"Prill tadi itu beneran hoodie dari Ali?" Tanya Elga saat mereka berada di kantin.
Setelah kejadian tadi pagi dimana Ali menjemputnya dan memakaikan hoodie itu temen²nya Prilly pada kepo.
"Iya El ya Allah kagak percaya bener" ucap Prilly.
"Perfect gue baru tau kalau Ali bisa seromantis itu" ucap Ana sambil meminum air putih yang ia beli.
"Bukannya Ali playboy ya?? Jadi biasa lah dia ngasih barang² ke cewek²" ucap Prilly.
"Eits.... Ali itu sebenarnya ga playboy Pril jangan salah sangka dulu" bela Elga.
"Ali itu nakal kalau ada yang ganggu dia. Dia sih ga playboy tapi banyak anak gadis yang potensial karena barang² mereka dibuang gitu aja sama Ali" bela Ana berikutnya.
Ali mengerutkan keningnya bingung. Mengapa kedua temannya tiba² membela Ali?
"Kalian suka sama Ali?" Tanyanya."Dih enggak lah!" Jawab Ana dan Elga kompak.
"Trus kenapa kalian belain Ali?"
"Karena kita udah lama kenal Ali"
"Kita udah temenan dari SMP jadi kita tau sifat sikap Ali"
Prilly mengangguk ternyata kedua temannya ini sangat kenal dengan Ali. Pantas saja mereka tau banyak soal Ali.
Brak!!!
"Biru kemana?" Tanya Seorang yang telah menggebrak meja Prilly dan sahabatnya.
"Ngapain lo tanya gue kak? Emang gue emaknya Ali!" Ucap Prilly.
Gadis yang ber tag name Alvina itu menatap geram kearah Prilly.
"Ck!!! Gue itu senior lo! Jangan ngelawan kalau ditanya" ucapnya geram."Terus kalau lo senior gue, Lo berhak gitu tanya bentak² kearah gue!" Ucap Prilly santai dengan tatapan datar.
Vina pun geram dengan kelakuan wanita dihadapannya itu. Saat hendak melayangkan satu tamparan tangannya tiba-tiba dicekal oleh seseorang.
"Lo nampar dia sama aja lo cari mati sama gue!"
***
Suasana kantin menjadi semakin mencekam. Dengan kedatangan Ali dan kawan-kawannya.
"Ru lepas!!" Ucap Vina.
"Kalau sampai gue lihat tangan ini nampar Prilly!? Gue ga segan² buat motong tangan lo!!" Ucap Ali dingin lalu melepaskan cengkraman tangannya.
Vina hanya menatap tajam kearah Prilly dan Ali. Lalu berlalu pergi bersama teman - temannya.
"Lo gpp??" Tanya Ali.
"Ga gue gpp kok" jawab Prilly. Mereka berdua saling pandang beberapa saat, lalu Prilly memutuskan kontak matanya.
Tak lama bel tanda masuk berbunyi. Lantas banyak para siswa siswi berhamburan menuju kelasnya masing-masing. Saat Prilly Ingi pergi tangannya dicekal oleh Ali.
"Nanti pulang sekolah gue tunggu di depan kelas" ucapnya lalu Ali mencium puncak kepala Prilly dan berlalu pergi disusul teman²nya.
Prilly terdiam membisu. Ali menciumnya? Jantungnya sudah berdetak kencang. Ini adalah suatu yang menakjubkan.
"Astaga!! Mata gue!!" Teriak Elga histeris.
"Cielah.... Yang habis dicium!" Ucap Ana sambil menyenggol lengan Prilly.
Prilly masih diam. Mengapa pria yang baru beberapa hari ia temui bisa memporak-porandakan hatinya hanya karena beberapa perbuatan yang sederhana.
***
"
Pril kita duluan ya" ucap Elga lalu berlalu pergi bersama Ana.
Di kelas tinggal Prilly yang tersisa. Memang bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, maka tak heran jika kelasnya sudah sepi. Setelah dirasa semua sudah masuk ia bergegas keluar, tak lupa dengan Hoodie yang ia pakai tadi padi. Saat keluar kelas Prilly melihat Ali yang tengah asik memainkan ponselnya. Ia pun berjalan menghampiri Ali.
"Udah selesai??" Tanya Ali saat Prilly sudah ada di dekatnya.
Prilly hanya mengangguk mengiyakan ucapan Ali. Lalu Ali langsung menggandeng tangan Prilly. Saat berada di koridor dekat lapangan Ali mengeratkan genggaman tangannya. Seolah mengatakan kalau Prilly adalah miliknya. Prilly hanya menatap manik² mata Ali. Sebesar itukah cinta Ali padanya?
"Kok ga ke parkiran??" Tanya Prilly. Pasalnya sekarang mereka berdua berjalan menuju gerbang sekolah.
"Kita naik itu" ucap Ali sambil menunjuk mobil sport merah yang ntah dari kapan sudah ada di depannya.
"Tapi motor kamu?" Tanya Prilly lagi.
Ali tak menjawab ia malah membukakan pintu mobil untuk Prilly. Dengan terpaksa Prilly masuk ke dalam mobil Ali disusul Ali dan mereka melajukan mobilnya keluar dari area sekolah.
Keheningan melanda di dalam mobil Ali. Bukan tak ingin membuka suara, kedua insan itu hanya bingung untuk mencari topik pembicaraan.
"Kita mau kemana?" Tanya Prilly memecahkan keheningan.Ali tak menjawab ia hanya tersenyum tipis, namun itu bisa membuat jantung Prilly berdetak kencang. Ah apa ia memiliki penyakit jantung?
Tak lama mobil Ali berhenti di tepi jalan dekat pantai. Waktu memang menunjukkan bahwa sang Surya akan terbenam.
"Ayo turun jangan bengong" ucap Ali lalu turun dari mobil disusul Prilly.
Prilly memandang pantai dengan mata berbinar. Prilly suka senja, bagian senja itu tak pernah ingkar janji. Ali hanya tersenyum simpul melihat Prilly yang tengah serius memandang matahari terbenam. Ntah kenapa kali ini ia ingin menikmati sore bersama Prilly. Ali akui ia jatuh dalam pesona mata hazel Prilly. Secepat tanpa Ali duga.
"Sekarang gue tau ada yang lebih daripada senja, yaitu senyumanmu"
***
"Thanks buat hari ini" ucap Prilly saat mereka sampai di depan rumah Prilly.
Setelah menikmati sore di pantai dan melihat matahari terbenam. Ali memutuskan untuk memulangkan Prilly.
"No problem, tapi ini ga gratis" ucap Ali dengan senyum misterius."Ga gratis? Jadi gue harus bayar??" Tanya Prilly polos.
"Iya lo harus bayar" ucap Ali diiringi senyum jahilnya.
"Berapa?"
"Besokkan weekend lo harus temenin gue 1 hari cuk! Ga ada penolakan!" Ucap Ali santai.
Prilly menatap Ali tak percaya. Ah sifat menyebalkan Ali muncul sekarang. Ia harus bagaimana sekarang.
"Diam lo gue anggep sebagai jawaban iya. Jangan tidur malam² cepet masuk gih, besok w susul jam 6" ucap Ali.
"What? Lo serius?? Itu masih pagi banget!" Ucap Prilly tak percaya.
"Gue pulang assalamualaikum" ucap Ali lalu melajukan mobilnya pergi dari rumah Prilly.
Jangan tanya reaksi Prilly. Pastinya kesal, dengan wajah kesalnya ia masuk kedalam rumahnya. Ah sungguh tak dapat di duga kelakuan Ali. Mengapa pria itu sifatnya dapat berubah-ubah. Kadang baik, kadang mengesalkan dan kadang romantis.
Hay² everybody gais😂😂😂
Kita kembali lagi :v gimana ceritanya? Seru ga? Komen ya :v jangan lupa vote kalau ga vote ati² ntar biru ngambek wkwkwk :v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy My Husband
Teen FictionAwalnya sih kesel gitu kenal sama cowok yang nakal alias badboy. Suka bikin rusuh, suka godain cewek, tengil, sok kepedean dan jangan lupa dengan sifatnya yang menyebabkan. Pen jitak gitu rasanya. Namun bersama gadis mungil bermata hazel. Sifat bad...