Omega?

3.6K 373 28
                                    

There is a gentle power

in finding your voice

After it has been lost - freedom

(silahkan putar musik yang sudah disediakan)

.

.


Dunia sudah berubah. Kebaikan berkurang dan kejahatan meningkat tajam. Sudah bukan sesuatu yang mengejutkan bila mendengar narkoba, sudah bukan hal biasa bila kau melihat anak-anak remaja bermabuk-mabukkan. Dan bukan sebuah hal yang 'biasa' bila mendengar kau memiliki seorang 'pet'. Ya, pet. Peliharaan namun berbentuk manusia. Mereka menyebutnya seperti itu bila kau membelinya di pasar gelap. Biasanya mereka adalah manusia dengan ciri khas dan keindahan istimewa, sesuai dengan keinginan tuan mereka.

Gangster yang berperan besar dalam kejahatan di seluruh dataran Eropa itu sangat terkenal. Negara mana yang tak tahu White Dragon? Hanya saja, tak semua yang tahu siapa pemimpinnya hanya segelintir yang tahu, dan yang mengetahuinya adalah beberapa individu yang sangat dikenal dekat oleh sang pemimpin White Dragon. Pemimpinnya misterius dan bersembunyi di balik bayang-bayang buatannya.

Draco Malfoy selicin ular dan selicik rubah dalam menangani bisnis hitamnya. Secerdik serta setenang serigala. Dengan aset kekayaan melimpahnya, ia bisa mendapatkan apapun. Apapun, terkecuali satu. Hati milik cinta pertamanya. Ia menyesali perbuatannya sekarang. Ia sudah terpisah lama dari cinta pertamanya saat ia hanya seorang remaja. Padahal dulu ia sempat berjanji dengan dirinya bahwa ia ingin menemukan cinta pertamanya dan menjadikan cinta pertamanya sebagai kisah cinta baru untuknya.

Mungkin bagi orang yang mendengar keinginannya, sosok seorang Draco Malfoy bisa dikatakan sebagai sosok Hopeless Romantic, tapi tidak. Entahlah, yang ia tahu ia hanya menginginkan cinta pertamanya. Sayangnya ia melakuan kesalahan karena kemarahannya.

Ia membunuh kedua orangtua cinta pertamanya dan berakhir dengan hubungan mereka menjadi tidak karuan. Harry sudah dua minggu di markasnya. Dan sejak itu pula ia tak begitu mau makan kalau tak di bujuk oleh pelayannya yang ketakutan. Terakhir ia makan adalah kemarin siang. Ia tak bernafsu makan malam, makan pagi dan hanya bernafsu makan siang. Itu pun ia hanya makan sedikit.

Tentu ia tahu sekarang kalau nama cinta pertamanya adalah Harry Potter. Tapi ia tak menyangka kalau ia tak sengaja membunuh kedua orangtua cinta pertamanya. Draco berani bersumpah kalau saja ia tahu, ia tak akan membunuh kedua orangtua lelaki yang ia cintai.

Draco membuka kamar yang disiapkan khusus untuk Harry. Ia tahu ia keterlaluan, ia mengurung Harry di dalam kamar di sebuah manara milik markasnya. Agar Harry tak bisa kabur. Kepala yang awalnya mengarah pada jendela itu menoleh dan menemukan Draco yang berdiri di depan pintu.

"Apa hari ini kau akan membunuhku, tuan? Aku merindukan orangtuaku, aku rasa mati lebih menyenangkan sekarang." Harry tersenyum sinis sembari menatap mata abu keperakan itu. Remaja itu berbicara dengan nada tajam namun itu sama sekali tak menyinggung Draco.

"Oh tidak, aku hanya menjengukmu. Kenapa kau tidak mau makan?" tanya Draco dengan nada tak kalah sinis namun jauh di balik itu semua, ia mengkhawatirkan remaja yang duduk di tempat tidur dan selalu menatap langit dari jendela.

"Apa pedulimu, tuan pembunuh?"

"Aku peduli denganmu."

"Hahahaha!! Sekarang kau berusaha melucu? Mana mungkin seorang pembunuh peduli dengan manusia, tuan. Membunuh saja kau berani, jangan bercanda denganku!" Mata Harry berubah sedikit kemerahan, menahan tangisnya. Ia membuang wajahnya. Trauma dan ketakutan yang ia terima masih sangat membekas. Ia menonton mayat orangtuanya. Dan itu cukup membuatnya trauma.

GangsterWhere stories live. Discover now