Chapter 8

1.2K 134 3
                                    

"Ketika kau mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu.

Pun ketika kau membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu.

Pada akhirnya, aku akan selalu ada"


.

.

.

Seokjin menatap kepergian Sowom dengan langkah anggun dan dramatis itu, lalu menghela napas panjang. Di sisi lain Namjoon malahan mengamati Seokjin, lalu terkekeh geli, membuat Seokjin melemparkan pandangan membunuh kepada namja itu.

"Kenapa kau tertawa?"

Namjoon bahkan makin tergelak,

"Kau. Kau membuatku tertawa. Caramu menjawab pertanyaan Sowon tadi membuatku sedikit bangga. Ternyata istriku rela mempertahankanku dari rayuan yeoja lain."

"Jangan salah paham. Aku cuma tidak suka sikapnya yang merayumu terang-terangan, padahal ada aku di sebelahmu."

Seokjin melirik ke arah Jimin dan Yoongi yang juga tersenyum-senyum mendengar percakapan mereka.

Sialan Namjoon!

Pasti sekarang Jimin dan Yoongi mengira dia cemberut dan marah-marah karena cemburu.

Namjoon mengikuti arah mata Seokjin, menyadari bahwa Jimin dan Yoongi mendengarkan percakapan mereka. Dia lalu mengedipkan mata ke arah Seokjin, mengirimkan isyarat bahwa percakapan ini belum selesai, kemudian melangkah menuju mobil.

***

Pantai itu indah sekali, terletak di bagian selatan pulau, dengan resort yang dihiasi oleh cottage-cottage yang indah dan artistic dengan hamparan pasir putihnya yang begitu indah. Langit tampak cerah, biru dihiasi awan putih berbagai bentuk, seakan-akan menyambut mereka dengan keindahan pemandangannya.

Seokjin berdiri tanpa alas kaki, menginjak pasir putih itu dan memejamkan mata, merasakan hembusan angin laut yang hangat yang menerpa pipinya. Rasanya hangat dan mendamaikan, apalagi dengan alunan deburan ombak yang begitu menenangkan.

"Senang?" suara Namjoon yang dekat di sampingnya membuat Seokjin hampir terlonjak kaget.

Dia menoleh dan melihat Namjoon berdiri di sampingnya. Namja itu berpenampilan santai, dengan t-shirt putih dan celana pendek warna khaki dan kaki telanjang, sangat berbeda dari penampilan sehari-harinya yang resmi.

Seokjin berpikir untuk membantah perkataan Namjoon, tetapi dia akan tampak tidak tahu terima kasih kalau melakukannya, setidaknya biarpun menjengkelkan, Namjoon sudah mengajaknya bersama Yoongi dan Jimin untuk menghabiskan akhir pekan menyenangkan dan merayakan ulang tahunnya.

"Senang." Seokjin mencoba tersenyum, mengajak berdamai,

"Terima kasih sudah mengajak kemari."

Namjoon membalas senyuman Seokjin dengan senyuman tipis, lalu menatap ke arah laut, hembusan angin laut membuat rambutnya berantakan tertiup angin dan menerpa dahinya, mengubah penampilan kerasnya menjadi lebih santai.

"Dulu kami sering berlibur kesini, sekeluarga. Aku, Eomma, Appa dan Jimin, waktu umur kami masih kecil." pandangan Namjoon menerawang, mengenang,

"Kemudian tahun berganti dan Appa menjadi semakin sibuk, Eomma semakin lemah... Kadangkala disaat aku lelah, aku melarikan diri kesini."

Perjanjian Hati (REMAKE NAMJIN VERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang