Chapter 10 - "Jangan nangis, please!"

20 6 0
                                    

Happy reading ✨
Boleh kok ditandai kalo nemu kesalahan 😉

••••••

Bagian sepuluh
- Berjuangnya sendirian, sakit hati nya juga sendirian, aduh nyesek banget yaa :) -

••••••

"Aurel,"

"Aurel, Aurel"

"Aurel ..."

Panggilan itu terdengar oleh Aurel. Ia mencoba mengikuti asal arah suara tersebut.

"Aurel,"

Langkah kaki Aurel terus berjalan mengikuti suara itu.

"Au .. relll"

Dari jauh ia dapat melihat seseorang. Dan sepertinya ia mengenal nya. Tanpa aba-aba Aurel mendekati. Bukan, bukan mendekati lagi tapi memeluk orang itu.

"Milla, gue nyariin lo, lo kemana aja? gua takut." Terdengar isakan kecil dalam pelukan itu.

"Rel, gua bukan Milla."

Aurel terdiam. Ia mengurai pelukannya. Ia juga melihat orang yang di peluknya. Dan benar, ia salah memeluk orang.

😳😳😳😳😳

"Sorry," ucap Aurel pelan.

Daniel menghela nafas kasar. "Lu bego! Lu tolol! Lu ngapain jalan-jalan ke hutan cuma berdua? Lu punya otak kan? Pergunakan! Ini hutan. Bukan tempat wisata. Kalo terjadi sesuatu gimana? Siapa yang mau tanggung jawab?" Suara Daniel terdengar seperti bentak kan dan itu sukses membuat Aurel takut.

Mata Aurel mulai berkaca-kaca. Daniel segera memeluknya bersamaan dengan isak kan tangis Aurel. "Gua cuma gak mau terjadi apa-apa sama lo."

Daniel membiarkan nya untuk beberapa saat.

"Niel, gue takut." Aurel berujar pelan di dalam dekapan.

Daniel membalas. "Lo gak papa kan?" Dari wajah nya itu terlukis rasa kekhawatiran yang tertutupi.

"Rel, jawab gue!" Di pegangi nya bahu Aurel. Juga di pandangi nya mata cokelat milik perempuan itu. Daniel dengan sedia memeluk Aurel saat perempuan itu sudah mulai terisak.

"Jangan nangis, please!" Bisik kan Daniel terdengar sangat lembut di telinga nya kala itu.

"Daniel, jangan tinggalin gue ya," hanya itu yang di ingat Aurel sebelum ia pingsan.

😭😭😭😭😭

Sampai di perkemahan. Daniel di sambut teriakan kekhawatiran yang ditunjuk kan untuk perempuan yang sedang berada dalam gendongan nya. Daniel menurunkan nya. Aurel langsung dibawa menuju barak kesehatan.

⛺⛺⛺⛺⛺


"Oh jadi ini yang berlagak pahlawan," langkah kaki Daniel berhenti kala mendengar suara itu. Tanpa perlu membalikkan badan ia sudah hafal betul siapa pemilik suara itu. Namun, Daniel tetap melakukan nya untuk memastikan dugaan nya benar.

Faded CheerfulnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang