Pagi yang mendung di hari yang entah apa. Langit kelabu adalah pemandangan bagi semua orang, meski begitu mereka tampak bahagia dan biasa saja. Termasuk kami sekeluarga. Bagiku biasa saja sebenarnya, tapi agar kompak kupaksakan diriku untuk bahagia juga. Karena hari ini adalah hari dimana kami sekeluarga beserta keluarga besar ibuku akan pergi Umrah bersama. Ya, pergi umrah untuk ke sekian kalinya.
Telah pergi umrah untuk ke sekian kalinya tidak membuat ayah dan ibuku merasa bosan merasa repot mempersiapkan segalanya. Mulai dari mencari passport di tumpukan banyak dokumen di lemari, tiba-tiba mendapat tamu dari agen biro umrah, ikut manasik, hingga pergi ke kantor biro untuk mendapatkan suntikan kesehatan. Serepot apapun pasti mereka jalani. Termasuk untuk umrah sekeluarga besar.
Dari keluarga besar ibuku, ada beberapa yang sudah melaksanakan umrah dan haji. Meski begitu ibuku sendirilah yang menyalonkan dirinya menjadi yang paling sibuk dan repot menyiapkan semuanya. Karena tidak begitu, ibuku pasti akan mengeluh dan tidak puas jika perjalanan ini dipersiapkan oleh salah satu anggota keluarga.
Sebuah mobil silver masuk dan parkir di halaman rumahku yang luas. Ibuku yang sedang menyapu teras depan menyambut mereka. Mereka adalah kakak perempuan ibuku beserta keluarganya dari Bagor. Aku yang sedang siram-siram tanaman melambaikan tangan dan dibalas senyuman dari mereka. Lalu datang lagi sebuah mobil (silver lagi) yang dari plat nomernya kutebak adalah adik perempuan ibuku beserta keluarganya dari Mrican. Tanpa berpindah tempat aku hanya melambaikan tangan menyambut mereka yang juga dibalas senyuman (lagi) ketika mereka turun dari mobil. Keengganan menyuruhku untuk hanya melambaikan tangan, tidak menghampiri mereka. Hehehe.
Halaman rumahku yang luas penuh dengan bunga (abu-abu) menjadi tidak luas lagi. Semua bunga (abu-abu) basah dengan air yang malah membuatnya suram, tidak indah. Aku tidak peduli. Aku menggulung selang air dan berenjak dari sana. Ketika aku masuk ke dalam rumah, rumah yang sepi ini telah menjadi ramai dari ruang keluarga. Dengan langit yang kelabu, pemandangan sekitar tidak terang, tapi mengapa lampu rumah tidak dinyalakan? Kulewati saja mereka yang sedang asyik mengobrol dengan ibuku menuju kamar mandi. Suara obrolan mereka sama sekali tidak terdengar dari kamar mandi. Aku mandi dalam ketenangan. Selesainya mandi, kudapati ruang keluarga telah sepi. Lho, kemana mereka?
"Mereka sudah ke kantor biro di Tanjunganom,". Ayahku muncul dari suatu ruangan dan memberitahu. Eh, cepat sekali?
Tanpa mempedulikan kebingunganku, ayahku menyuruhku untuk segera ganti baju. Kemudian ayahku masuk ke sebuah ruangan gelap. Lho? Ini masih pagi kan ini. Namun, tiba-tiba sakit melilit perutku.
Segara aku berlari ke belakang rumah tempat WC berada. Ibuku sengaja menempatkan kloset WC di tempat berbeda daripada di kamar mandi dalam rumah. Eh? Kumuh sekali. Gudang di samping WC sangat gelap dan kotor sekali. Beneran sangat kumuh, suram sekali di dalam gudang. Pintu WC tertutup karena ini adalah kebiasaan ayahku yang selalu menutup pintu setelah selesai memakainya. Aku berdiri di depan WC dan membuka pintunya. Tepat ketika aku akan masuk, sebuah bayangan hitam nampak sedang berjongkok.
"Bentar!, sedang kupakai," Ternyata itu adalah ayahku, beliau berteriak menyuruhku keluar dan menunggu. Eh? Lho? Bukannya ayahku ada di dalam.
"Woi!! Sudah siap," Terdengar suara anak kecil yang berteriak dari pintu rumah adik laki-laki ibuku sekaligus tetangga rumah yang terhubung dengan rumahku.
Apanya yang sudah siap? Segera aku menuju ke dalam rumah. Lho? Perutku sudah tidak sakit lagi? Aku ganti baju dan langsung menuju depan rumah. Ketika berada di depan rumah, mataku buram melihat sekitar. Dalam keburaman, ayahku menarik tanganku menuju sebuah mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terjelaskan
Короткий рассказKumpulan cerita tentang mimpi-mimpi yang pernah penulis alami. Ada beberapa hal atau adegan yang ditambahkan agar cerita lebih jelas. Mohon maaf apabila ada bagian yang sulit dipahami, karena mimpi memang sulit dijelaskan. Selamat membaca.