(≧▽≦) ...Sambil baca kalian bisa dengerin lagu. Aku udah siapin di atas... (≧▽≦)
_____________________________________
PENGAGUM
Langit kembali menampakkan keperkasaannya, tiba-tiba saja mendung. Angin menyeruak dingin melewati rongga baju yang ku kenakan, bahkan jilbab yang sebelumnya tertata rapi kini melambai tak beraturan mengikuti arah angin. Daun kering dari pohon pinggir jalan kampus pun ikut berserakan. Menciptakan suasana lembab yang mencolok.
Beberapa hari ini cuaca memang sering berubah-ubah. Kadang panas kadang mendung juga hujan, membuat sistem imun dalam tubuh harus bekerja ekstra menghadapi cuaca ekstrim seperti ini.
"Mia, kamu yakin pergi nonton hari ini? Aku takutnya hujan," kataku pada Mia saat melihat penjuru langit tampak gelap.
"Jadi dong, selagi hujan masih air kenapa tidak," kata Mia acuh.
"Ya kali hujan linggis, mati dong kita kalau gitu," kataku bergidik. Aku ngeri sendiri membayangkan perkataanku barusan.
"Nah itu. Justru karena bukan linggis jadi kenapa harus takut sama hujan yang masih air," kata Mia menyerahkan helm ku yang memang aku titipkan tadi pagi. Biasalah aku kalau ke kampus naik angkot atau gak di jemput teman. Alhamdulillahnya temenku pada baik.
"Meskipun air ya. Bisa bikin sakit juga tau."
"Katanya teknik," kata Mia dengan aksen meremehkan. Selalu saja jargon itu yang keluar dari mulut orang-orang. Padahal biarpun anak Teknik, tapi kita tetap manusia bukan robot. Eh, tapi robot kena hujan juga karatan sih. Taulah bodo intinya bakal sakit aja.
"Teknik konon. Sakit tuh gak pandang bulu, mau kamu anak teknik, anak menteri, bahkan anak raja sekalipun kalau mau sakit ya sakit, Mia," kataku menjelaskan. Tak habis pikir dengan pola pikirnya.
"Iya deh iya. Capek tau debat sama kamu kalau sudah soal beginian," kata Mia menghembuskan nafas pasrah. Hal itu yang aku tunggu keluar dari mulut Mia membuatku tersenyum kecil.
"Aku gak ajak debat kok. Cuma kasih tau doang," kataku menggembungkan pipi.
"Iyalah tuh. Gak jadi nonton nih?"
Aku mengangguk yakin, "besok ajah, mungkin gak hujan."
"Yaudah. Ini masih jam 3 lewat, gimana kalau kita atur konsep buat tugas video besok?" kata Mia sesaat setelah melirik jam cantik di tangannya.
"Boleh. Tapi dimana? Rumah Della gimana?" saranku.
"Good idea," setuju Mia cepat.
Della salah satu teman akrab ku dan Mia. Tadi pagi dia mengantar Papanya ke Bandara jadi tidak masuk kampus. Katanya dia sudah di rumah sejam yang lalu, jadi waktu yang tepat untuk kumpul sekaligus kerja tugas.
Sore ini benar-benar dingin, belum lagi aku tidak membawa jaket atau bahkan blazer. Kukira hari ini akan cerah, pagi tadi tidak ada tanda-tanda akan hujan. Agar tidak kedinginan memeluk badan sendiri di balik boncengan Mia adalah pilihan berharap agar lebih hangat.
***
"Kamu gak ganti baju, Nan?" Tanya Della melihat bajuku lumayan basah.
Beberapa menit lalu kami sampai rumah Della. Seperti dugaanku pasti akan turun hujan. Dan ya kami baru saja memasuki blok rumah Della yang bahkan dekat dari kampus. Hujan sudah menjatuhkan dirinya. Bagaimana kalau tadi pergi nonton apa yang akan terjadi? Entahlah mungkin akan lebih buruk.
"Boleh deh. Bajuku lumayan basah takutnya flu," ucapku merasa sudah flu. Sakit flu itu biasa dan kadang dianggap remeh tapi sungguh menyiksa bila menyerang.
![](https://img.wattpad.com/cover/191628589-288-k829225.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAGUM
General FictionBerharap semua baik2 saja. Beragam alasan yang membuat manusia masih mengingat dan berharap waktu terulang kembali, entah untuk memperbaiki sebab menyesali, merasakan sebab merindu, menampik sebab salah dan sebab akibat lainnya-Nauliami Aditama. ~ S...