Chapter 4

4K 896 10
                                    

Malam harinya, Jeno tidak bisa tidur. Sejujurnya, Jeno khawatir jika operasi Jaemin gagal. Ia terus mondar-mandir dan mengehela nafas cemas.

"Jeno?"

Jeno tersentak. Jaemin terbangun dari tidurnya.

"Sayang? Maaf, aku membangunkanmu, ya?"

"Tidak.. Kenapa belum tidur?"

"Hanya insomnia biasa.."

"Kau pasti mencemaskan operasiku besok pagi, ya?"

Tidak dapat mengelak, Jeno mengangguk pasrah. Ia memang benar-benar mencemaskannya.

"Tidak apa, aku juga sebenarnya takut dan cemas. Tapi, kau selalu mampu memberikanku kekuatan dan ketenangan.."


Jeno duduk di samping Jaemin dengan raut wajah yang cukup frustasi.

"Aku tau, kau selalu berusaha kuat untukku.. Tapi, tidak mengapa jika sesekali kau ingin mengeluh padaku, Jeno-ya.."

"Jaemin-ah.. Jika aku tidak berusaha kuat, kepada siapa kau akan bersandar, sayang?"

Jaemin tersenyum lembut dan mengusap surai kekasihnya dengan penuh cinta.

"Tidak selamanya kau harus kuat untukku.. Menjadi lemah juga bukan berarti kau benar-benar lemah, sayang.."

Jeno menitikkan air matanya.

"Jaemin-ah.."

"Maaf, kau harus kelelahan mengurusi pekerjaanmu dan merawatku.."

Jeno menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Jangan meminta maaf, itu adalah kewajibanku.."


Kini Jaemin menggeser tubuhnya sedikit -memberikan ruang untuk Jeno di atas bangsalnya.

"Kemari, ayo tidur. Tidurlah disampingku.."

"Kau yakin? Nanti kau merasa kurang nyaman karena kesempitan saat tidur"

"Tidak akan.. Ayo, kita harus sama-sama siap menghadapi hari esok"

Dengan patuh Jeno mulai memposisikan tubuhnya di atas bangsal tersebut.

"Pastikan kau memelukku sepanjang malam"

"Baik, sayang.."

Last Sakura [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang