chapter 1

16.7K 780 31
                                    

Cinta yang hadir karena nafsu akan kalah dengan cinta yang hadir karena Allah.

●●

Malam hari pun tiba, Nisa yang berada didalam kamar memikirkan cara untuk kabur dari rumah. Nisa mondar-mandir dikamarnya sambil mengerutu sebal karena tidak ada ide yang masuk kekepala cantiknya.

Sampai sebuah ide terlintas dikepalanya. Nisa pun mengambil sprei didalam lemari kemudian menyatukannya setelah itu mengikat salah satu sisi kekaki ranjang lalu membawanya kebalkon dan menjatuhkannya sebagai alat untuknya bisa turun.

"Ah pintarnya diriku." Ucap Nisa sombong sambil menepuk-nepuk kedua tangannya.

Dengan hati-hati Nisa memanjat pembatas balkon dan memegang sprei yang telah dia gabung. Walaupun Nisa mengenakan gamis tapi itu tidak menyulitkannya karena Nisa mengenakan celana panjan didalam.

Tanpa Nisa sadari sedari tadi ada yang melihatnya mulai dari saat Nisa menurunkan Sprei itu, dialah Malik. Memang tadi sebelum masuk kedalam Malik mendapat telpon dan permisi kesamping rumah yang dimana tepat dibawah kamar Nisa.

"Kyaa, akhirnya bisa keluar juga. Duh Nisa kamu pinter banget sih." Ucap Nisa memuji diri sendiri. Nisa yang sedang memakai sendalnya tidak menyadari kalau Malik berjalan dibelakangnya. Saat membalikkan badannya hampir saja Nisa menabrak Malik kalau saja Malik tidak segera mundur.

"Mau kemana?" Tanya Malik datar membuat Nisa cengegesan.

"Em itu ana tad, hehe mau kabur." Ucap Nisa dengan cengiran tak lupa wajah sengaknya.

"Setelah saya jauh-jauh kemari, kamu dengan seenaknya kabur gitu?"

Nisa memberengut mendengar ucapan Malik, "Ye, saya kan gak nyuruh Ustadz kesini, salah Ustadz sendiri dong."

"Kamukan yang lamar saya duluan." Skak mat, Nisa mengaruk tengkuknya yang tertutup jilbab, walau tidak gatal.

"Hehehe, kan Nisa cuma bercanda. Ih Ustadz aja yang terlalu serius."

"Terserah kamu mau bilang apa. Sekarang kita masuk." Ucap Malik sambil menarik jilbab belakang Nisa membuat Nisa berjalan mundur mengikuti Malik.

"Tad, weh saya bisa jatuh ini." Protes Nisa yang diabaikan Malik.

Sesampainya didalam rumah semua orang menatap Nisa dan Malik bingung.

"Assalamu'alaikum," salam Malik.

"Waalaikumsalam," balas Mereka.

Malik melepaskan jilbab Nisa, lalu Nisa berbalik menatap keluarganya dan keluarga Malik tentunya.

"Nisa, kok kamu ada diluar? Bukannya kamu ada dikamar?" Tanya Hanum bingung.

"Hehehe anu bun, apa it-"

"Nisa kabur bun," potong Malik cepat karena Nisa lama menjelaskannya.

Nisa memberengut menatap Malik sebal. Heh nyebelin, tau gini tadi gak Nisa lamar. Batin Nisa.

Tarik nafas.

Tahan!

Tahan!

Tahan!

"Mati gue thor!" Protes Nisa.

"Sabar, selow neng!"

Keluarkan lewat kentut!

Astaghfirullah author ngajakin gelud yak!

"Gak gak canda."

Nisa duduk disebelah bundanya, setelah tadi dia dikode mengunakan tatapan mata. Begitu juga dengan Malik yang duduk diantara ayah dan ibunya.

Ustadz, Nikah Yuk![TERSEDIA VERSI EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang