Chapter 2

5.4K 1K 21
                                    

Di suatu pagi yang cerah, jadwal terapi Jaemin tengah kosong, begitupun Jeno yang mendapatkan jatah libur dari pekerjaannya.

"Sayang, adakah tempat yang ingin kau kunjungi hari ini?"

"Aku mau ke tempat kau melamarku dulu"

"Oh? Kau ingin aku lamar lagi?"

Jaemin mendengus dan Jeno terkekeh kecil.

"Tentu saja aku akan bersedia membawamu ke sana"


Kini keduanya tengah duduk di tepi pantai dan menikmati terpaan angin senja di sana. Surai kecokelatan milik Jaemin terjamah lembut, membuat pandangan Jeno seutuhnya tertuju pada wajah indah kekasihnya, hingga Ia tidak sadar jika sedari tadi Jaemin memanggilnya.

"Jeno?"

Jeno tersadar setelah tangan Jaemin menyentuh pipinya. Ia menangkup tangan sang kekasih dan menggenggamnya.

"Ada apa, sayang?"

"Kenapa kau memandangiku seperti itu? Sampai melamun"

"Loh? Apa tidak boleh?"

"Bukan begitu, aku malu tau"

"Kenapa malu? Aku tidak keberatan kalau harus memandangimu seumur hidupku"

Jaemin menarik tangannya dan meninju pelan bahu Jeno.

"Dasar keju"

"Keju yang nikmat untukmu, kan?"

Semburat merah menjalar di pipi Jaemin, diiringi kekehan menyebalkan dari Jeno.

"Aku bersyukur dapat menikahimu. Sepuasnya aku bisa memandangimu, because you are mine"

"Cukup Jeno, aku bisa diabetes sebentar lagi!"

Jeno tertawa puas dan Jaemin terkekeh karenanya.


"Hahh.. Rasanya aku benar-benar ingin melamarmu lagi di tempat ini, Jaemin-ah.."

"Apa kita harus menikah lagi juga? Kali ini berarti giliranku untuk melamar dan menikahimu ya, Na Jeno"

Keduanya terbahak bersama. Kehangatan memenuhi ruang hati Jeno dan Jaemin.

"Tempat ini bisa kapan saja berubah oleh waktu. Tapi, aku akan tetap mencintaimu meski waktu terus berlalu"

"Jen -"


Cup.

Jeno mencuri satu kecupan dari Jaemin. Meski sudah sering dilakukan oleh Jeno, Jaemin tampaknya masih tersipu. Jaemin berdeham dan mengalihkan pandangannya untuk meredakan rasa malunya.

"Aku mau es krim"

"Kenapa tiba-tiba?"

"Aku mau es krim!"

"Hahaha, kau sangat menggemaskan ketika sedang tersipu malu, sayang"

"Diamlah, cepat gendong aku! Piggy back!"

"Baiklah, Yang Mulia Jaemin"

Dengan perlahan dan hati-hati, Jeno membantu Jaemin untuk naik ke atas punggungnya.

Hap!

Sang kekasih berhasil berada di atas punggung lebar Jeno. Kedua lengannya Ia kalungkan dengan nyaman pada leher Jeno.

"Lets go!"

Last Sakura [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang