Chapter 01 : Pertemuan Pertama

316 12 4
                                    


"Awas, typo bertebaran!"

☆ Happy Reading ☆

Jeon Jungkook, ia adalah seorang pengusaha sukses dengan segudang prestasi. Pemilik dua perusahaan terbesar di Korea, Jeon Appreal dan Viva Departemant Store. Berparas tampan, tubuh tegap, tinggi, dan bermata indah seakan menambah kesempurnaan seorang Jeon Jungkook. Banyak wanita yang mengidolakannya. Ada yang menawarkan diri sebagai kekasih, istri, bahkan ada yang hanya ingin ditiduri olehnya. Namun, tak ada satu pun wanita yang mampu meluluhkan hatinya sebelum seorang gadis sederhana muncul.

"Aduh, jam berapa ini? Kenapa kau bodoh sekali, Zhea?" keluh seorang gadis berwajah mungil ini.

Dengan memakai kemeja putih dan setelah rok span di bawah lutut, ia tergesa menuju ruangan Mr. Jeon, atasannya. "Semoga saja Mr. Jeon tak marah. Berdoalah Zhea, semoga ini keberuntunganmu." Si gadis berusaha menyakinkan diri.

Tok!

Tok!

Tok!

Perlahan dan berirama si cantik mengetuk pintu. Ia dengan hati-hati meminta ijin masuk ruangan tersebut.

"Permisi, Mr. Jeon. Apa saya boleh masuk?"

Yang dipanggil tak menjawab. Hanya terdengar suara ketukan bolpoin di atas meja. Zhea, tentu ia takut. Bagaimana jika bosnya itu akan marah dan memecatnya, padahal ini hari pertama ia bekerja? Dengan perasaan was-was ia memberanikan diri masuk. Berjalan mendekati atasannya itu dan tertunduk dengan tangan gemetaran.

"Kau tahu ini sudah jam berapa?"

"Mi-mianhae, Mr. Jeon. Sa-saya ta-tadi ba-bangun ke-kesiangan," jawab Zhea tergugup. Ia terus saja meremat jemarinya yang mulai terasa dingin.

"Aku memaafkanmu. Tapi lain kali jangan diulang lagi." Nada suara dingin dan menusuk membuat Zhea merinding. "Perbaiki juga nada bicaramu itu. Aku tak mau mempunyai sekretaris yang gagap seperti itu."

Mendengar perkataan Jungkook membuat dadanya sesak, salivanya seakan tak mau menyeberangi tenggorokannya. Dengan nada pelan Zhea pun menjawab, "Saya mengerti, Mr. Jeon. Gomawo sudah memaafkan saya." Lagi-lagi si gadis hanya tertunduk tak berani bertatap mata dengan lawan bicara.

Zhea pun bergegas menuju meja kerjanya. Di sana telah menunggu setumpuk berkas yang harus segera dikerjakan olehnya. Mata bulatnya membola menatap ke atas meja, ia terduduk dan mengembuskan napas berat.

"Hhhmm, sebanyak inikah pekerjaan seorang sekretaris? Oh my ... kurasa hari ini aku akan lembur," gerutunya. Terlihat rona lesuh di wajah si cantik.

Diam-diam pria Jeon itu memerhatikan sekretaris barunya ini. Terlihat lengkungan bibir penanda senyuman di wajah tampannya. Sepertinya ia sengaja membuat si gadis lelah. Memang sudah hampir sepuluh kali ia berganti sekretaris. Banyak yang tak cocok karena merasa terbebani, tapi tidak dengan Zhea. Si gadis mungil ini walaupun terlihat mengeluh tapi ia tetap semangat. Mungkin ini salah satu hal yang membuat Jungkook senang. Satu hal lagi, Zhea sama sekali tak tertarik dengan Jungkook. Bagaimana bisa? Entahlah, hanya Zhea yang tahu.

"Sudah jam makan siang. File-file dan berkas ini masih tinggal separuh. Jika aku beristirahat, maka sampai larut malam pun tak akan selesai." Si gadis bergumam sendiri. Ia lapar tapi rasa itu seketika hilang saat melihat tumpukan berkas-berkas di atas meja. "Baikalah, aku selasaikan ini dulu. Semangat Zhea." Ia menyemangati dirinya sendiri.

.

.

.

.

~~~○•○~~~

Sementara itu di rumah keluarga Jeon, Jirra sedang asyik memainkan boneka Iron Man milik Jungkook di kamarnya. Ia adalah tunangan pria Jeon itu, ah ralat, bukan tunangan melaikan calon tunangan. Jirra sering kali ke rumah Jungkook, entah itu untuk menemui Ny. Jeon atau sekedar bermain-main di kamar sang pria.

Secretary Han is Mine (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang