Rasa takut hanya perlu Dihadapi.💪✅
Bukan Dilawan.👊❌💜Happy Reading💜
🍁🍁🍁
"Bun, gimana ya?" Nayra menghela napas panjang.
Hana melirik putri kesayangannya yang sedang menggeletakkan kepalanya diatas
meja makan dengan bibir yang dikerucutkan.Sambil menunggu masakannya matang, Hana menyempatkan diri untuk bertanya, sebenarnya apa yang membuat gadisnya seperti itu.
- (Hana = Bunda Nayra)
"Apanya yang gimana sayang?" Hana membelai rambut panjang Nayra.
Gadis jelita itu menatap lekat wajah Hana. Hal itu membuat Hana sedikit bingung. Tak biasanya Nayra memandang sampai sebegitunya.
Senyum manis perlahan terukir di wajah Nayra. Tatapan cerianya tiba tiba muncul begitu saja. Tingkah lucunya mengundang tawa kecil dari Hana.
"Kamu kenapa Nay? Tadi murung sekarang cengar cengir gitu?" Hana terkekeh.
"Gak apa apa bun. Habis lihat mata bunda, beban aku hilang. Hehe.." Nayra menunjukkan gigi mungilnya dan tersenyum polos.
Hana menggelengkan kepalanya, nampak seperti ia gemas dengan perilaku anaknya. Tetapi sebetulnya, ia masih curiga. Nayra sempat berbicara soal beban.
Beban apa? Apa ada yang dia rahasiakan dariku? -Batin Hana
Setelah masakan matang, mereka makan siang berdua. Nayra tak pergi ke sekolah hari ini. Sebab, para guru dan staf sekolahnya sedang mengadakan rapat dengan guru sekolah lain di luar kota.
Mengapa mereka hanya berdua? Kemana yang lain? Ayahnya (Abbas) memiliki schedule meeting dengan klien dari Kalimantan. Wajar saja jika Abbas sangat sibuk, dia Direktur Utama diperusahaannya.
Dion dan Neisha (Kakak Nayra) sudah berangkat ke kampus. Sedangkan si sulung Araz sudah pindah lalu tinggal di Bandung dan berumah tangga. Sepekan sekali Araz mengunjungi rumah orang tuanya untuk sekedar memanfaatkan waktu senggang bersama keluarga.
Hubungan keluarga yang satu ini sangat harmonis. Saling melengkapi dan saling menguatkan satu sama lain, walaupun karakter setiap anggotanya terbilang cukup kontras.
Kembali lagi dengan tingkah aneh Nayra kepada Hana. Nayra tampak menyembunyikan sesuatu darinya.
"Nay, kamu mau cerita apa sebenernya sama bunda?" Tanya Hana dengan lembut.
"Gak apa apa kok bun. Aku cuma mau nanya, bunda pernah masuk organisasi gak dulu?"
Hana memutar ulang memorinya. Ia teringat saat terpilih menjadi ketua OSIS di SMP nya.
"Pernah. Kenapa?"
"Bunda jadi apa waktu itu?" Tanya Nayra penasaran.
"Bunda jadi ketos. Waktu zamannya bunda SMP."
Nayra membulatkan bibir dan bola matanya seolah tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last For You
Teen FictionIa menemukan sebuah kotak merah ditumpukan buku. Nayra memutuskan untuk membukanya. Terdapat sepucuk surat dan kalung yang tersimpan rapi didalamnya. Hal itu membuat Nayra tak dapat menahan kesedihannya. Perlahan air mata menetes membasahi pipinya y...