Part 3 : Syaiton Laknatullah

10.7K 60 0
                                    


Malam harinya, pukul 11 malam, Rifqi datang kembali ke kuburan Putramungkara. Tentu tempat itu terlihat sangat gelap dan mengerikan. Hembusan angin dingin malam menusuk tulang, apalagi Rifqi bertelanjang dada dan hanya memakai kolor hijau.

"Ohh, mas sudah datang... Saya akan bukakan gerbangnya... Jangan lama-lama ya..." Ucap satpam itu mengingatkan.

"Baik, pak! Terima kasih banyak! Saya tidak akan berlama-lama!" Jawab Rifqi tersenyum.

Satpam kekar itu pun membukakan gerbang kuburan untuk Rifqi. Akhirnya Rifqi bisa masuk ke kuburan itu dengan leluasa tanpa hambatan.

"Duh, ternyata seram ya di kuburan sendirian tengah malam... Duhh, aku merinding... Dingin juga..." Ujar Rifqi mulai ketakutan.

Suasana gelap, sunyi, dan dingin sangat mengerikan. Tentunya banyak kejadian seram bisa terjadi. Rifqi berusaha tetap berani meskipun bulu kuduknya berdiri.

"Di-dingin..." Rifqi menggigil.

Rifqi berusaha mencari makam bang Afzal dan akhirnya sampailah Rifqi di depan batu nisan Afzal. Terdapat tulisan 'Mohammad Afzal Aminullah' di situ. Rifqi pun terjatuh berlutut di hadapan nisan itu.

"Jadi di sini bang Afzal beristirahat... Semoga bang Afzal bisa beristirahat dengan tenang ya..." Ucap Rifqi dengan mata berkaca-kaca.

Rifqi pun mengeluarkan air matanya. Dia menangis.

"Maafkan aku, bang Zal.. Aku sudah janji tidak akan nangis lagi... Tapi aku tidak mampu... Aku payah... Aku sungguh memalukan..." Ujar Rifqi.

Rifqi mendoakan bang Afzal sambil mengucurkan terus air mata.

"Kenapa harus bang Afzal?! Aku sudah tidak tahan lagi! Arghhhh!! Jika kalian bisa merasakan kesedihan dan amarahku saat ini, jawablah aku, arwah-arwah makam!!" Teriak Rifqi sambil mengangkat kedua tangannya.

DHHHUAAARRRR!!!

Tiba-tiba terdengar bunyi petir padahal tidak hujan. Rifqi kaget. Bulu kuduknya langsung merinding. Rifqi pun merasa ketakutan. Muncullah sebuah asap hitam di hadapan Rifqi. Asap itu mengumpul dan membentuk sesosok mahkluk berwarna merah dengan tanduk di kepalanya. Sosok itu tertawa. Rifqi langsung refleks mundur namun jatuh terduduk di tanah.

"HAHAHAHAHAHA!!! SUNGGUH INDAH SEKALI MALAM INI!!! HAHAHAHAHA!!!" Ucap sosok merah itu sambil tertawa keras.

"A-apa itu? Ha-hantu?"

"Wahai, anak muda! Kau adalah manusia idaman kami para setan! Hahaha!" Ujar sosok merah itu.

"Si-siapa kau?" Tanya Rifqi.

"Aku adalah Watsin... Syaiton yang muncul ketika seseorang mengalami musibah dan menderita... Aku lahir karena kebencianmu... Katakan kalau kau memang mengalami banyak hal buruk selama hidupmu kan, RIfqi? Hahaha!" Jawab sosok merah itu.

"W-watsin? Jadi kau lahir karenaku... I-itu sebabnya kau mengenali namaku? Kau tahu semuanya bahwa aku mengalami hal buruk selama ini... Jadi apakah kau muncul untuk menolongku di sini?" Tanya Rifqi.

"Tentu saja aku akan menolongmu! Bahkan aku bisa mengubah hidupmu! Selama kau berada di dunia ini, kau akan hidup tentram, Rifqi! Aku bisa melakukannya untukmu, tapi tentu saja itu tidaklah gratis! Hahaha!" Jawab Syaiton Watsin.

"Su-sungguh? Mengubah hidupku? Kau dapat mengubah hidupku? Apa yang harus kulakukan untuk mendapatkannya? Apa syaratnya?" Tanya Rifqi berbinar-binar.

"Jiwamu, Rifqi! Aku ingin jiwamu! Perjanjian denganku hanya mempersyaratkan jiwa! Jika kau mau memberikan jiwamu padaku, maka aku akan mengubah hidupmu! Tapi itu tergantung padamu, apakah kau setuju atau tidak! Hahaha!" Jawab Syaiton Watsin.

Kisah Si 'Kolor Ijo'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang