Bagian 2

26 9 8
                                    

"Dek, makan dulu. Nanti kamu sakit lho. Kakak dengar dari Bagas, dari tadi kamu gak makan. Ada masalah?" ujar Aliya, kakak keduanya Alisya.

Alisya yang sedang duduk di pinggir ranjang tempat tidurnya sambil melamun, saat ia mendengar suara kakaknya, ia hanya melirik tanpa minat menjawab ucapan kak Aliya.

Aliya berjalan menuju tempat tidur adiknya sambil membawa nampan sepiring makanan dan juga segelas susu putih, ia tau betul, masalah apa yang sedang adiknya pikirkan, karena selama ini Alisya lebih dekat dengan kakak permepuannya, daripada dengan kedua kakak laki-lakinya.

Aliya meletakkan nampan itu di lemari kecil sebelah tempat tidur Alisya. Ia duduk disamping Alisya yang masih dengan raut wajah tak dapat diartikan.

"Kamu lagi ada masalah?" Tanya Aliya pelan-pelan karena ia tak mau membuat mood adiknya tambah buruk.

"Kamu masih mikirin Raka? Cowok gak tau diri itu?"

"Buat apa masih mikirin dia? Toh dia udah gak peduli lagi sama kamu. Kalo dia beneran sayang sama kamu, dia gak bakal ninggalin kamu tanpa alasan. Udah ya gausah dipikirin lagi"

Kak Aliya bener, untuk apa mikirin orang yang jelas-jelas udah gak peduli lagi sama kita. Tak ada gunanya. Mending cari orang yang bisa ngertiin kita, bukan orang itu yang lagi-lagi menyakiti hati kita.

Alisya menengok ke arah Aliya duduk. Ia langsung memeluk tubuh kakaknya itu.
"Makasih ya kak, kakak udah mau jadi teman curhat Alisya. Maaf kalo Alisya udah bikin seisi rumah khawatir"

"Sekarang makan ya,,," bujuk Aliya agar adiknya mau makan. Alisya mengangguk lalu mengambil makanan itu yang berada di atas lemari kecil samping tempat tidurnya. Ia makan dengan sangat lahap, karena memang dari pagi, ia belum menyentuh makanan sedikitpun. Setelah selesai memakan makanan itu dia merasa kenyang.

"Makasih kakakku yang cantik" Sambil menyodorkan nampan yang hanya tersisa piring dan juga gelas kosong. Aliya hanya tersenyum saat melihat tingkah adiknya yang satu ini. Super beda.

"Kalo gitu, kakak turun dulu" setelah mengatakan itu, Aliya langsung turun ke bawah. Kini Alisya membuka lemari yang penuh dengan barang-barang pemberian Raka dulu saat mereka masih berpacaran. Barang pemberian Raka, masih ia simpan sebaik mungkin, karena ia berniat akan mengembalikan kalo seandainya ia bertemu Raka lagi.

Seandaninya?

Setelah cukup memandangi isi lemari itu, ia langsung menutupnya rapat-rapat. Dan berjalan menuju kasur king size nya. Dan langsung memejamkan matanya yang terasa sangat kantuk. Tak lama kemudian ia larut ke dalam alam mimpi.

🌸🌸

Saat Aliya sudah berjalan menuju ruang keluarga. Suara Bagas langsung menyembur "kak, Alisya udah makan kan?" Aliya hanya mengangguk singkat, lalu dia duduk di samping Arnan.

"Kalo boleh tau, Alisya ada masalah apa?" Tanya Arnan penasaran.

"Masa lalunya"

"Bangsat emang tu cowok, kalo dia berani muncul lagi di kehidupan Alisya, gue akan hajar dia habis-habisan. Kalo perlu gue bunuh sekalian di depan mata Alisya" gerutu Bagas. Tak peduli di sampingnya ada orang yang lebih tua darinya.

"Dan lo mau bikin adek lo gila gara-gara kehilangan orang yang dia sayang untuk kedua kalinya?" Cecar Aliya sambil menatap tajam ke arah Bagas.

"Ya bukan gitu juga maksud gue"

"Elsa udah tidur?" Tanya Arnan, Aliya mengangguk, setelah dari kamar Alisya, ia mengintip Elsa terlebih dahulu, ia memastikan bahwa Elsa sudah tidur, dan benar saja Elsa sudah tidur.

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang