KT-2

16.3K 1K 67
                                    

^^

Kenapa selalu kata 'islam' yang disalahkan?
Kenapa selalu kain yang menutup wajah ini yang disalahkan?
Bukankah raga yang berbuat? Kenapa tidak menyalahkan orangnya saja?.

***

Jangan lupa vote dan comment yoo..😁

***

"Assalamu'alaikum, Ummi, Abang, Ayla berangkat dulu!" ujar Ayla, panggilan kesayangan Shanum di keluarganya.

"Eh! Kela ..." (Tunggu) cegah Maryan, Ummi Shanum.

"Kah, Mi?" ('Apa?' bahasa sopan untuk perempuan. Dan 'Apa?' bahasa sopan untuk laki-laki adalah 'Kulan').

"Ieu kueh, kangge engke istirahat," (ini kue, buat nanti istirahat) ujar Maryan, sambil menyodorkan kotak wadah yang berisi kue bolu buatannya sendiri.

"Uwaah ... Nuhun, Ummi!" (nuhun=makasih) ujar Shanum sambil mencium pipi Maryan yang tertutup cadar.

"Dek, mau berangkat bareng?" tawar Faris, karena Faris memiliki sebuah motor pespa untuk pergi ke kampusnya.

"Mm ... Nggk, ah, Bang. Adek pake sepeda aja seperti biasa," tolak Shanum secara halus, sedangkan Faris hanya mengangguk saja .

"Abang sareng Ayla berangkatnya, Mi!" (Abang sama Ayla berangkat ya, Mi!) pamit Faris sambil mencium punggung tangan Maryan dan beralih mencium kedua pipi Maryan yang tertutup cadar.

"Nya, sok, kadenya dijalanna. Fii amanillaah, Abang, ayla!" (iya, silahkan, hati-hati dijalannya) pesan Maryam untuk anak-anaknya.

***
Akhirnya Shanum berangkat bersama dengan Faris, namun ketika di pertigaan mereka berpisah, karena memang arah kampus Faris sama sekolah Shanum berbeda.

Shanum terus menjalankan sepedanya, hingga memakan waktu sampai lima belas menit. Hingga akhirnya ia sampai di depan gerbang Grissham's School. Namun, ketika ia mau memasuki gerbang, di arah berlawanan ada mobil sport yang langsung menerobos masuk ke dalam sekolah. Untungnya Shanum langsung memundurkan sepedanya, jika tidak, mungkin ia akan tertabrak oleh mobil tadi.

"Ih, nya, lainna ngaklaksonan mobil heula, malah langsung we abus, dasar!" (Ih, ya, bukannya klaksonin mobil dulu, ini malah langsung masuk) gerutu Shanum sedikit kencang, ketika ia telah sampai parkiran sepeda.

"Huft... sabar Shanum sabar, istighfar tong ngomongken batur," ( jangan ngomongin orang) Gerutunya lagi.

Sampai Shanum tidak sadar, ternyata gerutuannya terdengar oleh seseorang. Dan orang tersebut tersenyum, namun senyumnya sulit diartikan.

Shanum langsung berjalan ke koridor kelasnya, kelas XI IPA 1. Selama berjalan di sepanjang koridor, seperti biasa, banyak yang membicarakan tentang Shanum.

Heh, kok bisa, sih, sekolah ini menerima orang yang cadaran gitu.

Iya, kan, takutnya dia teroris tuh. Kaya di berita-berita itu. Nanti tiba-tiba dia ngebom sekolah ini kan takut tuh.

Bukannya cadar itu teroris, ya?

Lah, ada ninja lewat.

Tuh, wajahnya jelek kayanya makanya ditutupin.

Halah, so alim. Munafik tuh, pake syar'i kaya gitu. Bagus diluar namun busuk didalam.

Islam kok berlebihan gitu. Aliran sesat tuh.

Kamulah Takdirku✔ (Pindah Ke Apk Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang