"Maukah kau menjadi kekasihku?"
Celetuk Alfaroz ketika mereka baru saja sampai di Loby Hotel. Karena udara malam yang semakin dingin mereka memutuskan untuk kembali. Tanaya terdiam cukup lama mendengar kalimat Alfaroz yang sangat mendadak.
"Hmm" Tanaya berdeham dan mengangguk malas, gadis itu berfikir sepertinya Alfaroz sudah terlalu lelah sampai berbicara ngawur.
"Apa kau serius?" Alfaroz memastikan
"Kau pikirkan saja sendiri, aku lelah" Tanaya hampir tertawa
"Aku kira akan sangat menyulitkan, tapi nyatanya semudah ini. Biasanya kau selalu bertindak bodoh, tapi kali ini kau membuat keputusan yang tepat" Alfaroz menghembuskan napas lega. Tapi di sisi lain Tanaya mengepal tanganya, siap memberi pelajaran terhadap Alfaroz. Memang pangeran itu tak berubah, selalu berbicara sesukanya tanpa berpikir perkataan itu layak atau tidak di perdengarkan.
"Lima menit. Hubungan kita berakhir." Tanaya berucap datar, dengan tatapan kemarahan.
"Apa? Mana ada yang seperti itu!" Alfaroz tak terima
"Ada. Yang baru saja terjadi, ini yang akan menjadi bukti"
"Apa? Tapi--" Alfaroz menghentikan kalimatnya bepikir sejenak.
'Aku yakin dia akan menyesal dan segera meminta maaf sambil memohon kepadaku' Batin Alfaroz
"Baiklah kalau itu maumu." Kata Alfaroz melanjutkan kalimat yang sebelumnya
"Sudah lebih dari 5 menit, hubungan kita berakhir. Status kita saat ini adalah MANTAN. Jadi jangan kau mengganggu kehidupanku lagi. Kita berpisah di sini, kembalilah ke kamarmu. Jangan libatkan aku dalam masalahmu!" Tanaya meninggalkan Alfaroz
"Ya pergilah, pergilah yang jauh jangan sampai aku bertemu dengan mu. Kau pikir aku benar-benar mencintaimu? Semua itu omong kosong, aku hanya sedang membodohimu, dengar dan ingat dengan jelas!" Teriak Alfaroz tak terima dengan perlakuan gadis itu, Tanaya.
"Dasar pangeran gadungan. Dia pikir aku akan menerimanya dengan senang hati karena dia pangeran? Mau dia pangeran kek, putra mahkota, atau Raja aku tak akan mau menikah ataupun memiliki hubungan bersama pria. Mereka sama saja" Dumel Tanaya merasa kesal "Brengsek" lanjutnya.
***
20.25 Hotel Royal Aqila, Bali
Alfaroz memundurkan hari kepulanganya dari yang seharusnya sore tadi menjadi besok pagi. Kini pngeran itu juga membuat pesta perpisahan untuk semua orang, tapi tidak dengan Tanaya.
Karena keputusan yang mendadak itu alhasil Tanaya harus bekerja lebih untuk menyiapkan keperluan yang di butuhkan saat pesta berlangsung. Untunglah semua bisa selesai tepat pada waktunya.
Tanaya datang dengan menggunakan Gaun biru selutut dengan Flatshoes Silver. Ia pun mencari tempat paling nyaman untuk membawa makanan sebanyak mungkin. Makanan untuk mengisi energi sekaligus memperbaiki mood nya yang hancur.
Akhirnya gadis itu menemukan meja bundar yang kosong, ia pun bergegas untuk menempatinya. Setelah itu ia menenggelamkan wajahnya di antara dua tumpuan tanganya hampir terlelap tidur.
Tak jauh, 2 orang pria memperhatikan gadis itu dari tempat yang berbeda. Kedua pria itu masing-masing membawa dua gelas minuman dan menyodorkanya ke hadapan Tanaya. Kedua pria itu saling terkejut, tapi Tanaya belum menyadari kehadiran dua pria itu Aldana dan Ricky. Sampai keduanya menyebutkan nama mereka, Tanaya terbangun.
"Kalian ngapain? Jangan bilang jatuh cinta pandangan pertama, sampai bertatapan intens gitu" Tanaya terkekah melihat kedua temanya itu. Jelas keduanya langsung memberikan wajah masam, yang membuat Tanaya semakin terkekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Décision Imperium {ONGOING}
Romance"Jangan mencoba bermain RAJA & RATU kalau tak ingin ada korban. Sesuatu sekecil apapun harus mendapatkan balasan. Kau gadis yang pintar, ku harap kau mengerti." "Dan ada satu hal yang harus selalu kau ingat. Tanganku haus akan darah, ku harap aku t...