07 : Pertengkaran

6 0 0
                                    

Setelah taksi Rendy pergi, Bella pun memasuki pelantaran rumahnya, pada saat ia membuka pintu terdengar suara barang pecah, sepertinya vas yang dilempar? Dengan sigap Bella pun memasuki rumah dan..

"Ma?! Pa?!" Kalimat pertama yang Bella ucapkan saat memasuki rumah.

Yang dipanggil pun menoleh kearah suara berasal.

"Masih pagi ma, pa, berantem mulu? Nggak cape?" Ucap Bella, sampai kapan keluarganya harus begini..

"Diam kamu! Jangan ikut campur urusan orang tua!" Ucap Dion — papa Bella. Dion pun sudah tidak kepikiran, kemana sajaa putrinya semalaman tidak pulang.

"Apalagi sih ma? Papa mabuk lagi sama perempuan itu? Hm?" Ucap Bella tidak mengidahkan ucapan papanya.

"Bella! Siapa yang ngajarin kamu ngomong seperti itu?!" Ucap Dion dengan nada tinggi.

"Papa," Jawab Bella enteng.

"Kurang ajar kamu!" Dion menghampiri Bella dan ingin menamparnya tapi..

"Mas cukup! Dia anakmu mas!" Ucapan Siska — mama Bella mampu menahan Dion yang hendak menampar Bella.

"Kenapa berhenti pa? Kenapa?! Belum cukup papa sakitin mama?! Belum cukup pa?!" Ucap Bella menahan tangisnya.

Plakk!

Satu tamparan mengenai pipi mulus Bella.

"Mass.." Ucap Siska tak percaya dengan apa yang baru Dion lakukan kepada anaknya.

"Puas pa?! Puass?! Ini kan yang papa mau?!" Bella berusaha mengontrol nada bicaranya sebisa mungkin, hatinya hancur setelah apa yang baru dilakukan Papanya, ia tidak menyangka, seseorang yang dulu selalu ia idolakan bisa berbuat seperti itu dengannya.

Dion terdiam.

"Papa berubah." Ucap Bella kemudian pergi ke kamar.

Suasana rumah itu pun menjadi hening. Memang selalu hening.

•••

Dikamar Bella..

Ada tangisan pecah disana.

Tapi ditidak terdengar.

Bella menutup mukanya dengan bantal, meluapkan seluruh rasa tangisnya disana.

Setengah jam kemudian, tangisan Bella berhenti. Ia merasakan tenggorokannya yang kering akibat ia menangis tak henti-henti. Bella pun memutuskan untuk turun dan mengambil minum di dapur. Bella keluar kamar, sunyi sekali. Apa orang tuanya sudah selesai bertengkar? Bella sudah muak memikirkan itu semua.

Sesampainya di dapur Bella memilih untuk meminum air dingin, sepertinya akan segar. 2 gelas penuh Bella habiskan air dingin dengan sekejap, nampaknya ia betul-betul haus. Bella hendak bergegas untuk kembali ke kamar tetapi terdengar suara yang memanggil namanya Bella pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar, ia menoleh ke asal suara itu.

"Bellaaa...," ucap seorang Wanita dengan suara sangat pelan, nyaris tidak terdengar, tapi Bella dapat mendengarnya.

"Mama?" Bella menoleh kebelakang melihat mamanya yang sedang berjalan menghampirinya dengan lambat sekali, Bella pun memutuskan ikut menghampiri Siska juga.

"Sini ma duduk," ucap Bella yang menarik salah satu kursi di meja makannya. Siska pun mengangguk dan duduk di bangku itu.

"Kenapa ma?" ucap Bella lagi, kini Bella menggenggam kedua tangan Siska.

"Ka..kamuu gak boleh kasar kayak tadi ya, dia itu ayah kamu," Ucap Siska yang mengingat perilaku anaknya tadi.

"Maa..." Bella hendak membantah, tapi melihat Siska yang sudah mulai mengeluarkan air matanya lagi, membuatnya tidak tega. Bella pun memilih menurut saja.

"Maaf ya ma, tadi Bella hilang kontrol," Bella memeluk Siska, menenangkan wanita dihadapannya. Bella sebisa mungkin mehanan air matanya untuk tidak keluar di depan Siska, ia tidak mau melihat Siska bertambah sedih karena melihatnya menagis. Menurutnya buat apalagi ia harus bersikap baik kepada Dion yang jelas-jelas sudah tidak menyayangi keluarganya lagi. Buang-buang waktu saja pikir Bella.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang