**
Leeteuk begitu menyesali perbuatannya kepada Eunhyuk sampai anak ceria itu koma karena ulahnya, dan yang paling Leeteuk sesali ialah kenyataan bahwa Eunhyuk adalah adik tirinya yang bernama Park Hyukjae. Ya, Leeteuk sejak dulu sudah tahu nama adik tirinya itu.
3 hari sudah Eunhyuk menutup matanya, dan 3 hari itu pula lah Leeteuk terus menangis dan terus berusaha untuk menemui Eunhyuk meskipun itu hanya akan dibalas usiran kasar dari keempat sahabat Eunhyuk yang bergantian menjaganya. Tentu kesedihan Leeteuk semakin mendalam karena sikap sahabat Eunhyuk itu namun ia juga sadar karena sikapnya yang begitu keterlaluan pada Eunhyuk, wajar saja sekarang sahabatnya bersikap demikian.
Lalu bagaimana hubungan Leeteuk dan ayahnya sekarang? Syukurlah, hubungan anak dan ayah itu sudah membaik seperti ayah dan anak pada umumnya. Leeteuk sudah meminta maaf atas sikap kurang ajarnya selama ini, ia juga sudah menyebut ayahnya dengan sebutan 'ayah' lagi.
Saat ini Leeteuk berada di depan ruang rawat Eunhyuk yang baru, ya Eunhyuk sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa dari ruang ICU namun ia belum sadarkan diri.
"Di dalam tidak ada siapapun.. Apa aku masuk saja?" monolognya bertanya, ia ingin masuk ke ruangan Eunhyuk tersebut karena kebetulan sedang tidak ada keempat sahabat Eunhyuk yang biasa menemaninya, namun tak dipungkiri ada rasa takut saat akan masuk ke ruangan itu. "Sudahlah aku masuk saja" lanjutnya memutuskan untuk masuk ke kamar Eunhyuk setelahnya dengan tangan yang berkeringat dingin dan sedikit bergetar itupun memutar kenop pintu perlahan.
Cklek...
Dengan langkah perlahan Leeteuk melangkahkan kakinya menuju brankar Eunhyuk. Hatinya begitu sakit melihat pemandangan yang menampilkan Eunhyuk dengan segala alat-alat rumah sakit yang tak ia ketahui apa namanya namun yang pasti alat-alat itu berfungsi untuk membuat Eunhyuk bertahan hidup. Pandangannya sedikit mengabur karena matanya mengembun oleh air mata yang sebentar lagi akan menetes melewati pipinya.
"Hiks...." isakan pertama keluar saat Leeteuk sudah mendudukan dirinya tepat disamping brankar Eunhyuk.
"Maafkan aku" 2 kata yang menggambarkan begitu besarnya rasa bersalah seorang Park Leeteuk.
Grep.... Ia memberanikan diri untuk menggenggam tangan dingin nan pucat milik Eunhyuk itu. Satu tangan yang lain ia gunakan untuk menyentuh luka-luka ciptaannya yang terdapat di bagian wajah dan tangan Eunhyuk. "Hyukie... Maafkan aku hiks... Karena sikapku kau jadi seperti ini dan terancam cacat. Maafkan aku hiks..." rasa sedihnya semakin kuat hanya dengan melihat luka-luka ciptaannya itu.
"Aku adalah orang paling jahat di dunia ini yang tega berlaku kejam pada orang sebaik dirimu. Dan ironisnya kau adalah adik tiriku yang sejak dulu ingin aku temui. Hyukie, maafkan aku karena tidak menyadari jika kau adalah adikku hiks..." Leeteuk menyalahkan dirinya sendiri saat ini.
"Apakah kau akan memaafkanku? Apakah pantas aku menerima maaf darimu? Eunhyukie.... Kumohon cepatlah bangun dan katakan "Aku memaafkanmu" tapi jika kau tidak ingin memaafkanku juga tidak masalah yang penting kau bangun. Kau boleh membenci dan menyiksaku seperti yang biasa kulakukan padamu hiks" Leeteuk terus berujar dengan tangisannya dan itu hanya disahuti oleh suara dari alat pendeteksi jantung.
"Eunhyukie... Aku adalah hyungmu, apakah kau akan percaya dan menerimaku? Jujur saja aku senang karena yang menjadi adikku adalah dirimu, orang yang sabar dan tegar. Tapi aku takut dan menyesal karena sikap burukku padamu Hyuk..." Leeteuk mengeluarkan isi hatinya pada Eunhyuk. Benar apa yang dikatakannya tadi, Leeteuk senang karena yang menjadi adiknya adalah sosok yang sabar, tegar, dan pekerja keras. "Cepatlah bangun saeng, dan ketahuilah hubungan kakak adik kita" gumam Leeteuk berharap dengan lirih. Ia mencium kening Eunhyuk dengan rasa sakit di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch [Complete]
Fiksi PenggemarEpoch (n.) memiliki arti sebagai perjalanan sebuah masa dalam hidup seseorang. Kata inilah yang melatar belakangi kisah seorang pemuda yang harus melewati masa - masa sulit penuh kesesakkan dalam hidup sebagai jalan menuju kebahagiaan hakiki yang ia...