Kau, jalan terus di lorong gelap
Kau, enggan mencari sudut cahaya
Kau, terlalu lamban
Berjalan tanpa memperhitungkan waktu
Kau terlalu melupakan waktu.
Lemah memang.Takdir menertawakanmu sekarang
Lalu kau tetap saja jalan di lorong gelap itu
Kau, hanya menunggu cahaya datang
Ego saja yang terus kau andalkan
Luapkan saja semaumu
Terus saja kau semakin melemah
Terlalu sulit.Kesal sebenarnya aku
Kau, itu kenapa?
Iya, 'kau' yang di maksud adalah aku
Maaf, aku belum sepenuhnya memperbaiki
Maaf, aku selalu dan masih tetap menjadi aku.Bolehkah aku pamit?
Melepas semuanya?
Menjadi hanya satu orang? Sendiri?
Atau akankah ada yang mau merangkul?
Sesuatu hal yang baru, akan adakah?Terserah. Akan ku terima sesuai niatnya.
Gak nyambung kan? Emang, sabar ya.
Dari aku yang menjerit tapi gaada suaranya. Hhe.
Sekarang, untuk membenahi diri masih ada kesempatan kah? Semoga.Tertanda, yang terlalu peduli.