제 16 회

67 9 15
                                    

"Takdir seolah tak ingin mereka bersatu. Memisahkan mereka lewat sebuah tragedi besar yang begitu menyakitkan."

(Yoon Seo Hyun)

***

Happy Reading
❤❤❤

Rombongan pengawal yang mengiringi tandu Putri Mahkota akhirnya sampai di depan gerbang istana. Para penjaga pintu lekas membukakan gerbang maha besar tersebut. Membuat Kasim Jang lari terbirit-birit saking senangnya, karena yang sejak tadi ditunggu-tunggu akhirnya datang.

"Seja Jeoha, Seja Jeoha! Putri mahkota akhirnya datang!" serunya heboh. Lupa pada usia. Lupa pada tata krama kerajaan. Ia hanya, terlalu bersemangat.

Wajah khawatir Hyun yang sejak tadi mondar-mandir tak tentu arah, kini mulai berseri. Kedua matanya berbinar. Antara menahan tangis dan juga bahagia.

Sudah terlalu lama ia menunggu. Membuat waktunya terbuang oleh penyesalan yang tiada tara. Oleh rasa sakit yang bahkan tabib hebatpun tak bisa menyembuhkannya. Tak bisa menghilangkan rasa perihnya. Rasa sakit yang hanya Sae Ron lah obatnya.

"Jeoha, Putri Mahkota sudah kembali!" seru Kasim Jang bahagia, saat kedua kaki itu akhirnya masuk ke dalam kamar Hyun yang masih berantakan bukan main.

Hyun tentu tak mampu menutupi rasa bahagianya. Didekapnya erat tubuh kasim yang selalu setia bersamanya dalam segala kondisi itu. "Gomabda," lalu melangkah cepat menuju pintu utama. Kasim Jang masih mengekor di belakangnya dengan tatapan penuh bahagia.

Kedua langkahnya terhenti. Pun dengan para pengikutnya di belakang. Rasa bahagianya semakin membuncah, saat melihat gadis yang ia rindukan tengah melangkah lemah sambil dituntun oleh Seol. Itu gadisnya.

"Sae Ron-ah!" Langkah Hyun semakin dekat ke arah Seo Hyun. Mengambil alih posisi Seol untuk menggadeng gadis yang sudah sah menjadi istrinya. "Syukurlah kau baik-baik saja. Kau membuatku khawatir!" ungkapnya bahagia.

Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menelusup masuk ke dalam perasaan Seo Hyun. Sebegitu besarnyakah rasa cinta Hyun untuk adiknya? Ia hanya merasa kasihan pada keduanya. Pada Hyun juga Sae Ron. Takdir seolah tak ingin keduanya bersatu. Memisahkan mereka lewat sebuah tragedi besar yang sebelumnya diduga pernah terjadi dalam ruang lingkup kerajaan.

Permainan hitam itu nyatanya sudah ikut campur dalam urusan kehidupan. Sungguh, perasaan dendam dalam hati Seo Hyun semakin terpatri dalam.

Senyum lemah Seo Hyun hadiahkan untuk Hyun. Sebagai pertanda bahwa dirinya tak perlu lagi cemas. Segalanya akan membaik. Segalanya akan kembali pada posisi semula.

"Sae Ron-ah, kau benar-benar kembali? Aku tak bisa memercayai keajaiban ini!" Direngkuhnya tubuh itu erat. Seolah tak ingin lagi dipisahkan oleh takdir. Melepas segala rindu yang sudah lama ia bendung hingga putus asa. Bulir itu tak mampu lagi tertahan. Hyun menangis dalam dekapan Seo Hyun yang ia anggap sebagai Sae Ron, istrinya.

Sungguh miris.

***

Seo Hyun kini tengah berbaring di atas kasur lantai istana barat. Sung Gyu masih melaksanakan tugasnya untuk terus memantau kesehatan Seo Hyun. Kedua mata sipitnya terpejam. Tangannya sibuk merasakan denyut nadi dari pergelangan tangan Seo Hyun.

Sesekali keningnya mengernyit, karena merasakan denyutan aneh dari nadi Seo Hyun. "Nadi anda berdenyut cepat sekali, Mama. Anda harus banyak beristirahat," ujarnya.

Two Moons {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang