Segi-segi 1 》Brutal

482 37 2
                                    

"Cita-cita lo apa?"

Malam ini, Rose dan June milih buat main bareng dan akhirnya mereka ada di halaman belakang rumah June. Mereka gelar karpet di atas rumput sambil tiduran natap langit.

Rumah mereka deket, cuma sebelah-sebelahan. Alhasil, June yang gabut di rumah main ke rumah Rose. Mereka juga udah biasa saling main ke rumah satu sama lain. Orangtua mereka juga nggak masalah karena saling kenal dan anak-anaknya juga udah temenan sejak kecil.

Walaupun mereka nggak pernah satu sekolah dari SD sampe SMP, tapi mereka selalu ketemu setiap hari. Gimana nggak, rumahnya sebelah-sebelahan. Kalau mau kunjungin juga tinggal masuk karena pintunya nggak pernah dikunci. Kalaupun males jalan, mereka tinggal saut-sautan dari balkon.

Setelah mereka SMA, Rose sama June akhirnya disekolahin di satu sekolahan. Jadinya mereka makin lengket udah kayak perangko sama meterai.

"Nggak tau."

Rose membalikkan badannya menghadap June dan natap June yang masih setia liat bulan. "Bohong."

"Memangnya kenapa, Ochi?" June ikut membalikkan badan dan menatap Rose.

Sekarang mereka berhadap-hadapan dan saling tatap satu sama lain. Wets, jangan salah sangka dulu. Karena saking lamanya mereka sahabatan, jadinya hal kayak gini udah biasa buat mereka.

"Penasaran aja. Lagian, masa udah gede lo nggak punya cita-cita?"

"Ada lah."

"Apa?"

"Kepo." June nyelipin rambut Rose ke belakang telinga cewek itu karena tiba-tiba aja rambut Rose tumpah ke muka semua.

Rose manyun dan cubit pipi June. "Masa lo nggak mau kasih tau gue sih? Parah lo ya. Nggak anggep gue sahabat lagi nih ceritanya?"

June meringis dan melepas tangan Rose pelan. "Ya biar lo penasaran aja. Lagian buat apa juga sih lo tau?"

"Kepo!"

"Yah, ngambek." June terkekeh ngeliat Rose yang ikutin jawabannya tadi.

"Biarin, lonya juga main rahasia-rahasiaan. Nggak bakal gue kasih tau pokoknya." Rose balik natap langit malam lagi.

"Polisi."

Rose natap June. "Hah?"

"Hah hoh hah hoh. Conge!"

"Seriusan Jun?"

"Kaga. Becandaan doang."

Cewek itu nyubit dua pipi June pake tenaga badak.

"ARGGG SAKIT! LEPAS ANJIR!"

"Serius June!"

"Oh, lo maunya diseriusin nih ceritanya?" June godain Rose dengan menaikkan alisnya.

Rose akhirnya duduk dan ngedamprat muka June pake telapak tangannya. "Coba lagi lo jawab kayak tadi."

"Tolol! Jadi cewek nggak ada lembut-lembutnya."

Akhirnya mereka berdua ngelipet karpet yang tadi mereka gelar dan masuk kedalem karena udah banyak nyamuk yang gigitin mereka.

"Jun, pengen berenang."

Kalau di rumah Rose adanya halaman belakang luas, di rumah June ada kolam renang dan tempat santai-santai.

Sontak June jitak kepala Rose, bikin cewek itu hampir jatuh ke belakang. "Udah jam delapan malem nggak ada berenang!"

"Kalau jam sembilan boleh dong, kan larangannya cuma jam delapan."

June balik cubit pipi Rose. "Nakal ya Ochi. Gue bilangin Mami nih!"

Segi-segiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang