Part 5 : Investigasi

5.8K 29 0
                                    


Aksi 'Kolor Ijo' semakin merajalela. Berita dipenuhi oleh kasus pemerkosaan oleh 'Kolor Ijo' yang tak kasat mata. Banyak gadis yang sudah menjadi korban. Namun, rupanya Rifqi juga mengalami kewalahan. Gadis yang diperkosa oleh Rifqi kemarin malam adalah murid silat. Perut Rifqi memar akibat terkena beberapa tendangan dari gadis itu. Rifqi sampai muntah darah juga akibat tendangan itu. Namun, Rifqi berhasil membunuh gadis itu dengan mencekiknya.

"Sialan! Sakit sekali! Arghhh... Perutku... Kolor ijo harus kuat!" Erang Rifqi kesakitan.

Hari itu Rifqi izin tidak bekerja. Rifqi bangun siang dan memperhatikan memar biru di perut six-packnya yang masih tampak.

"Ini semua karena kebodohanku! Tolol!" Geram Rifqi memegangi perutnya.

Namun, siang itu terdengar ketukan pintu kamar kos Rifqi. Segeralah Rifqi membukanya. Rifqi terkejut melihat dua orang yang kini berdiri di hadapannya. Yang satu adalah polisi. Dan yang satunya lagi adalah seorang wanita. Saat itu, sang wanita tampak sedang memegang sebuah koran.

"Permisi... Maaf mengganggu... Nama saya Edna... Saya dari pihak penyelidikan bersama polisi... Kami menyelidiki seluruh tempat karena kasus pemerkosaan oleh 'Kolor Ijo' terus terjadi... Kami butuh informasi dari anda..." Ucap wanita itu.

"Ohh iya, silakan.... Apa yang ingin anda selidiki di sini? Saya bisa menjawab semuanya..." Ujar Rifqi berusaha tetap tenang.

"Kemarin malam anda berada di mana jika saya boleh tahu? Dan apa yang anda lakukan pada saat itu?" Tanya Edna.

"Ohh, kemarin malam, saya berada di kamar kos saja... Saya beristirahat sepanjang hari..." Jawab Rifqi berbohong.

"Kalau boleh tahu, kenapa pada perut anda ada memar biru?" Tanya Edna penasaran.

"Waktu itu ketimpa semen pas saya lagi kerja... Makanya ada memar di perut saya..." Jawab Rifqi tak masuk akal.

"Ohh begitu... Maaf sudah mengganggu anda... Semoga cepat sembuh..." Ujar Edna.

Wanita penyelidik dan polisi itu segera keluar meninggalkan kos Rifqi. Tentu saja Rifqi lega karena tidak ketahuan.

"Syukurlah tidak ketahuan... Tragedi ini semakin menggemparkan ya sampai-sampai polisi dan penyelidik bertindak ke rumah orang-orang..." Gumam Rifqi.

Namun, Rifqi tidak sadar bahwa dia sudah dicurigai. Polisi dan wanita penyelidik itu berbicara di dalam mobil polisi.

"Jelas sekali pemuda itu berbohong... Berdasarkan data dari tempat kerjanya, tidak ada kejadian dimana perutnya tertimpa semen... Adanya yang benar bahwa pemuda itu pernah menjatuhkan semen sampai pecah... Tapi kejadian itu sudah cukup lama... Dia membalikkan ceritanya..." Ucap sang polisi.

"Saya juga tahu bahwa dia pasti berbohong... Semalam, dia tidak berada di kosnya... Dia sempat pulang ke kos, saya tahu... Saya memasang CCTV di luar... Tapi setelah itu, dia pergi lagi... Dan yang membuat saya curiga adalah pemuda itu selalu memakai kolor berwarna hijau... Apa ini ada hubungannya?" Sahut Edna.

"Tapi kita belum punya bukti yang cukup kuat... Kolor ijo tidak kasat mata... Lagipula, kita tidak memasang CCTV pada kamar korban.... Kita tidak bisa melakukan itu..." Ujar sang polisi lagi.

"Tapi saya memiliki bukti bahwa kolor ijo itu bukanlah setan, tapi manusia biasa..." Tegas Edna.

"A-apakah ada jejak yang ditinggalkan olehnya?" Tanya sang polisi penasaran.

"Seusai Kolor Ijo memperkosa korban yang merupakan anggota silat kemarin malam, ada sedikit darah di lantai luar kamar itu... Bukan darah korban... Korban tewas di dalam kamar... Lalu darah siapa yang berada di luar kamar itu? Kolor ijo! Pasti dia adalah manusia biasa yang menggunakan ilmu hitam... Dia keluar melalui pintu!" Jelas Edna.

Kisah Si 'Kolor Ijo'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang