Ilmu unpaedah hari ini :
💐Cewek itu dikejar, bukan mengejar💐🍁🍁🍁
"Haduhhh... Sampe akhirnya. Capek juga dari rumah ke sekolah lari kek tadi." Nayra mengusap keningnya yang basah karena penuh keringat.
Bola matanya melirik ke arah gerbang sekolah yang sudah terkunci. Gadis berponi itu mencari akal agar bisa masuk dengan aman.
Apa manjat aja ya? Akh, izin aja deh. Tapi kalo izin, pasti kena semprot nih. Pintu belakang, udah dikunci belum sih? Liat dulu lah. - Batin Nayra
Nayra memutar menuju pintu kantin (pintu belakang) yang biasanya masih terbuka. Namun, ia bingung bagaimana jika sudah ditutup juga?
Sesampainya di sana, Nayra mendapati pintu kantin yang sudah terkunci. Ia semakin bingung. Jikalau ia mencoba tidak jujur kali ini, nantinya akan menjadi kebiasaan buruk dan menjadi kecanduan.
Duh, gimana nih? Gak ada yang telat lagi apa ya hari ini? Biasanya banyak. Mana jam pertama pelajaran Bu Rifat lagi. -Batin Nayra gelisah
Krsk Krsk Krsk...
Suara apaan tuh? -Nayra mencari sumber suara tersebut.
Pandangannya terpaku pada seorang lelaki berkulit cerah sedang menaruh sesuatu dibalik semak semak dan terlihat seperti sedang berusaha memanjat tembok kantin untuk masuk ke sekolah.
Siapa tuh? -Tanya Nayra dalam hati
Tak lama, lelaki itu menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan seorang perempuan di sebelah kanannya.
Lantas, lelaki itu menoleh dan...
"Kak Ray? Ngapain jam segini masih diluar?" Nayra mendekati Ray yang kini sedang membelalak terkejut.
Lah, kok ada Nayra sih anjir? -BatinRay
"Ng-nggak. Situ ngapain?" Tanya balik Ray kepada Nayra dengan tatapan dingin dan gugup.
"Hmmm... Kak Ray telat ya? Hayo, ngaku!" Jari telunjuk Nayra berputar putar dan menunjuk ke arah wajah Ray.
"Sotoy."
"Gak usah nutup nutupin deh. Terus kakak ngapain ada disini kalo bukan telat alasannya?" Nayra tersenyum penuh ledekan.
"Lah, ngaca orang mah! Lo udah ada di dalem apa belum? Lo telat juga kan?" Ucap Ray ngegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last For You
Teen FictionIa menemukan sebuah kotak merah ditumpukan buku. Nayra memutuskan untuk membukanya. Terdapat sepucuk surat dan kalung yang tersimpan rapi didalamnya. Hal itu membuat Nayra tak dapat menahan kesedihannya. Perlahan air mata menetes membasahi pipinya y...