Memaafkan

3K 365 139
                                    

Mohon kerja samanya dengan baik! Vote cerita terlebih dahulu sebelum membaca!

{Dilarang keras Plagiat!}

Selamat membaca❤

•••
Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.
(Ali bin Abi Thalib)
•••

Sudah 3 hari pekerjaanku hanya uring-uringan di dalam kamar seperti anak muda yang baru putus dari pacarnya.

Aku tidak mau kalau terus-terusan bermain dengan yang namanya hati. Ku biarkan saja, nanti juga akan sembuh dengan sendirinya.

Cinta itu jangan diambil rumit.

Biarkan saja dia bermain dulu, setelahnya mungkin akan ada surat dari pengadilan agama. Insya Allah ini akan menjadi keputusanku yang terbaik.

Allah SWT berfirman:

وَا تَّبِعْ مَا يُوْحٰۤى اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْن
"Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan. Dialah hakim yang terbaik." (QS. Yunus 10: Ayat 109)

Ini adalah batas dari kesabaranku dan aku sudah tahu bahwa ini memang yang terbaik untukku dan untuknya.

Aku percaya dengan janji-Nya, di setiap rencana-Nya mungkin hanya itulah yang terbaik untukku karena mukjizat-Nya itu nyata. Seperti yang telah tertera dalam kitab Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman:

فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِۢكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِا لْعَشِيِّ وَا لْاِبْكَارِ
"Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi." (QS. Ghafir 40: Ayat 55)

Ya, itulah adalah keputusan terakhirku

Lebih baik melepas yang sudah pergi dari pada terus-terusan menahan rasa sakit. Gampang kan? Tapi pikiranku menjelasakan bahwa tak segampang itu.

Ah, sudahlah jangan diambil pusing. Nikmati saja hidupmu Prill...

Dooorrr...
Dooorrr...
Dooorrr...

Tiba-tiba suara gedoran pintu dari luar kamar terdengar jelas, dan aku sudah tahu siapa pelakunya.

"Aduhh...apalagi sih dek, jangan paksa kakak buat makan lagi, udah kenyang nih!" Teriakku dari dalam tanpa berniat beranjak dari ranjang dan membukakan pintu yang terkunci untuknya.

"Ihh, seudzon mulu kerjaannya, itu diluar ada tamu nyariin kakak." Balasnya.

Tanpa banyak kata aku langsung membuka pintu kamar dengan terburu-buru.

"Siapa?" Tanyaku penasaran.

"Pasti mikirnya Bang Ali nih! Makanya langsung keluar."

"Raja...."

"Iya, iya canda kok, tuh ada si kakak cempreng diluar."

"Cempreng? Siapa? Meta?"

"Ya, siapa lagi kalau bukan si Memet."

"Tumben banget dia kesini, ngapain coba?"

"Ya gak tahu, makanya temuin."

Aku langsung bergegas menuju ruang tamu dan dugaanku benar ternyata dia mengunjungiku disaat jam istirahat di kantor. Haruskah di waktu jam kerjanya?

My Husband Is Rich Man (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang