Prolog

89 13 5
                                    

Aurel POV

//flashback on//

Waktu itu, ketika sekolah memasuki tanggal 26 Januari. Kompetisi futsal dilaksanakan. Aku menemukannya. Seorang cowok dengan postur tubuh tinggi, kulit putih, dan bola matanya yang begitu menawan. Cowok itu tampak lebih WAH ketika sedang memasukkan bola ke dalam gawang. Keringat bercucuran didahi dan pelipisnya. Pandangan ku tidak teralihkan sama sekali. Sampai akhirnya bola matanya menubruk black eyes milik ku. Beberapa saat aku terhipnotis dengan bola matanya itu.

"Dimas,"

Cowok itu mengalihkan pandangan dan berlari menghampiri temannya yang memanggilnya. Aku pun mengerjapkan mata ku sebentar. Oh, ternyata namanya Farel.

===

Masih diwaktu yang sama, aku berkenalan dengannya. Dikantin, tepat pukul 12.30. Ia mengetahui nama ku. Saat itu aku sedang mengantri makanan. Lalu ia datang, menyerobot antrian.

"Gue boleh nyelak gak?" izinnya.

Dia ngomong pada ku. YA TUHAN!!!. Ini nyata kan? Adem banget suaranya astaghfirullah. Matanya, lagi-lagi aku jatuh cinta pada matanya. Dilihat dari dekat, itu kenapa indah banget ya? Tapi tunggu, aku sedang gak kegeeran kan? Dia bener ngomong sama aku kan?

"Lo ngomong sama gue?" Aku sedikit menyesal menampilkan wajah dongo saat bertanya kepadanya.

"Iya, elo." Jawabnya. "Aurel Annasya Gauri. Itu kan nama lo?!"

"Kok lu bisa tau nama gue?" tanya ku lagi.

"Ada diname tag lo."

BODOH! Kenapa aku gak nyadar.

"Gue Dimas, 11 ipa-3."

"Gak usah dikasih tau, gue juga udah tau kali nama lo pak!" batin ku berbicara. "eh, eh, itu kenapa tangannya diulurin? Mau ngajakin salaman? Mau banget!"

"Aurel, 10 ips-1"

KAKU BANGET SIH LO! NANTI KALO DIA ILFEEL GIMANA?!

"Jadi?"

Aku mengerutkan kening, "jadi apa nih?"

"Jadi gue boleh nyelak antrian lo gak?"

"Oh, gue kira apaan. Yaudah," putus ku.

"Beneran ni?" Yah si doi gak yakin.

"Iya,"

"Oke, tenks ya, btw lo baik banget si. Jadi gak sabar nunggu pertemuan kedua." Katanya sembari terkekeh.

Aku hanya tersenyum menanggapi. Padahal aku sudah memimpikan kejadian yang paling romantis buat kenalan nanti. Ah, ternyata realita gak seindah ekspetasi

//Flashback off//

Faded CheerfulnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang