(≧▽≦) ...Sambil baca kalian bisa dengerin lagu. Aku udah siapin di atas... (≧▽≦)
_____________________________________
PENGAGUM
Seperti rutinitasku biasanya. Waktu paling sibuk bagiku ketika selesai Sholat Isya yang biasanya bagi orang awam adalah waktu istirahat. Berbeda denganku itu waktu wajib untuk mengerjakan tugas. Kali ini aku bermaksud untuk mengerjakan tugas Probabilitas yang sempat tertunda beberapa hari lalu. Meskipun deadline masih lama tapi jika tidak dimulai dari sekarang akan menumpuk. Karena tiap hari selalu ada tugas dari Dosen.
Permutasi dan Kombinasi biasanya dengan mudah aku pahami. Tapi karena hari ini fokusku terlalu banyak teralihkan akhirnya soal jadi makin sulit. Meskipun aku sudah membaca dan memahami konsep dasarnya tapi tetap saja pulpen di tanganku tidak menghasilkan jawaban di kertas cakaran. Hal itu sanggup membuat frustasi.
Alih-alih melanjutkan aktivitas, aku malah mengecek ponsel dan banyak yang online di grup. Tanpa pikir panjang aku mengirim soal berharap ada yang bisa membantuku. Tapi nihil semua menjawab tidak tahu. Entah benar tidak tahu atau sedang malas membantu. Kebiasaan seuzon kalau sensitif seperti ini.
Cling...
CHAT :
+628242055*** : Kalkulus?
Awalnya aku heran dengan pertanyaan itu. Bahkan aku tidak tahu siapa pengirimnya. Setelah aku cek ternyata itu Arfan.
Hufftt...
Pikiranku langsung melayang di kejadian tadi sore. Ya, Aku sampai rumah dengan selamat bahkan hingga depan pagar rumah. Selama perjalanan pulang aku tidak berniat bersuara. Pertanyaan yang memburu di pikiranku pun tidak sanggup terlontarkan. Tenggelam dalam pikiran, walaupun Arfan bersuara Aku tidak berniat menjawab. Bukannya tidak, tapi aku terlalu larut dengan pikiranku sendiri. Arfan bahkan harus memanggilku berkali-kali saat sudah sampai di rumah tadi. Dia bahkan berpikir kalau aku tertidur. Namun, sebelum Arfan berlalu pergi, aku pun bersuara mengucapkan terima kasih tentunya dan bertanya dia izin ke siapa mengantar aku pulang. Jawabannya sungguh di luar perkiraan.
ILHAM.
Dia hanya melontarkan beberapa kata, aku tidak menangkap kalimat terakhirnya karena Arfan sudah berlalu pergi. Setidaknya aku hanya mendengar kata 'Ilham' dengan jelas. Entahlah aku pusing. Lihatlah, aku sampai lupa tengah menyelesaikan tugas. Ponselku juga terus berbunyi menampilkan notifikasi.
CHAT :
Arfan: Ini aku Arfan. Tau kan?
Arfan: CUMA DI READNanda: Sorry. Iya tau kok
Nanda: Kalkulus kenapa?Arfan: Itu tdi kamu nanya di group
Nanda: Probabilitas sih. Kamu pasti jago. Jadi bisa bantuin gak?
Setauku yang sok tahu ini, di jurusan Arfan pelajaran Matematika dan sejenisnya pasti jago, soalnya keliatannya gitu. Ya, maklum aja aku kan berpikir selayaknya masyarakat umum.
CHAT :
Arfan: Tuh km tanya Ilham aja.
Nanda: Duh kok ilham sih. Dia itu paling malas ajarin orang.
Arfan: Coba foto soal mu, siapa tau aku bisa bantu.
Ilham lagi. Aku heran. Kenapa sih di setiap topik pembicaraan selalu saja nama Ilham terselip di dalamnya. Kayak bumbu penyedap saja, kurang afdol kalau tidak disertakan. Tidakkah ada yang tahu kalau aku sudah bosan dengan nama itu seharian ini.
CHAT :
Nanda: *Send picture*
Arfan: Bnyk jga tugas mu 😅
Arfan: Harus liat catatanmu ini.Bibirku mulai terangkat membalas pesan tiap pesan dari Arfan. Ternyata anaknya asyik juga, setidaknya aku mengenal sisi baru dia. Tidak seperti tadi sore. Obrolan itu terus berlanjut dalam beberapa saat, yang berakhir dengan dirinya tidak bisa membantu. Katanya sih materi yang dia dapat beda. Intinya itu, aku cuma ingin bilang tujuan obrolan panjang lebar tadi ini apa?
CHAT :
Nanda: Beda, tpi ad jg yg sama kan?
Arfan: Apanya yg sama?
Arfan: Hatinya😂Nanda: Ih.. gak nyambung
Nanda: Hu dasar.Obrolan itu hanya sampai disitu karena Arfan sudah tidak membalas bahkan membaca pesanku. Meskipun kesannya membuang waktu tapi aku merasa seperti kehilangan beban setelah chat dengan Arfan. Tiap pesan yang ia kirim kadang menimbulkan tanya, tapi seru. Anaknya asyik, padahal aku baru kenal dengannya tapi dia sangat santai. Meskipun obrolan itu terasa biasa saja tapi bagiku itu justru jadi obat penyemangat. Karena obrolan ini aku merasa lebih tenang dan melupakan segala hal hari ini.
***
Aku merasa leherku sangat keram. Aku membuka mata lebar-lebar. Astaga, ternyata aku tertidur dengan posisi yang tidak nyaman. Pantas saja leherku keram. Pasti aku tertidur setelah chat dengan Arfan. Aku mengecek ponsel dan benar saja banyak notifikasi yang aku lewatkan. Beberapa dari obrolan group, juga beberapa dari teman kampusku dan Ilham. Aku malas membukanya. Jam sudah menunjukkan pukul 01.37 WITA.
Kualihkan pandangan ke deretan soal Probabilitas yang masih belum aku kerjakan. Besok saja aku lanjutkan pikirku, padahal hari sudah berganti. Banyak sekali hal yang terjadi menimbulkan keterkejutan. Mungkin itulah kenapa otakku jadi tidak bisa berfikir. Andai otak bisa diprogram atau gak di coding biar aku bisa coding sendiri. Supaya bisa sesuai dengan apa yang aku inginkan.
Sebelum kembali tidur, langkah pelanku mengantarkanku ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Aku yakin Rabb-ku tengah merindukanku untuk ibadah pada-Nya. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku mengerjakan Sholat Tahajjud. Kesibukan akan dunia memang selalu membuat lalai.
Aku sadar, aku bukanlah umat yang selalu taat. Kenikmatan dunia masih sering mempengaruhiku agar lupa tujuan ku yang sebenarnya dalam hidup. Bukan hanya tujuanku tapi tujuan semua mahkluk di alam semesta ini, yaitu beribadah Kepada-Nya. Tapi bukankah Dia, Rabb Yang Maha Pemaaf selalu mengingatkan dan memberi tanda disetiap saat. Kita yang kadang tidak menyadari hal itu atau mungkin acuh akan itu.
Aku sadar betul diriku yang jauh dari kata sempurna ini selalu menginginkan kehidupan yang sempurna. Selalu ingin agar apa yang ada dibenakku menjadi kenyataan. Apa yang aku impikan ingin dikabulkan.
Ya itulah aku, manusia egois yang selalu ingin merasa benar. Tapi bukan tidak mungkin aku masih memiliki jiwa yang selalu ingin kembali pada Rabb-ku. Beribadah dan sujud pada-Nya. Keyakinan ku akan skenario hidup yang luar biasa dari-Nya tidak akan pudar, meskipun sering sekali diriku mengeluh dengan proses dari-Nya.
Kuingin semua orang selalu bahagia jika berada di sekelilingku. Mungkin itulah sebagian kecil harapanku yang ingin sekali agar dikabulkan.
***
~Next Part 7 ?~
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAGUM
General FictionBerharap semua baik2 saja. Beragam alasan yang membuat manusia masih mengingat dan berharap waktu terulang kembali, entah untuk memperbaiki sebab menyesali, merasakan sebab merindu, menampik sebab salah dan sebab akibat lainnya-Nauliami Aditama. ~ S...