4

12 1 0
                                    

(≧▽≦) ...Sambil baca kalian bisa dengerin lagu. Aku udah siapin di atas... (≧▽≦)

_____________________________________

PENGAGUM

Setibanya di taman, aku tidak langsung bergabung untuk rapat. Aku ngacir ke toilet setelah turun dari motor. Jelly Shack yang aku minum tadi pasti penyebabnya. Sekarang aku tidak tahu dimana mereka berkumpul. Taman kampus bukan tempat yang bisa dikatakan kecil. Belum lagi banyak kerumunan orang. Membuatku bingung harus pergi ke arah mana.

Tanganku mengotak-atik ponsel, aku akan melihat grup. Mungkin akan ada info posisi rapat berlangsung tapi nihil. Barusaja tanganku ingin mengetik pesan dan bertanya. Namun, aku mengurungkan niat. Aku sama sekali belum pernah mengirim pesan di grup itu. Belum lagi aku hanya mengenal Ilham. Haruskah?

CHAT :

Nanda: Kalian di bagian mana? Mintol fotoin dong..

(Ya. Aku barusaja mengirim pesan ke Ilham. Meskipun setengah hati.)

Ilham Kunyuk: Di tengah.

Nanda: Ya tengah dimana? Org aku bilang di foto.

Tahukah kalian? Kepalaku seakan ingin meledak. Chatku barusan terpending mungkin koneksi buruk. Meskipun ada wifi tapi sama saja. Akhir-akhir ini jaringan sedang tidak memihak.

"Halo... Assalamualaikum," jawabku setelah mengangkat telfon dari Ilham. Sepertinya jaringan memang sedang kumat. Buktinya Ilham sampai nelfon.

"Waalaikumsalam. Kamu dimana?"

"Depan Rektorat. Tempat kemarin," kataku santai.

"Haloo?"

"Iya haloo.."

"Bilang apa tadi?" tanya Ilham diseberang sana.

"Depan Rektorat, tuli."

Hening.

"Haloo...Ada orang disana?" Masih tanpa jawaban.

"Isss... udah dimatiin gak sih?" Aku melihat layar ponselku untuk memastikan. Masih terhubung tapi gak ada suara. Pasti karena koneksi jaringan.

Tidak lama kemudian Ilham menelfon lagi. Aku menggeser tombol hijau hendak mengangkat tapi sambungan langsung mati. Apa-apaan itu. Hal itu berulang 2 kali membuatku sedikit kesal. Kuputuskan untuk menelfon Ilham tapi nomornya tidak bisa dihubungi.

"Oh.. ya ampun. Kayaknya Ilham harus disuruh ganti kartu. Gimana ceritanya gak bisa ditelfon tapi bisa nelfon."

"Ya kali aku nunggu di sini... Apa aku pulang aja ya?" Aku berfikir sejenak.

"Tapi gimana mau pulang orang aku gak ada yang bonceng. Cuma Ilham harapanku, yang lain udah pada pulang. Atau aku... Ah, gak."

Aku tadi sempat terpikir tawaran kak Yasa. Tapi aku ragu, mending aku telfon Ilham aja terus sampai jaringan bagus.

"Drrrttt...."

Ponselku bergetar disela pikiranku membuat sedikit kaget. Setelah kulihat nomor tak dikenal yang menelfon. Aku ragu mengangkatnya hingga sambungan mati sendiri. Tapi ia menelfon kedua kalinya membuatku memberanikan diri. Seperti kataku aku orangnya parnoan. Mungkin saja ini penting jadi aku angkat.

"Iya. Haloo, assalamualaikum," kataku setelah menggeser tombol hijau.

"Waalaikumsalam." Suara cowok asing terdengar dari seberang sana.

PENGAGUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang