TALAK DI HARI LEBARAN

9.5K 530 45
                                    

Talak Di Hari Lebaran

Part 4

"Kamu tidak ingin kuliah lagi Wen?" tanya Mbak Ismi sore itu.

"Ga Mbak, sudah tua malu."

"Umurmu baru 23 tahun ih tua darimana, Mbakmu saja ambil S2 sudah umur 35 tahun, Masmu ini juga umur 40 kemarin ambil S3," jawab Mas Ranto.

"Ah bedalah, aku pingin jalan-jalan boleh ga? Pergi ke tempat Mas Argo sebulan, trus ke Mas Beni sebulan?" tanya Weni.

"Pergi saja, nanti jangan lupa pamit Bapak sama Ibu sama Bang Amranmu, kasian dia, cowok baik dan setia begitu." jawab Mbak Ismi disambut tawa sama Mas Ranto.

"Apaan sih Mbak ini, aku sama Amran tidak ada hubungan apa-apa, belum lah aku masih mau sendirian," jawab Weni tertunduk.

"Nikmati hidupmu selagi masih muda, kapan mau berangkat biar nanti Mas carikan tiket, biar Mbakmu transfer uang buat peganganmu nanti ya."

"Makasih Mas, Mbak." kata Weni sambil memeluk kedua kakaknya.

"Ih sudah besar juga main peluk-peluk," suara Adam, Annisa dan Adeera barengan meledek tantenya.

Weni pun tersipu malu, dan hanya bisa bersyukur punya keluarga yang mendukungnya saat dia terpuruk sekalipun.

Setelah telepone ke Bapak dan Ibu untuk pamit, juga ke Amran yang sepertinya agak keberatan dengan keputusan Weni.

Hari sabtu Weni berangkat ke rumah Mas Argo dan Mbak Ika.
Sesampainya di sana baru tiga hari Weni merasa ada yang hilang.

Yah perhatian Amran, biasanya dia akan datang hanya sekedar tanya apakah hari ini kamu bahagia?

Ataupun orderkan makanan kesukaan Weni lewat grab, tiba-tiba ada rasa rindu yang begitu besar yang tak bisa di bendung.

Di ambilnya handphone dan menghubungi nomer Amran.

Lama tidak di angkat, sekali di angkat yang bicara cewek, Weni langsung gugup dan gemetar, merasa kecewa dan sedih.

Di matikan handphonenya dan siang itu Weni hanya ada di kamar memikirkan kebodohannya untuk yang kedua kali.

Sementara di kantor Amran, dia yang lagi sibuk banyak kerjaan karena ada proyek besar, tidak perhatikan handphonenya bunyi dan tidak tahu kalau Risma sengaja mengangkat dan bicara.

Padahal di handphone itu tertulis My queen, yang artinya Risma harusnya tidak usil dengan urusan Amran.

"Ris kamu apa-apaan sih, tidak lucu apa yang kamu buat itu paham!" suara Amran meninggi membuat Risma takut.

"Maaf Bang, saya hanya iseng," jawab Risma.

"Iseng apa? Bagaimana kalau Weni salah paham? Kamu tidak tau keadaan dia jadi jangan sok-sokan mau iseng,"

Risma dan orang-orang kantor terdiam, karena belum pernah melihat Amran semarah itu bahkan sampai teriak.

Tiba di rumah Amran berkali-kali hubungi Weni tapi tidak diangkat, bahkan sampai besoknya pun Weni tidak mau bicara.

Hari jumat sore Amran nekat beli tiket pesawat dan terbang ke rumah Mas Argo, setelah minta alamat ke Mas Ranto dan menjelaskan masalahnya.

Mas Ranto dan Mbak Ismi hanya tertawa dengan tingkah Weni dan Amran.
Mereka pun menghubungi Mas Argo yang di iyakan kalau mau jemput Amran.

"Pantasan Weni tinggal di kamar terus, rupanya ada yang cemburu," kata Mbak Ika.

Weni masih dalam kamar, hatinya masih rasa sakit membayangkan Amran dengan wanita lain, ajakan Carren dan Leon pun tak di tanggapinya, Weni makin sedih.

TALAK DI HARI LEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang