"Kenapa lu bisa ada di bali?"
"Tugas" jawabnya singkat
"Hah? Maksudnya?"
"Gue jadi menteri, gue dapet tugas yang mengharuskan gue ke bali" Tanaya merapatkan tubuhnya mendekati Aldana berusaha mencari kebenaran di wajah pria itu.
"Lu gak bohong kan?! Lu gak lagi ngejar gue lagi kan Al?"
"Dih pede banget, apa untungnya gue bohong?"
"Terus lu jadi menteri apa? Di tugasin untuk apa? Kok lu gak sibuk sama tugas lu, malah santai nganter gue berobat"
"Yang mana yang harus gue jawab duluan?"
"Dari awal sampe akhir!" tegas Tanaya
"Oky. Jadi gue menteri pariwisata, di tugasin memastikan kunjungan pangeran putra mahkota memuaskan dan sangat berkesan bagi beliau, jadwal gue padet setelah putra mahkota datang nanti, masih ada yang ingin di tanyakan?"
"Berarti lu tinggal di hotel dan lantai yang sama? Terus kenapa lu gak kasih tau gue?!"
"Lu gak nanya" jawabnya santai
"Ya seharusnya lu kasih tau gue, inisiatif kek"
"Udah sampe lu mau turun gak?"
Tanaya melihat sekitar, benar mereka sudah sampai di parkiran. Tanaya tidak menyadarinya, ia terlalu fokus dengan jawaban Aldana. Tanaya turun dari motor Aldana, mereka berjalan bersama menuju lantai atas kamar mereka. Tak ada yang membuka pembicaraan selama perjalanan. Sampailah mereka di depan pintu kamar Tanaya.
"Sekali lagi Trimakasih" Tanaya berucap
"Your welcome"
"Lu di kamar berapa"
"Dari pertigaan belok kiri di situ ada kamar, di situ gue tidur" Aldana menunjukan arahnya
"Oh. Gue masuk duluan ya" Tanaya pamit lekas membuka pintu kamar dan menutupnya kembali. Meninggalkan Aldana yang berdiri di balik pintunya.
13.27 Rabad, Maraco
"Pangeran, apa yang akan kita lakukan nanti di negeri asing Pulau Bali?"
Tanya si Sekertaris merasa belum mengetahui alasan untuk kepergianya ke negara asing itu, dia Farid sekertaris pribadi pangeran yang sudah bersama selama kurang lebih 15 tahun.
Pangeran sedang memandang lewat jendela besar menyajikan lapangan luas dengan hutan rimbun yang hijau. Sambil menikmati secangkir teh panas di genggamanya.
"Jebakan, aku ingin menjebak sesorang. Berdalih liburan dengan sedikit pengamanan" Ucap pangeran setelah menyeruput teh miliknya.
"Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan pangeran?"
"Aku tak cukup bodoh sampai jatuh di dalam perangkapku sendiri."
"Saya mendapat laporan jika putra pertama dari Marquis Estrella belum lama ini juga datang ke Indonesia hanya saja, ia pergi ke Pulau Lombok dan baru kembali pagi tadi"
"Apa ia pergi bersama putra dari Viscount Bronwen?"
"Iya, tapi setelah itu masing-masing dari mereka pergi ke tempat berbeda"
"Berikan aku laporan pengeluaran, agar tak dicurigai mintalah laporanya ke seluruh keluarga Bangsawan. Aku ingin persiapan ke negeri asing itu di percepat, dan kita akan datang lebih awal dari jadwal yang sudah di tentukan."
"Baiklah, apakah ada yang lain?"
"Bagaimana dengan Yang mulia Raja? Dan putri Chia?"
"Yang mulia Raja sedang melakukan perbaikan di lahan yang selalu terkena dampak kekeringan, beliau sedang berusaha sangat keras untuk hal ini. Untuk putri sendiri sepertinya ia baru saja kembali dari kegiatanya menjadi sukarelawan di bagian Barat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Décision Imperium {ONGOING}
Romance"Jangan mencoba bermain RAJA & RATU kalau tak ingin ada korban. Sesuatu sekecil apapun harus mendapatkan balasan. Kau gadis yang pintar, ku harap kau mengerti." "Dan ada satu hal yang harus selalu kau ingat. Tanganku haus akan darah, ku harap aku t...