15

229 26 0
                                    

Seperti biasa kemacetan di ibu kota sudah menjadi hal yang lumrah bagi para pengendara,hari ini cukup cerah dengan matahari yang bersinar menampakan keindahannya, berbeda dengan yang terjadi di antara kedua orang yang baru saja menjalin hubungan itu, kecanggungan menerpa kedua sejoli yang berada di dalam mobil sport merah itu, mereka sibuk dengan fikiran masing-masing tanpa berniat membuka percakapan, sang gadis memiringkan kepalanya ke arah jendela melihat banyaknya orang yang berlalu lalang di pinggir trotoar.

Ara memainkan kukunya dengan gelisah, "emm.... Ar nanti gue turun di depan gerbang aja" ucap Ara memecah keheningan.

"aku, sayang..." tutur Arkan membenarkan.

Ara melotot tak percaya, sayang, sayang, emang gue mau jadi pacarnya apa!"  batin Ara kesal.

"Loh..., ishh kan udah gu...aku bilang turunin di depan gerbang bukan di parkiran Arkan!" gemas Ara melihat tingkah laki-laki di sampingnya ini.

Arkan hanya menggendikkan bahunya acuh, "turun" ucapnya yang telah membukakan pintu untuk Ara. Ia bahkan tidak sadar bahwa sudah sampai di parkiran!,  Ara hanya menghela nafas, ia meringis pelan ketika menjadi pusat perhatian, iyalah!! bagaimanapun juga Arkan adalah idola di SMA ini meskipun sikapnya sangat dingin dan cuek tetapi tetap saja tampang dan harta segalanya! Dan sekarang, ia satu mobil dengan pria ini? Hufft....pasti nanti kupingnya akan sangat panas mendengar gosip-gosip yang simpang siur.

"Ar lepasin, kita jadi pusat perhatian" bisik Ara karena baru sadar tangannya di gandeng oleh Arkan.

Arkan berhenti sebentar, "abaikan" jawab Arkan tanpa memandang Ara.

"Shit" umpat Arkan melihat tiga orang pemuda yang berjalan ke arahnya, sedangkan Ara mengernyitkan dahinya bingung mendengar Arkan yang mengumpat, lalu ia mengedarkan pandangannya untuk melihat sesuatu.

"WOYYY..." teriak zeno sambil melambaikan tangannya.

Zeno menumpukan kedua tangannya di atas lutut saat sampai di depan teman-temannya, "Aduh...aduh...capek gue lari-larian ngejar tama sama reza" lanjut zeno membaringkan tubuhnya di tengah lapangan, mereka yang melihatnya hanya terkekeh maklum.

"Bukan temen gue" ucap Tama bersiul.

"Nggak kenal" ucap Reza mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.

"Kalian jahat banget sama dedek" ucap Zeno yang sudah terbagun dengan mencebikkan bibirnya kesal.

Ara tertawa pelan melihat tingkah mereka yang menurutnya sangat lucu, dengan sifat mereka yang berbeda-beda itu membuat pertemanan yang mereka jalani terasa lebih hidup.

"Tunggu!" Zeno menatap Arkan misterius, ia memiringkan kepalanya untuk melihat ke arah belakang Arkan, sepertinya tadi dia mendengar suara perempuan tertawa?.

"Bebeb gue.." tunjuk Reza mengikuti arah pandang zeno yang membulat, mereka terdiam di tempat masing-masing.

Tama yang tersadar langsung menatap Arkan tak percaya, "tangan lo Ar..." bisik Tama melirik tangan Ara dan Arkan yang bertautan.

Zeno menjulurkan lidah dan mengarah-ngarahkan lidahnya ke tangan Arkan, sedangkan Reza menaik-naikan alisnya, Ara terkikik melihat tingkah mereka yang sangat aneh itu, mengapa ekspresi mereka sangat lucu? Oh Ara ingin mencubit pipi mereka satu-satu. Berbeda dengan pria yang menggandeng tangannya hanya memberikan ekspresi datarnya.

"Haii...." sapa Ara tersenyum manis, Reza dengan gerakan cepat melepaskan tangan Arkan dari tangan Ara, lalu ia mengusap-ngusapnya lembut.

"Jangan sampe kamu kena virus dinginnya dia beb" ucap Reza dramatis sambil mengusap-ngusap tangan Ara dengan tisue.

I FOUND IT (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang