Segi-segi 6 》Mingyu Sakit

230 13 0
                                    

Entah kenapa Mingyu bisa ada di sini, tapi yang jelas, semua ini adalah salah June. Tadinya Mingyu lebih memilih buat ngendep aja di rumah, tapi June menghasutnya dengan berbagai cobaan yang bikin Mingyu pengen mengetahui dunia apa yang June tinggali selama ini.

Dan sekarang, kepalanya penat banget karena musik ajep-ajep yang daritadi bikin jantungnya ikutan jedag-jedug.

Mingyu nggak pernah menyukai tempat ramai dan musik cacingan kayak begini. Biasanya Mingyu cuma diam di rumah dan dengar musik mellow dari headsetnya sambil memandangi keluar jendela.

Sounds poetic, tapi memang dunia Mingyu kayak begitu.

Daritadi Mingyu nyebut berbagai warga keluarga kebun binatang dalam hatinya karena ditinggal June gitu aja. Dia yang ngajak, dia yang tinggalin juga. Bikin Mingyu pengen bogem muka June aja. Bodo amat mukanya hancur lebur, paling diomelin sama Rose doang.

Mingyu itu tetanggaan sama June-Rose, tapi nggak satu sekolah. Katanya, Mingyu bakal sekolah di tempat yang sama bareng June-Rose kelas sebelas ini. Rose mah seneng-seneng aja, soalnya bodyguardnya bertambah satu. Lebih tepatnya babu Rose bertambah satu sih. Kalau June bilangnya dia biasa aja, tapi di dalam hati misuh-misuh harus ketemu tampang Mingyu juga di sekolah.

Pokoknya sehabis pulang dari sini, Mingyu bakal laporin semua perbuatan maksiat June selama nggak ada Rose. Rose nggak pernah ikut, apalagi sekedar mangkal di depan club, cium bau alkohol aja udah hoak-hoek.

Mingyu ngelirik ke kanan, dan akhirnya nemu batang hidung June. Mingyu harus bertubrukan sama beberapa orang cuma untuk nyamperin June. Karena, yah, tempatnya ramai dan June jaraknya jauh sama tempat Mingyu duduk tadi minum es jeruk.

Gini-gini Mingyu mana kuat minum bir. Pesen es jeruk aja udah takut kalau minumannya dikasih racun segala macem kayak di film-film.

Tinggal beberapa langkah Mingyu bisa nyeret June keluar dari sini, badan dia ditahan sama seorang cewek. Mingyu mengernyit jijik saat cewek itu berusaha meraba-raba tubuh Mingyu sambil menggeliat mengikuti irama lagu. Cewek itu mengerling genit kepada Mingyu.

"Lo ngapain?" Tanya Mingyu dingin.

"Nari sama lo."

"Gue nggak merasa mau menari sama cewek murahan kayak lo."

Cewek itu kesal. "Tinggal bilang kalau lo nggak mau bareng gue. Nggak usah pake ngatain gue!"

"Gue udah bilang barusan. Lo budek apa gimana?"

"Cowok bangsat!"

"Lagian, kalau lo bukan cewek murahan, memangnya lo apa? Cewek baik-baik?" Balas Mingyu super ketus sambil menekankan kalimat terakhirnya.

Tanpa disangka-sangka, Mingyu ditampar sama cewek berbaju kurang bahan tadi. Pipi kiri Mingyu merah dan agak terasa nyut-nyutan. Buat Mingyu, tamparan cewek tadi nggak seberapa. Sering jotos-jotosan sama June bikin dia jadi kebal sama serangan fisik kayak begini.

"Minggir."

Cewek itu mulai berkaca-kaca, namun tertohok oleh kalimat Mingyu yang nggak sepenuhnya salah. Dia masih belum mau beranjak dari hadapan Mingyu.

"Gue bilang, Minggir."

"Nggak! Lo harus minta maaf sama gue! Tarik kata-kata lo tadi, atau—"

"Atau apa? Lapor polisi? Yang ada lo yang bakal ditangkep. Daripada ngurusin cewek bego kayak lo, mending lo minggir."

"Gue," dia terbata-bata. "bakal tuntut lo ke pengadilan karena mencemarkan nama baik gue."

"Dan gue akan tuntut lo atas pelecehan seksual lo ke gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Segi-segiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang