Metanoia

3K 275 58
                                    

Metanoia. The journey of changing one's mind, heart, self, or way of life.

.

.

(silahkan putar musik yang sudah disediakan)

.

Kalau ingin dideskripsikan, pagi itu adalah pagi yang sangat cerah di seluruh London. Langit biru cerah tanpa awan, matahari tidak kalah bersinar ingin unjuk gigi bahwa ialah penyebab dunia dipenuhi cahaya, udara terasa sejuk dan nyaman, siapa saja pasti akan merasa sangat bahagia dengan kondisi pagi di London. Ya, siapa saja. Kecuali dua insan yang duduk saling membelakangi diatas tempat tidur mewah acak-acakan di Malfoy manor. Satunya remaja menuju dewasa tanggung berambut gelap dan yang satunya berambut pirang platina. Keduanya menunduk dan nampak bingung serta takut.

"Kau puas sekarang? Kau sudah membunuh kedua orangtuaku, menghancurkan hidupku, dan sekarang kau memperjakai aku, waw.." Harry bersuara setelah satu jam mereka saling diam dikamar itu.

Bingung?

Harry bangun tadi pagi merasa tubuhnya luar biasa sakit, khususnya dibagian bawahnya, lebih tepatnya man hole miliknya terasa sakit dan nyeri bukan main. Setelah membuat pikirannya sadar, ia menyadari kalau ia tidur dipeluk erat sepasang lengan kokoh berkulit pucat. Dan lebih mengerikannya lagi, ia menyadari ia sudah telanjang bulat bersam tubuh yang memeluknya erat. Dengan segera ia berontak dan langsung melampiaskan keterkejutan dan kemarahannya.

"Harry, aku tidak pernah bermaksud untuk menghancurkan hidupmu! For fuck sake, kau lupa apa yang sudah terjadi semalam?!"

"Berhenti memanggil namaku! Memangnya apa yang sudah terjadi semalam?! Aku yakin, kau lah yang melakukan sesuatu padaku hingga ini semua terjadi!"

"Oh waw, kau menuduhku?! Fuck, kau harusnya ingat kalau semalam kau lah yang menggodaku!" Draco kembali mengutuk karena tak tahan. Tak tahan dengan kenyataan bahwa ia semakin menghancurkan kondisi keduanya, dan tak tahan dengan mulutnya yang terlalu kasar pada orang yang pada kenyataannya ia sayangi.

Harry mengernyit.

"Aku? Menggoda pembunuh untuk mempejakaiku? Jangan membuat lelucon, kau tahu kau lebih handal dalam membunuh daripada membuat lelucon. Candaanmu sama sekali tidak lucu!" Draco menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha mengontrol dirinya. Ia bangkit, dan berdiri di depan Harry. Sedikit kaget bahwa emerald itu berwarna kemerahan menahan tangis.

Kali ini, Draco mengutuk kembali dirinya lebih kejam.

Ia duduk berjongkok di hadapan Harry, menarik nafas. Tak menyentuh Harry. Subject di depannya diam, menahan amarah dan entah mengapa, luka yang terasa pedih.

"Harry..biarkan aku mengingatkanmu pada apa yang telah terjadi semalam..sebelumnya, apa kau tahu kalau kau adalah seorang Omega?"

Keduanya diam. Harry menunduk.

"Bukan urusanmu."

"Jawab aku, kalau tidak bagaimana caranya aku menjelaskan apa yang telah terjadi?"

Kembali hening.

"Aku pernah diberitahu dengan dokter saat aku berumur 13 tahun. Aku adalah Omega, keturunan ayahku." Ia membuang wajahnya, menahan rona merah agar pria pirang didepannya tidak melihat.

Harry tidak sadar kalau Draco ingin sekali memeluk gemas Harry yang terlihat menggemaskan. Namun semua hanyalah sebuah imajinasi bercampur keinginan yang tersimpan rapi dibalik wajah stoic sang Malfoy.

GangsterWhere stories live. Discover now