11|Misunderstanding

13 3 0
                                    

Maaf guys baru up🙇
Kedua miminnya sibuk semua,jadi GK sempet buat up😶

Makasih mau nunggu,😄
Silahkan lanjutkan dan,semoga belum lupa ma jalan ceritanya v:

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading 👣
-
-
-
-
...

"Dia..." "Shi Ge-Leon,kakak gue..."Jelas Anna,sambil mengelus rambut Ge-Leon dengan lembut.

"Ouh...kakak kandung?"

"Bukan,sodara gue!"

"Oh,iya-iya..."

Setelah berbincang dengan Anna, Flora langsung pulang ketendanya. Saat dijalan ia tidak sengaja bertemu dengan cowok yang ia kenal sedang mengobrol dengan teman kelasnya dan sesekali mereka tertawa keras. Flora berusaha menghindar supaya cowok itu tidak melihatnya. Namun semesta tidak berpihak padanya yang terjadi malah cowok itu memanggil Flora.

"Flora!" panggil cowok itu.

Flora berusaha lari namun cowok itu langsung berdiri dan mengejarnya. Saat cowok itu telah dekat dengan Flora ia langsung menarik tangannya dengan kuat dan memeluk Flora dengan sangat erat. Flora terdiam saat cowok itu memeluknya. Ada sedikit perasaan aneh saat cowok itu memeluknya. Flora tersadar dan langsung melepas pelukan cowok itu dengan kasar.

Plakk

Flora menampar cowok itu dengan keras dan membuat pipi cowok itu merah.

"Maksud lo apa!!" bentak Flora. Ia marah karena cowok itu adalah cowok pertama yang memeluknya dengan erat setelah ayahnya.

"Gue kangen sama lo..." ucap cowok itu dengan lembut.

Flora diam, tertegun dengan kata-kata cowok itu. Lalu menjawab "gue mau balik!" tanpa melihat cowok itu.

"Gue anter yaa?" ucap cowok itu lembut.

Samar - samar ia bisa mendengar teman sekelasnya bersorak - sorak heboh apalagi saat Di-san memeluknya tadi. Flora mengabaikan mereka dan hanya menggagap mereka tidak ada. Jahat? Memang! Flora tidak dekat dengan teman sekelasnya terutama laki - laki. Flora juga sedikit bingung dengan perubahan sikap Di-san padanya.

"Gak,gue bisa sendiri!!" bentak flora lalu pergi dari situ. Namun lagi-lagi Di-san menarik tangannya.

"Lo ada waktu gak? Gue mau ngomong sesuatu sama lo."

Flora diam sebentar lalu menjawab "apaan sii,Di!!"

"Jangan disini, ngomongnya sambil nganterin lo aja."

"Kalok gak mau ngomong disini yaudah, gue mau balik. Udah ngantuk juga!" ketus Flora

"Yaudah gak jadi ngomong kalok gitu. Lo cepetan balik gih biar bisa tidur. Kapan-kapan aja kalok ada waktu." ucap Di-san sambil tersenyum.

"Gak jelas lo!!!" ketus flora melepaskan tanganya dari Di-san dengan kasar dan pergi dari situ.

Memang salahnya memilih jalan lewat belakang tenda. Ia berfikir akan lebih cepat sampai ketendanya jika ia memilih jalan itu. Ia juga menghidari tenda Reyn yang ia lewati saat ketempat Anna.

Di-san hanya melihat punggung Flora yang semakin lama semakin mengecil dan hilang. Ia tersenyum miring lalu bergumam "Gue bakal dapetin lo apapun caranya, liat aja."

Setelah mengatakan itu Di-san langsung kembali kepada teman-temannya.Saat Di-san kembali, teman-teman langsung bertanya - tanya.

"Gimana sakit gak san?" tanya temannya yang berkulit putih dan tertawa mengejek.

"Gak lah cuman gitu doang, hahahaha" Di-san ikut tertawa.

"Gilak si lo, yakin lo bisa ngelaksanain misi nya." tanya temannya yang bebadan kecil.

"Yakin lah, baru dimulai juga. Tenang aja." ucap Di-san sambil tersenyum menyeramkan.

"Okelah kita tunggu aksi lo senjutnya hahaha..." ujar temannya yang berbadan gemuk.

"Siap,hahahahahaha!" Di-san pun ikut tertawa.

Teman-temannya yang lain juga langsung ikut tertawa dengannya. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka bisa membuat si korban merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan mungkin obatnya sangat sulit didapat dan akan berakibat fatal.

...

"Hufttt... Hufttt... Akhirnya sampe juga" ucap Flora dengan nafas yang tidak beraturan.

"Ngapain lo lari² gitu? Abis dikejar hantu? Kok lo udah balik? Katanya mau nginep ditempat Anna, gimana si!!" cerocos Mia setelah melihat sahabatnya itu kelelahan.

"Gue bete, mau tidur. Ngantuk gue, capek juga." jawab Flora berjalan menuju tendanya dan menengguk air minum dibotol.

"Salah siapa lo lari² malem² kayak gini, gk jelas lo!" jawab mia.

Flora diam setelah mia menjawab. Ia merasa de ja vu dengan kalimat yang diucapkan sahabatnya itu.

"Bodok amat!" ketus Flora sambil menidurkan badanya dan memejamkan matanya. Ia akan jadi orang yang paling menyebalkan saat dia haid atau sedang bad mood seperti sekarang.

Miaso sudah 1 tahun lebih bersahabat dengan Flora. Ia bisa memahami apa yang Flora rasakan seperti saat ini. Ia hanya menggelengkan kepalanya dan mengikuti flora dari belakang masuk ketendanya. Jika ia bertanya lebih lanjut maka akan menimbulkan masalah. Ia tau betul sahabatnya yang akan bercerita saat ia mau menceritakannya.

Flora berusaha memejamkan matanya tapi tidak bisa, karena yang ada dipikirannya adalah apa yang akan diucapkan Di-san padanya. Ia sedikit bingung kenapa tadi Di-san memeluknya dan ia juga merasa kepedean karena kata²nya yang terlalu ambigu. Sifat Di-san juga berubah padanya. Tapi ada perasaan tidak enak dan ia merasa akan ada kejadian yang buruk menimpanya. Ia juga memikirkan Reyn yang belum mengechatnya sejak tadi, dan jadi khawatir, apa terjadi seauatu padanya setelah Reyn mengantarnya.

Flora langsung menggelengkan kepalanya lalu mencoba memejamkan matanya dan berusaha tidur. Ia juga beberapa kali mengecek hpnya, namun sama saja tidak ada chat dari Reyn. Ia menjauhkan hp nya lalu memejamkan matanya berusahan untuk tidur. Beberapa jam kemudian flora akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.

...

Reyn menatap kosong api unggun didepannya. Ia berusaha percaya namun penglihatannya cukup jelas. Pikirannya diselimuti dengan cewek itu. Ia bingung harus percaya dengan penglihatanya atau hatinya. Karena jika ia memilih percaya dengan penglihatannya maka ia harus melupakan cewek itu. Namun jika sebaliknya maka ia harus meminta perjelasan cewek itu.

Tanpa Flora sadari ada yang cowok mengikutinya saat ia hendak pulang ketendanya.

Setelah mengatar Flora ia belum beranjak dari situ, dan masih menunggu sekitar 30 menit. Ia ingin memastikan Flora tidur dengan benar. Saat ia akan pulang ketendannya, ia melihat Flora keluar dari situ. Ia memilih sembunyi karena takut Flora akan bertanya² dan ia belum siap untuk menjawab. Ia mengikuti Flora karena khawatir padanya. Ia bingung saat Flora memilih jalan lain. 'Kenapa Flora lewat belakang tenda? Apa dia akan pergi kesuatu tempat untuk bertemu seseorang? Atau dia tadi berbohong bahwa ia mau menginap ketempat anna agar aku tidak mengikutinya?' pikir cowok itu.

Ia terus mengikuti dan mengawasi flora sampai ia melihat ada cowok yang memanggil nama flora. Ia melihat cowok itu mendekat lalu memeluk flora. Ia terkejut melihatnya, perasaannya sangat sakit saat melihat kejadian itu. Ia kecewa karena Flora yang berbohong padanya. Setelah itu ia memutuskan pergi dari situ dengan perasaan yang hancur. Ia adalah reyn. Iya dia reyn cowok yang membuat flora bahagia.

"Kayaknya gue mau mundur ra..." ucap Reyn sedih sambil menghapus nomor Flora dihpnya"

=∆=

Stay tune guys 💓

Gomawo Readers ❣

See u

{√}You're Not For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang