Author POV
Rey masih tidak percaya wajahnya ditampar oleh orang yang dia cintai.rey tidak tau alasan spesifik ve menampar wajahnya,rey menatap ve penuh akan pertanyaan dan kebingungan,
"Lo jahat!lo janji sama gue buat sembuhin papi,tapi apa?lo malah ngebiarin papi meninggal.lo jahat rey lo jahat!"
Rey tau sekarang kenapa ve menampar wajahnya,ve terus menyalahkan rey dan memukul dada rey.rey tau pasti sakit rasanya kehilangan orang yang kita cintai untuk selamanya.rey hanya membiarkan agar ve bisa mengeluarkan rasa sakit dan kecewanya.
"Lo bilang lo akan buat gue bahagia dan gak akan biarin siapapun nyakitin gue,tapi apa yang lo lakuin sekarang.lo yang bikin papi kek gini rey,ini semua karna lo.gue benci sama lo!gue benci!"
Tiba tiba ve merasa kepalanya makin pusing,dan juga pandangannya lama lama menjadi buram,dan....
Brugh
Semuanya berubah jadi gelap,rey lansung menangkap tubuh ve yang hilang kesadaran.rey menepuk nepuk pelan pipi ve agar dia bangun,tapi nihil ve masih menutup rapat kedua matanya.
rey mengangkat tubuh ve ala bridal style menuju ruangannya.setibanya diruangannya rey merebahkan tubuh ve pelan diatas brangkar didalam ruangan itu.rey duduk dikursi tepat disamping ve tidur,dan dia mengambil tangan ve lalu mengenggamnya dengan lembut.
"Ve aku tau kamu pasti kecewa samaku,tapi aku ini hanya seorang dokter ve.aku bukan tuhan yang bisa menentukan hidup seseorang.aku tau kamu pasti sedih karena kehilangan papi kamu,aku juga merasakan hal yang sama ve.aku juga ikut sedih melihat kamu menangis seperti ini--"
Rey menjeda ucapannya dan dengan lembut dia menghapus air mata dipipi ve,
"Aku janji setelah ini aku tidak akan biarin air mata ini keluar lagi.aku janji akan membuat kamu bahagia,aku janji akan menjadi pelindungmu dan menjagamu sesuai dengan janjiku sama papi kamu ve."
Rey berdiri dari duduknya,dia mencondongkan wajahnya kearah ve,dan dengan lembut dia mencium kening ve.cukup lama rey membenamkan ciumannya disana,lalu dia berbisik ditelinga ve,
"Aku sayang sama kamu ve,kuharap setelah ini kamu benar benar tidak membenciku,"
Rey benar benar merasa cukup lelah hari ini.kepalanya pusing,dan ditambah lagi tubuhnya yang tidak beristirahat dari kemaren.rey merebahkan kepalanya di samping tubuh ve,dan beberapa menit dia sudah larut dalam alam mimpinnya.
Ve mengucek kedua matanya dan mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya,ve melihat sekeliling,dia mengingat ngingat apa yang terjadi.
"Kok gue bisa disini?bukannya ini ruangan praktek rey?apa yang terjadi?gue kan kerumah sakit tadi ditelpon sama bi suti kalaw papi--"
Ve menjeda kalimatnya mencoba mengingat apa yang terjadi,
"Astaga!!papi?"
Tak terasa air mata itu lolos lagi setelah ve baru ingat keadaan papinya,gue baru ingat sekararang kalo papi sudah pergi meninggalkan gue untuk selamanya.
"Ve,kamu udah sadar?"
Ve dikejutkan oleh rey yang tiba tiba datang,
"papi gue rey,papi--"
Tangis ve lansung pecah mengingat kejadian itu,rey lansung menarik ve kedalam pelukannya.
Rey mengusap lembut rambut ve agar dia sedikit lebih tenang,rey melepaskan pelukannya dan dengan lembut dia menghapus air mata dipipi ve,
"Maaf,"
Hanya maaf yang mampu terucap dibibir rey setelah terjadi keheningan antara mereka.tidak ada jawaban dari ve,dia larut dalam tangisnya tanpa menghiraukan permintaan maaf rey.
"Ve!!"
Rey sontak melihat kearah sumber suara,suara laki laki ini?arka?rey memicingkan mata melihat kearah arka yang berdiri didekat pintu.
arka melangkah berniat menghampiri dua orang yang sedang berpelukan didepannya,dengan tangan terkepal,rahang mengeras,dan urat dilehernya yang bermunculan.ya arka marah,arka marah melihat ve memeluk laki laki lain selain dirinya.
atau lebih tepatnya cemburu,dia tidak mau miliknya disentuh apalagi sampai dipeluk seperti itu.
"Lepasin!!"
Arka membentak rey dan menarik kasar tubuh rey agar menjauh dari miliknya,arka lansung memeluk ve dan mencoba untuk menenangkannya.arka tidak menghiraukan tatapan membunuh yang dilayangkan rey padanya.dan juga toh ve nya hanya menurut saja dipeluk oleh arka,
"Arka,papi gue dimana?gue mau ketemu sama dia,"
Pinta ve dengan suara yang sudah serak,ve mengangkat kepalanya dan menatap sendu kearah arka,
"Papi kamu udah dimakamkan tadi,maaf bukannya aku gak mau memberitahu kamu dan meminta izin sama kamu.tapi keadaan gak memungkinkan ve,kamu pingsan dari kemaren.jadi--"
"Dimana papi dimakamkan?gue mau ketemu sama dia."
Arka hanya khawatir ve akan marah padanya,tapi setelah menjelaskan semuanya ve ternyata bisa mengerti.
********
"Pi kenapa papi ninggalin ve secepat ini?"
Ve mencoba untuk kuat tapi setiap mengingat kenangan dia sama papi air mata sialan ini terus keluar.
"Papi kan udah janji sama ve gak akan biarin ve sendirian didunia ini.mama udah pergi,sekarang papi yang pergi terus sekarang ve akan tinggal sama siapa?"
Ve terus berbicara dengan makam papinya,seolah dia menganggap papinya masih ada.papinya pasti mendengar curahan hatinya tadi,
"Ve sekarang kita pulang ya?"
Pinta arka yang bersuara juga setelah lamanya mendengar ve yang berbicara dengan makam papinya,
"Biarin aja dulu ve disini.kalaw lo mau pulang silahkan,gue gak keberatan nungguin ve sisini sendiri."
Rey menjawab ucapan arka tadi dengan tatapan yang masih tertuju kearah ve,
"Lo gak lihat apa sebentar lagi hujan?nanti kalaw kita kehujanan gimana?terus nanti sakit,lo kan dokter masa hal beginian aja perlu dikasih tau."
Bantah arka yang sudah muak dengan laki laki ini,
"Kok lo nyolot sih?kan udah gue bilang biarin aja ve disini dulu.nanti kalaw hujan kan kita bawa mobil gak motor.jadi biarin aja ve disini dulu,dia masih pengen ketemu sama papinya."
Rey tak bisa menahan amarahnya lagi,dia sudah muak dengan bocah tengil ini.
"Mau lo apa sih hah?!kalaw lo mau disini sendirian ya silahkan.gue mau pulang sama ve,dia gak bisa hujan hujanan.nanti dia sakit gimana?lo mau tanggung jawab?"
"Stop!!"
Bentak ve yang menengahi perdebatan tak berguna arka dan rey,ve berdiri dari tempatnya dan berniat meninggalkan dua laki laki yang berbeda usia ini.pikirannya saat ini sedang kacau,dia butuh tidur.dia butuh istirahat,mungkin dengan tidur pikirannya akan sedikit lebih jernih untuk menerima kenyataan pahit ini.
Yeyyy.....akhirnya up juga
Jangan lupa vote ya gengs....
Jangan jadi sider woke!
Thankyou
Gomawo 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Teen FictionTakdir begitu kejam,kalimat itulah yang selalu di ulangnya.Semenjak kejadian itu,hidupnya terasa mati.Tidak ada lagi yang sayang padanya,hatinya hancur.Tapi yang namanya takdir tidak dapat kita cegah.Sekiranya itu lah yang di rasakan seorang Valerie...