Bagian 4

20 7 3
                                    

Malam ini Alisya sedang berada di Golda cafe. Ia hanya sekedar nongkrong untuk menghilangkan rasa suntuknya saat di rumah. Ia pergi diam-diam, karena kalo ia pamit pasti tidak akan diizinkan oleh kakak-kakaknya.

Kini ia sedang menikmati white caffe, tanpa menghiraukan kalo nantinya asam lambungnya akan kambuh. Ya memang Alisya mempunyai penyakit asam lambung sudah sejak SD kelas 4.

Saat enak-enaknya menikmati kopinya itu, tiba-tiba ada seorang cowok langsung duduk didepannya, membuat ia kaget. Ia mendongakkan kepalanya menatap siapa sosok yang sedang berada didepannya itu. Yeaah cowok songong itu lagi, ngapain sih dia harus ketemu sama cowok songong itu.

"Hai pacar" sapa Alfan sambil tersenyum. Membuat Alisya ingin muntah seketika. Pacar? Sejak kapan ia jadi pacarnya?

"Ngapain lo disini" ketus Alisya

"Ya mau nemenin pacar gue"

"Ngawur" sembur Alisya menatap sengit cowok yang ada dihadapannya.

"Yee kok ngawur sih? Kan kita emang udah resmi pacaran tadi siang"

"Gue gak kenal lo" ketus Alisya.

"Oke kenalin gue Alfan Ardiyansyah, kapten basket cakrawala high school"

Pantes jago main basket, ternyata dia kaptennya, nyesel udah nerima tantangannya. Gini kan jadinya, terjebak sama ucapan cowok songong itu. Memalukan :(

"Heh, malah bengong" ucap Alfan membuyarkan lamunannya.

"Gak" ucap Alisya singkat.

"Ayo pulang, gue anterin, ini udah malem gak baik cewek malem-malem keluyuran"

"Gak"

"Ayoo pulang"

"Udah gue bilang gak mau ya gak mau. Dasar cowok songong" ketus Alisya.

"Lo nurut apa gue paksa" sinis Alfan sembari tersenyum miring membuat Alisya merinding. Dengan sangat terpaksa ia ikut pulang dengan cowok songong itu.

Sesampainya di gerbang rumah milik Alisya, Alisya langsung turun dari motornya Alfan tanpa mengucapkan terimakasih. Alfan hanya mendengus saat melihat kelakuan cewek yang sekarang sudah menjadi status pacarnya. Apa iya Alisya mau jadi pacarnya dia. Menurutnya Alisya adalah sosok cewek yang berbeda, maka dari itu, Alfan ingin mendekati Alisya dan ingin tau lebih jauh tentang Alisya.

Setelah itu Alfan pergi dari halaman rumah Alisya.

"Dari mana saja kamu?" Ujar Arnan kakak pertamanya.

"Pergi" jawab Alisya sangat singkat, setelah itu ia langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

"Dari mana dek? Kok jam segini baru pulang?" Bagas membuka suara.

"Pergi" jawab Alisya singkat. Bagas menghela nafas panjang saat mendengar jawaban adiknya itu. Mau sampai kapan dia didinginin sama adiknya sendiri?

"Pergi kemana? Kenapa baru pulang? Ini udah jam 10" ujar Bagas lagi.

"Udahlah, aku capek kak. Mau istirahat" ucap Alisya.

"Plak" Arnan menampar pipi Alisya dengan keras membuat sang empu meringis. Bagas dan juga Aliya sangat kaget dengan apa yang dilakukan Arnan barusan. Ini pertama kalinya Arnan menampar pipi Alisya.

"BANG!" Seru Aliya dan Bagas serempak.

"Papa sama Mama gak pernah ngajarin kamu buat gak sopan sama orang yang lebih tua"

Alisya memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari sang kakak sambil tersenyum miring "baru kali ini bang Arnan nampar aku. Gak sekalian dibunuh?" Sinis Alisya, setelah itu ia langsung berjalan menuju kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang