Happy reading ✨
•••••••
Bagian sembilan
- Kata orang memang benar, cinta bisa membutakan segalanya -•••••••
"Untung gue gak telat." Aurel menghembuskan nafas lega.
Ia langsung lari lagi masuk ke dalam bis, lalu dicarinya Milla.
"Mil, kok elu malah duduk bareng Caca sih? Kan elo udah janji sama gue kemarin nyet." Aurel berkata dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
"Gua udah nungguin lu lama banget su, terus gue dipindahin tempat duduk, jadi yaudah, daripada gue gak dapet temen buat duduk bareng." Ujar Milla enteng.
"Ah, Milla kok elu jahat sih sama gue. Ah, kesel!!"
Tidak lama kemudian, terdengar suara Bu Hanum dari pengeras suara. Ia menyuruh untuk segera duduk di bangku masing-masing karena sebentar lagi akan di absen atau bahkan sudah saatnya.
"Ibu, saya belum dapet tempat duduk." Aurel berkata dengan tersenyum kecut.
"Assalamu'alaikum bu," Daniel datang entah darimana asalnya. Cowok beralis tebal itu menyalimi tangan Bu Hanum. "Makin syantik aja ibu ih."
"Ye, dasar buaya darat lo, guru sendiri aja lo godain, najis ih." Aurel menaikkan bahu nya sambil berekspresi jijik.
"Sudah sudah!" Bu Hanum menengahi. "Untung kamu datang lebih cepat Daniel, berhubung Aurel belum punya temen duduk, kamu juga baru dateng kan, jadi mending kalian bareng saja ya. Dua bangku belakang sebelah kiri masih kosong tuh, tempatin sana." Ucap Bu Hanum.
"Yah bu kok sama dia si bu, saya gak mau ah." Aurel menolak dengan memutar bola matanya jengah.
"Saya sudah janjian sama temen saya bu." Daniel beralasan.
"Kalian tau kan ibu paling tidak suka dibantah?" Selanjutnya, Aurel menghela nafas kasar. Tidak ada guna nya membantah perintah bu Hanum. Hanya membuang waktu sia-sia saja.
🧕🧕🧕🧕🧕
Daniel menutup pelan buku novel yang berada di pangkuannya. Novel dengan genre action itu bisa di katakan sebagai peneman di kala ia bosan saat di perjalanan.
Daniel menengok ke sebelah. Jantung nya berdegup cepat ketika pandangan nya itu tidak luput dari wajah gadis di sebelah nya. Wajah polos nan damai saat Aurel tidur memberikan kesan tersendiri bagi Daniel. Dari wajah nya itu Daniel bisa menebak bahwa Aurel sangat lelah. Apalagi setelah mengingat kegiatan apa yang dilakukan gadis itu sebelum tertidur.
Musik yang dipopulerkan oleh Fiersa Besari dengan judul celengan rindu itu menggema bercampur dengan suara merdu nan abstrak khas penduduk sekolah tempat Aurel belajar. Diantara penumpang lain yang berada di dalam bus, hanya Aurel lah yang paling alay dan heboh ketika menyanyikan lagu tersebut. Akibat nya, cewek berlesung pipit satu itu kelelahan yang tanpa ia sadari ia tertidur pulas.
"Cantik juga lo." Gumam Daniel pelan
Tak berselang lama, Aurel bangun tepat saat bus yang mereka tumpangi sampai dengan selamat sentosa di lokasi tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded Cheerfulnes
Romance#1 in pudar Aurel, remaja labil yang tengah asyik menikmati masa putih abu-abunya ini. Selain pendidikan, persoalan cinta dan persahabatan, juga teman sebaya menjadi problem utamanya. Apa solusi darinya mengatasi problem remaja? Ternyata...