Bab 9 {Lamaran}

6 3 0
                                    

Mata gadis itu membulat sempurna. Baru saja tadi malam dirinya di peringati tapi hari ini ia malah mendapatkan kalimat bodoh itu. Tanaya benar-benar merasa frustasi.

"Kau pikirkan saja selama aku pergi. Ketika aku kembali aku tidak ingin menunggu jawabanmu lagi. Jadi pergunakan waktumu dengan baik, dan jangan mencoba bertindak bodoh"

Itulah kalimat terakhir Pangeran Alfaroz setelah itu, semua seperti mimpi. Semua kembali normal, seperti tak terjadi apapun. Tanaya kembali ke Depok tempat tinggalnya, Aldana mempersiapkan pernikahanya yang sudah tak lama lagi, dan Ricky sibuk akan pekerjaanya di kementrian.

Sudah hampir 2 bulan lamanya, Tanaya mulai melupakan ancaman dan perkataan Alfaroz. Bahkan orang itu bagai menghilang di telan bumi, sedikitpun tidak memberi kabar.

Dreett... Dreett...

Sebuah ponsel yang di taruh tak jauh dari tubuh Tanaya bergetar. Membuat gadis itu terpaksa bangun dari tidurnya, padahal hari ini ia berniat menghabiskan akhir pekan dengan tidur seharian.

"Assalamualaikum, Nay?!" Ucap seseorang di ponsel, dia Sherina.

"Waalaikumsallam, kenapa Sher?" Jawab Tanaya malas dengan mata yang masih terpejam.

"Lu udah sampe mana kita nunggu lu nih?"

"Sampe pulau kapuk, emang siapa yang nunggu gue?"

"Astaga Tanaya! Kita dari tadi nunggu lu, kitakan mau fitting baju buat acara nikahnya Aldana & Sara" Tanaya yang sedang menguap ala singa langsung mendudukan tubuhnya.

"Ya ampun gue lupa, ini aja gue baru bangun tidur"

"Jadi lu belum siap nih?"

"Ya belum lah, bangun aja belum" Tanaya melempar ponselnya, berlari menuju toilet. Meninggalkan begitu saja panggilan yang sedang berlangsung.

"Ya udah siap-siap sana! Kita tunggu lu di Starbuck deket butik ya? Nay? Hallo? Bocah kampret gue ngomong sendiri bocahnya udah kabur" Dumel Sherina kesal.

"Mah Naya berangkat! Nanti sore juga udah pulang kok, gak sampe malem pokoknya" Teriak Tanaya sambil berlari membawa dua helai roti polos di genggamanya. Saat sedang berlari ke luar rumah tak sengaja ia menabrak seseorang membuat rotinya terjatuh.

"Are you oky?"

***

"Nih dia bocahnya" Teriak Sherina melihat Tanaya berjalan ke arah meja mereka.

"Assalamualaikum" Ucap Tanaya lesu mereka menjawab salam Tanaya gadis itu langsung mengambil posisi duduk di salah satu bangku kosong sebelah Sara.

Ainsley, Farisa, Sherina, dan Ziva menatap ke arah Sara seolah memberi pertanyaan, Belum sempat Sara memberi tau Tanaya kalau bangku itu milik seseorang. Dua orang pria dari arah berbeda datang mendekat ke arah sekumpulan wanita itu.

"Assalamualaikum" ucap kedua pria itu, keduanya saling menatap terkejut begitupun para wanita itu sama-sama terkejut. Ke dua pria itu Aldana dan Ricky, merasa Deja Vu seperti hal ini pernah terjadi sebelumnya.

"Waalaikumsallam" Jawab semuanya serentak.

"Loh ada Aldana?" Kata Tanaya baru menyadarinya

"Lu ngapain ada di sini? Ngikutin gue ya lo?!" Ricky berucap

"Seharusnya gue yang tanya itu ke lu!" Kata Aldana

"Lu sendiri ngapain di sini? Katanya lagi banyak kerjaan kok balik lagi?" Ucap Tanaya kepada Ricky

"Tas lu ketinggalan di mobil gue oneng" Ricky menyodorkan tas Navy milik Tanaya, orang yang menabraknya di halaman rumah dia Ricky.

Karena terburu-buru Tanaya memaksa pria itu mengantarkanya, saat sampai Tanaya merasa pusing dan lemas jadi tidak tahu jika tasnya tertinggal. Ricky berniat memberikanya tapi yang ia temui adalah situasi aneh seperti ini.

Décision Imperium {ONGOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang