Bab 1 {Ketemu Dia}

51 10 0
                                    

"GILA!!!"

Teriak salah satu wanita yang sedang duduk di sebuah Cafe bernuansa Retro itu. Terpasang jelas wajah kaget wanita lain di sekitarnya yang duduk tepat di sebelah dirinya. Sherina, Ainsley, Ziva, Sara, Farisa, dan Tanaya mereka adalah teman lama yang kini notabenya sahabat sejak SMP.

"Gue gak percaya! Sumpah gue gak percaya si Aldana berani ngelakuin itu!" lanjutnya. Wanita yang kini bingung sekaligus paling heboh di antara yang lain padahal yang di tanya saja merasa biasa, sebut saja dia Sherina.

"Lu yakin dia serius?!" tanya wanita lain di sebelahnya yang masih menatap heran ke arah yang di tanya, namanya Ainsley.

"Jodoh memang gak kemana ya. Dulu lu bilang suka dia, sampai Tanaya mak comblangin lu ke dia. Tapi jatohnya malah..." Dia terhenti enggan melanjutkan kalimatnya, cewek gila kosmetik dan ngegosip itu kini menatap Tanaya yang kaget dengan ucapan temannya itu, wanita itu bernama Ziva.

"Gue, gak tau tiba tiba aja gue refleks bilang iya ke dia. Ya, abis gue juga udah suka dia dari lama. Masa ada kesempatan gak gue ambil, lagi gue yakin kok Tanaya gak bakal ngehianatin sahabatnya sendiri. Ya kan Nay?" ucap Sara menjelaskan.

Kini mata mereka semua tertuju pada satu orang yang sedang mengaduk aduk Ice Capucino miliknya yang menyisakan es batu berukuran cukup besar. Tatapan itu berhasil menyadarkan Tanaya dari lamunanya.

"Jelas lah, lagi ngapain juga sih punya cowok. Gue single tetep bahagia kok" Jelas Tanaya walaupun ada sedikit perasan mengganjal di hatinya.

"Seterah, tapi memangnya kau beneran gak mau jalin hubungan gitu bro? Ntar kalau kita udah nikah semua trus kau gimana?" tanya Farisa pada Tanaya yang kini mendapat senyum kecil dari orang yang ditanya.

"Yang pasti sebelum waktu itu terjadi gue udah harus lebih sukses dari kalian. Biarpun gue gak punya pasangan yang mendukung gue dan temenin gue setidaknya gue punya kariawan yang bergantung kelanjutan hidupnya sama gue. Lagi pula gue kan punya kalian dan keluarga gue, itu sudah lebih dari ngerepotin. Gak ada niatan nambah lagi, TITIK." Kini jawaban Tanaya mendapat respon sinis dan decihan dari teman temanya.Yang membuat Tanaya terbahak karena berhasil membuat temanya terlihat lucu dengan wajah masam itu.

"Kita lihat aja nanti, sekarang mah ngomong kayak gitu gak tau kedepanya. Dateng tiba tiba udah bawa anak 5 lagi" celetuk Sherina yang kini membuat tawa mereka pecah seketika. Tak lama terdengar dering telpon yang cukup keras membuat tawa kami terhenti.

"Hanphone siapa tuh?" tanya Sherina

"Bukan Handphone gue. Handphon lu kali Far?" timpal Ziva

"Bukan" jawab Farisa ia melirik ke arah Ainsley memberi isyarat namun hanya mendapat kedikan bahu sebagai jawaban begitu pula dengan Sara.

"Sher, itu di tas lu kok ada cahaya?" Tanya Tanaya heran. Sherina bergegas mengambil benda pipih itu dari tasnya.

"Oh iya, ternyata Hanphone gue. Sorry ya guys, hehe" kini sherina hanya tersenyum lebar memamerkan deretan gigi kudanya itu membuat teman di sekitarnya menatap malas.

"Yeuh, teriak maling ternyata dirinya yang maling sendiri" ucap Ainsley.

Sherina, Ainsley, dan Ziva pamit pergi karena Sherina baru dapet kabar kalau besok hari ulang tahun mertuanya. Ainsley di minta menemani karena urusan hadiah dialah jagonya. Sedangkan Ziva ikut karena ingin membeli cat kuku dan beberapa alat kosmetik untuk memanjakan suami tersayangnya, katanya.

Farisa juga pamit untuk menjemput anaknya dari sekolah. Tinggalah Sara dan Tanaya, selesai kepergian mereka. Sara mendapat telepon kalau Aldana pria yang belum lama ini melamar Sara ingin bertemu untuk membicarakan sesuatu akhirnya Sara meminta Aldana untuk datang ke Cafe tempat dirinya dan Tanaya berada.

Décision Imperium {ONGOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang