2. Tanda tanya (?)

0 2 0
                                    

"Assalamualaikum bun."caramel sedikit berteriak dengan semangat

"Waalaikumsalam. Pulang-pulang udah teriak aja ini rumah tau bukan hutan."jawab adinda

"Maaf bun soalnya hari ini aku lagi happyyyyyyy banget."ujar caramel

"Memang nya ada apa sih??"tanya adinda dengan penasaran

"Ahh bunda kaya ga tau aja,caramel kan emang udah gila dari dulu. Makanya teriakan ga jelas."ucap Rey dari arah pintu sambil mencopot sepatu

"Syirik aja sih lo!!"caramel menghadiahi tatapan tajam pada Rey dan di balas dengan santai

"Udah kamu ganti baju dulu mel, nanti bunda minta tolong beliin ayam bakar di pak ujang!!kamu minta antar Rey yah sayang?"pinta adinda sambil mengusap pelan rambut caramel

"Ihh jalan sama nenek sihir GA, Rey GA MAU!!"bantah Rey

"Siapa juga yang mau di antar sama lo."balas caramel sebelum ia melangkah kan kaki nya menuju lantai dua untuk masuk ke dalam kamar nya

Sungguh hari ini pikiran caramel di penuhi oleh sesosok laki-laki yang mirip dengan "Dia". Ia ingin sekali dekat apalagi menjadi bagian dari laki-laki itu,rasa nya laki-laki itu memang hadiah tuhan untuk caramel. Caramel ingat betul atas kejadian itu dan caramel masih ingat pernyataan terakhir dari mulut "Dia".

Caramel mengacak rambut nya prustasi. Ia mengambil sebuah benda berbentuk persegi yang terpampang foto caramel dengan "Dia". Caramel mengusap pelan wajah "Dia" dalam batin nya caramel sangat merindukan sosok itu. Sosok yang selalu memberikan kenyamanan dan kehangatan bagi dirinya. Secercah harapan yang selalu ada di benak caramel ia ingin "Dia" kembali dalam pelukan nya namun tuhan berkata lain. Tuhan sangat menyayangi nya dan caramel harus mengikhlaskan kepergian nya.

Tok..tok..tok

Suara ketukan pintu membuat caramel terbangun dari lamunannya. Ia tak sadar bahwa pipi nya telah basah dihujani air mata nya. Dengan cepat ia mengusap nya dengan tissue.

"Mel,gue masuk yah??!"ujar suara itu masih di balik pintu

Krekk..

"Lagi ngapain lo??"rey mencoba memposisikan diri nya dengan caramel

"Gausah kepo."caramel menarik selimut nya

Rey memperhatikan mata caramel yang sembab karena habis menangis. caramel tidak pernah seperti ini biasa nya dia selalu saja menjadi caramel yang menyebalkan namun ini tidak.

"Mel,gue tahu lo abis nangis kan??udah deh lupain Raka!!"ucap Rey seraya menarik selimut dari genggaman caramel

Caramel duduk seperti posisi semula. Dia meremas ujung selimut. Tatapan tajam langsung ia berikan pada seseorang yang kini duduk di depan caramel. Wajah caramel berubah menjadi 90% ketika Rey masuk ke dalam kamarnya. Caramel yang tadi sedang bersedih kini ia berubah menjadi caramel yang Rey kenal. Dengan tatapan tajam dan juga wajah yang memerah caramel membuka mulutnya.

"Gak usah sok tau deh!! mending lo keluar dari kamar gue!!"perintah caramel dengan sangat jelas

Rey membuang tatapan nya dari wajah caramel,ia tidak mengerti mengapa caramel tidak mau mendengar kan kata-kata nya. Rey melangkah kan kaki nya keluar sesekali ia menoleh ke arah caramel namun caramel acuh atas itu.

CaramelkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang