04 : Kebo

30 2 0
                                    

•••

Dikamar Renan..

"Ren! Bangun! Ayo pindah! Tadinya gue mau gendong lo! Tapi lo berat juga ya." Kata Randy sambil mengguncang tumbuh adiknya.

"Renn!! Ayoo pindah! Ish! Kebo banget sih lo! Tinggal bangun bentar biat pindah susah banget!" Suara Randy semakin meninggi tapi belum kedengeran sampe luar.

"Apasih lo ganggu aja! Lo kan liat tadi gue baru tidur! Gue cape abis ngerjain tugas! Besok gue juga mesti sekolah!" Cerocos Renan panjang lebar, masih dengan mata tertutup.

"Udah ayo bangun ah! Ada tamu! Jadi lo tidur dikamar gue!" Randy menarik tangan Renan supaya bangun.

"Tamu siapa sih?!"

"Udah gausah banyak tanya! Bangun dulu kebo!"

"Gue udah bangun! Bawel lo! Tuntun gue, nanti gue kejedot." Pinta Renan

Mau tidak mau Randy harus menurutinya. Akhirnya dia menuntun Renan keluar kamar.

"Loh kok Renan bangun?!" Tanya Rendy dari ruang tengah.

"Iya nih kak, tadi dia belum tidur." Kata Randy berbohong dan mendapat injakkan dari Renan disebelahnya.

"Awww! Sakit Ren!" Jerit Randy kesakitan.

"Bohong kak! Tadi Kak Randy bangunin aku! Udah tau lagi enak-enak tidur!" Gerutu Renan kesal.

"Loh tadi katanya kuat gendong Renan." Tanya Rendy

"Hehe, gak kuat kak, Renan ternyata berat." Jawab Randy sambil cengengesan dan kembali mendapat injakkan dari Renan. Kini ia hanya meringis kesakitan.

"Apaa?! Lo bilang gue berat?!" Kesadaran Renan Terkumpul, matanya melotot ke arah Randy, sedangkan Randy hanya cengengesan kalo melihat adiknya sudah begini.

"Udah sana kalian tidur, besok kesiangan gimana?" Rendy memperingati mereka, jika tidak segera di cegah, pertempuran ini bisa lanjut sampe besok pagi.

"Iy- Itu tamunya kak?! Siapa?" Tanya Renan, ketika sadar ada perempuan yang tidur di bangku ruang tengahnya.

"Udah tidurr, udah malem juga, besok aja kakak ceritain." Ucap Rendy dan di turuti oleh mereka.

Setelah mereka masuk kamar. Rendy pun menggendong Perempuan yang belum ia ketahui namanya itu ke kamar Renan.

Setelah itu barulah ia tidur dikamarnya. Renan yang mengusai kasur, sedangkan Rendy dan Randy, gelar kasur tipis di lantai.

•••

Keesokkan paginya..
Pukul 5 pagi..

"Ren bangunin Randy yaa, daritadi udah kakak bangunin tapi belum bangun juga." Pinta Rendy ke Renan, yang sudah siap dengan seragam putih birunya. Sementara Rendy menyiapkan sarapan untuk mereka, dan juga perempuan yang masih terlelap di kamar Renan.

"Udah si kak dia mah emang gak minat sekolah." Tolak Renan secara halus.

"Ren.." Nada suara Rendy yang satu ini seolah adalah sihir yang selalu membuat adik-adiknya akan menurut.

"Iya kakk." Renan memutar bola matanya malas, mau tidak mau ia harus membangunkan Randy.

Dikamar Rendy..

"Oyy! Badak! Bangun! Dah pagi! Gak mau sekolah lo?!" Teriak Renan sambil mengguncang tubuh Randy.

Sementara yang di guncang tubuhnya, masih bermesraan dengan kasur tipisnya.

"Woyyy!! Asli yaa! Kebo lo! Semalem siapa yang ngatain gue kebo?! Hah?! Gak ngaca!" Cerocos Renan, sedangkan Randy yang di cerocosin masih Setia bertahan dengan kasur tipisnya.

"Lo masih gak mau bangun?! Oke gue siram pake air panas ya! Biar melepuh sekalian badan lo!" Ancam Renan.

"Kakkk.. Kakkk Rendyy!! Aiiirrrr panas udah re-"

"Kejam banget sih lo! Nanti badan gue yang eksotis gini jadi jelek gimana?! Mau tanggung jawab lo!" Rupanya ancaman Renan yang satu ini selalu berhasil membuat kakak ke-2 nya bangun.

"Udah cepet sono mandi!" Perintah Renan.

"Iyaiyaa, bawel banget sih lo kayak macam betina tau gak!" Kata Randy langsung berjalan keluar kamar menuju kamar mandi dengan malas.

Setelah Randy masuk ke kamar mandi, dan pintunya tertutup. Renan berjalan mendekati pintu kamar mandi.

"Jangan tidur di kamar mandi!" Teriak Renan sambil mengebrak pintu kamar mandi dan langsung ngacir kabur.

"Eh pintu bunyi! Pintu bunyi!" Latah Randy kumat.

"Ampuunnn! Gue ampunnn! Jantung gue Renaannn!" Teriak Randy Kesal dari kamar mandi.

Sementara Rendy yang menyaksikan itu semua, hanya menggeleng-geleng sambil tertawa melihat kelakuan kedua adiknya.

Itulah pekerjaan Renan setiap pagi, membangunkan Randy.

Setelah Sarapan..

"Kak cewe itu siapa sih?!" Tanya Randy yang sudah penasaran dari malam. Sekarang ia sudah siap dengan seragam putih abu-abunya.

"Iya kak dia siapa? Pacar kakak?" Tambah Renan.

"Kalo pacar kok di bawa kerumah kak? Kan belum muhrim." Jawab Randy.

"Tapi kan semalem nggak tidur sekamar jadi masih gak apa-apa, mungkin pacarnya kak Rendy mau nginep kali, ya kan kak?" Jawab Renan.

"Kalian nih apa-apaan sih." Jawab Rendy sambil tertawa.

"Kok kakak ketawa sih?!" Tanya mereka berdua kompak.

"Dia itu bukan pacar kakak." Jawab Rendy dengan sisa-sisa ketawanya.

"Terus?" Tanya mereka kompak.

"Semalem kakak ketemu dia dijalan. Dia abis mabuk, niatnya mau kakak anter pulang, tapi kakak gak tau alamatnya, pas kakak tanya alamatnya dia juga gak jawab." Jelas Rendy panjang lebar.

"Kok bisa-bisanya sih orang gak kenal kakak bawa pulang? Ntar kalo orang itu jahat gimana?!" Protes Randy.

"Iya kak gimana?" Kata Renan ikut-ikutan.

"Nggak kok, kakak yakin perempuan itu baik." Jelas Rendy.

"Baik darimana kak?! Jelas-jelas dia mabuk kan?! Pasti cewe gak bener tuh kak." Kata Randy masih tidak setuju.

"Iya kak." Kata Renan ikut-ikutan.

"Huss, kamu gak boleh nilai orang dari luarnya, kamu kan belum kenal dia, kamu juga baru ketemu sama dia, kalo ternyata dia baik gimana?" Tanya Rendy.

"Nahlohh gimana kak." Tanya Renan ke Randy.

"Lo ada di pihak siapa sih?! Tadi setuju ama gue, terus sekarang ke kak Rendy, labil lo!" Kata Randy dengan muka kesal.

"Gak ada di pihak siapa-siapa. Sebagai adek yang baik gue ada ditengah-tengah antara kak Rendy dan kak Randy, adil kan." Jelas Renan sambil cengengesan.

"Terserah lo!" Jawab Randy kesal, ada di pihak siapa Renan sebenernya?

"Mau dilanjutin ngobrolnya? Ntar kesiangan loh, kamu kan harus nganterin Renan ke sekolah dulu Ran." Ucap Rendy mengingatkan.

"Gak, katanya Renan mau berangkat sendiri kak."

"Boong kak!"

"Randy, anterin Renan dulu, atau motornya kakak sita." Ancam Rendy.

"Mampus lo haha! Disita kan! Makanya anterin gue dulu, rutinitas." Kata Renan sambil tertawa.

"Kejam banget si lo kak. Iya iya aku anterin Renan." Ucap Rendy dengan nada pasrah.

"Udah sana berangkat." Rendy pun tertawa melihat ekspresi Randy, jelas-jelas ia hanya bercanda.

Setelah Renan dan Randy berpamitan, Rendy mendengar sesuatu.

Klekkk..

Suara pintu kebuka.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang