne Hyosang?"

"Bisakah besok kita bertemu di taman yang biasa? Besok aku tidak bisa datang kuliah, tetapi aku akan menunggumu disana di sore hari, kau menyusul ke sana ya."

Taman tempat mereka biasa bertemu itu, terletak dekat dari kampus. Seokjin hanya perlu berjalan ke sana. Dia tersenyum sambil membayangkan mungkin Hyosang punya rencana romantis untuknya,

"Ne Hyosang, aku akan datang besok."

"Oke." dan telepon pun ditutup di seberang sana.

Membuat Seokjin mengerutkan kening atas penutup yang dingin dari Hyosang, biasanya mereka mengakhiri percakapan dengan kata-kata cinta yang lembut. Tapi kemudian dia menghela napas, Hyosang kan sedang sakit, jadi wajar saja kalau sikapnya terasa berbeda.....

***

Seokjin menangis, sungguh - sungguh menangis mendengarkan alunan lagu itu dari pemutar musik miliknya. Hujan turun dengan derasnya di luar, tetapi sederas apapun hujan itu, tak bisa mengalahkan derasnya darah yang mengalir dari hatinya yang remuk redam, dihancurkan begitu saja oleh kekasihnya tanpa ampun.

Ingatannya melayang pada kejadian tadi sore yang berhujan, saat itu hanya ada dia dan Hyosang, kekasihnya.

"Kita sudah tidak boleh bertemu lagi."

Seokjin mengernyit dan mendongak menatap Hyosang yang lebih tinggi darinya,

"Apa maksudmu?" dia benar-benar terkejut mendengarkan kata-kata Hyosang itu. 

Tadinya dia datang menemui Hyosang dengan senyum dan bahagia, mengira bahwa dia akan mendapatkan kejutan romantis dari kekasihnya. Dia memang mendapatkan kejutan. Tetapi ini bukan kejutan romantis.

Perjanjian Hati (REMAKE NAMJIN VERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang