🍎ital's pov🍎
"HAHAHAHAA NOONA MUKAMU KAYAK ULET PISANGGG WKWKWKW""Ya! Diam!!"
Klontaangg!!!
ASTAGAAAAAHHHH!!!!
Aku tidak sengaja melempar teflon ke kepala kontet!!!!
Padahal tadi cuma mau lempar mangkuk dari plastik doang tapi malah salah ambil.
Kontet langsung terjatuh ke lantai, entah pingsan atau bagaimana. Aku jadi panik setengah mati.
"Ya! Kontet! Kontet kau jangan bikin aku kawatir" Aku cubit cubit pipinya kontet tapi tidak ada respon darinya.
KONTEEEEETTTTTT TIIIIDAAAAAAKKKKK!!
---
Donat sudah siap, lalu aku sajikan di atas piring.
"Waaallaaaa.. Donat spesial buat kontet adikku tercintaahh!!"
Aku taruh piring berisi donat ke atas meja. Aku senyum lebar sambil terus melihati adikku yg jidatnya benjol. Tapi dia sepertinya ngambek, wajahnya cemberut dan memalingkan pandangannya dariku, tangannya membawa plastik berisi es dan mengompres jidatnya dengan es.
"Kontet, kau marah ya?"
Aku jongkok di depannya dengan muka yg sengaja aku buat melas. Tapi kontet tetep cuek cemberut.
Aiish kiyowo.. satu hal yg aku suka saat dia marah adalah cemberutnya itu, menggemaskan.
"Kontet" Aku tarik-tarik celananya.
"Aku membuatkanmu donat, setidaknya cicipi dulu, hm??" Lagi lagi aku pasang puppy eyes.
Tapi kontet udah terlanjur marah, beneran ngga sih?
"Kontet, kau ingat? Saat kau pergi ke rumah Ji Han tanpa pamitan dulu? Aku sangat mengkhawatirkanmu, aku mencarimu ke sekolah tapi kau sudah pulang, dan setelah kau sampai dirumah aku memarahimu, memukulmu, itu karena aku sangat menyayangimu, bukan karena aku galak, tapi semata-mata aku khawatir. Bagaimana jika kau hilang atau diculik? Hm? Setelah appa pergi, hanya kau dan eomma yg aku miliki. Aku sebagai kakak harus melindungimu, kau tidak boleh membuat eomma khawatir. Aku sangat menyayangimu kontet, kau itu.."
Cupp!!
Aku terkejut saat kontet mengecup bibirku.
"APA APAAN INI??!!!!" Teriakku pada kontet.
Tapi seperti biasa, kontet si idiot cuma senyum senyum dengan sok 'polos'
Sebenernya aku sudah tak asing lagi dengan prilaku kontet yg satu ini, cuman biasanya dia hanya mencium pipiku, bukan bibirku. Sudah puluhan, bukan, ratusan kali aku menganiaya kontet karena sering mencium pipiku sembarang. Dengan cara menamparnya, memukul keras kepalanya, menendang kakinya, mencubit kencang lengannya, bahkan pernah aku gigit tangannya sampai berdarah. Awalnya Aku risih dengan prilakunya yg memperlakukanku bak kekasih. Tapi lama lama aku terbiasa, bukan karena aku terima, tapi karena capek harus nyiksa dia mulu. Entah bagaimana otaknya berjalan, tapi dia tidak punya rasa jera. Asalkan masih wajar wajar saja sih tidak terlalu masalah bagiku. Meski menurut orang lain hal ini jauh dari kata wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSEYO [Brother Crush] - MilkitaHyun
Romance"Jika semua dimulai dengan indah, maka tidak ada akhir yg bahagia. Karena kebahagiaan akan ada jika ada kesusahan. Iya, aku hidup susah. Bukan hidup dikolong jembatan sih, tidak terlalu parah. Hidup dengan eomma dan adikku. Kami hanya hidup bertiga...