^^
Sangat sulit bagiku untuk membiasakan diri tanpa hadirnya dirimu. Kau yang selama ini selalu mengisi hari-hari ku dengan indah.
I Love You🖤🖤🖤
Happy Reading.. 🖤
Maaf, baru bisa up..***
Selepas shalat isya sebelum tidur, Marvin menantang Shanum untuk bermain rubik. Jika kalah, mereka harus bermain truth or dare. Keduanya sama-sama fokus ke benda yang ada di tangannya.Mengotak-atik benda tersebut ke kiri, ke kanan, ke atas, ke bawah, diputar, dan begitu seterusnya. Hingga tiga menit kemudian, Marvin telah menyelesaikan permainannya. Itu berarti, Shanum kalah dalam permainan sesi pertama ini.
"Yeay ... Gue menang!" teriak Marvin.
Wajah Shanum berubah menjadi cemberut. "Kak Mar curang."
"Loh, nggak ada yang curang, loh. Udah, sih, ngaku aja kalau lo kalah," ujar Marvin. Lidahnya menjulur keluar seolah meledek kekalahan Shanum. "Truth or Dare?"
"Truth."
"Ah, nggak seru. Cewek mah pasti milih truth mulu."
"Udah, sih, terserah aku aja."
Marvin memutar bola matanya malas. "Ok. First impression lo kenal gue?"
"First impression, ya?" Mata Shanum melirik ke atas seolah sedang berpikir keras. "Ah, iya. Pertama kali Sha kenal Kak Mar itu pas di lorong sekolah yang waktu itu kita tabrakan, kan?"
Marvin hanya mengangguk. "Jadi?"
"First impression Sha kenal Kak Mar itu, euh ... Kesel pokoknya. Songong banget jadi orang. Mana songong, kejam, main pegang-pegang sembarangan, kasar, dingin, dat—"
"Terus aja, ya, terus. Yang jelek aja yang lo sebutin. Nggak papa masih gue pantengin, nih."
Shanum hanya cengengesan mendengar perkataan dari Marvin. "Eh, lupa. Orang yang lagi diomonginnya lagi ada di depan Sha."
"Nggak ada yang baiknya apa tentang gue?"
"Baik, ya?" Kembali Shanum berpikir terlebih dahulu. "Ada."
"Serius?"
Shanum mengangguk. "Ada, tapi pas berbulan-bulan kita menikah. Kak Mar perlahan berubah menjadi baik, manis, perhatian, pokoknya bikin Eneng tambah cinta ... Sama Akang Marvin."
Mendengar kata 'Akang' entah kenapa membuat Marvin tertawa lepas. Tawa yang menular ke Shanum, membuat mereka sama-sama tertawa. Tertawa lepas bersama orang yang kita sayang adalah moment yang paling disukai banyak orang. Hingga tawa mereka terhenti, ketika suara petir terdengar.
Marvin yang memang posisinya dekat dengan jendela, membuat suara petir itu begitu kentara di telinganya. Ia langsung mendekat ke Shanum dan memeluk istrinya dengan erat. "Petir, Sha."
"Iya, emang petir. Kata siapa Herry?"
Marvin memukul pelan punggung Shanum. "Itu Poter. Gue serius, Sha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku✔ (Pindah Ke Apk Kubaca)
Spiritual"Satu hal yang harus lo ingat. Pernikahan ini bukan karena gue cinta sama lo, tapi gue mau ngiket lo di kehidupan gue." Itulah yang Marvin ucapkan ke istrinya. Pernikahan yang tanpa dilandasi cinta, itulah yang Marvin lakukan untuk mengikat Shanum d...