Prolog

32 1 0
                                    

(^^)

----------------------------------------------------

Malam yang sama di hari yang berbeda terus terulang setiap minggu, bulan, hingga menginjak tahun. Waktu berjalan begitu cepat meninggalkan masa lalu yang kian hari memudar. Meski beberapa adegan masih tertanam di pikiran tiap manusia sebagai kenangan yang sulit dilupakan. Juga beragam alasan yang membuat manusia masih mengingat dan berharap waktu terulang kembali, entah untuk memperbaiki sebab menyesali, merasakan sebab merindu, menampik sebab salah dan sebab akibat lainnya.

Semesta selalu punya kejutan yang tak terduga yang diciptakan oleh Sang Kuasa dari dimensi paling akhir. Dimensi yang sama sekali tidak bisa disentuh oleh manusia, jin, atau malaikat sekalipun. Nalar manusia kadang tidak sampai untuk membuatnya lebih logis sebab kita hanya butuh percaya. Seperti halnya pertemuan dua insan yang sebelumnya tak saling mengenal dan berjarak menjadi sepasang insan dengan ikrar.

Plakkk...

Pintu jendela kamarku terbuka dikarenakan angin yang bertiup kencang malam ini. Aku mendekat untuk menutupnya kembali, semilir angin dingin membelai kulit wajahku seperti memberi kabar bahwa hujan akan turun.

Hujan. Salah satu dari sekian banyak kejadian alam yang luar biasa. Nikmat bagi banyak kehidupan. Dari hujan kita bisa belajar arti hidup bahwa meskipun jatuh berkali-kali bukan berarti kita harus menyerah namun harus bangkit dan kembali meskipun nyatanya kita akan jatuh lagi.

Tidak menunggu lama hujan mulai turun dengan deras. Saat seperti inilah titik paling lemah bagiku. Hujan di tengah malam yang dingin. Pikiranku melayang entah kemana, ternyata masih sama aku masih terus kembali.

Ya, kembali ke masa disaat kenangan itu terjadi. Benar saja aku merindukan kenangan itu, bersama sahabat, teman, bahkan kami sudah seperti keluarga tak lain adalah teman kampusku di salah satu Kota di negara kita tercinta ini. Aku tidak akan menyebutkannya karena merupakan privasi.

Mengingat kampus, aku jadi teringat salah satu manusia yang sampai hari ini terus membayangiku kemanapun aku pergi. Manusia yang juga berstatus Mahasiswa di kampus yang sama denganku. Hemm... Dia. Aku menerawang memutar setiap kejadian dalam lipatan waktu.

Aku masih mengingat jelas kenangan itu, apa cuma aku yang merasakannya atau dia juga merasakan hal yang sama. Karena sampai detik ini aku tidak mungkin bertanya.

Aku lupa belum memperkenalkan nama. Nauliami Aditama, itulah namaku. Dua tahun yang lalu aku sudah lulus S1 Teknik Informatika dengan tepat waktu. Dengan pengetahuan yang aku dapat di bangku kuliah dan beberapa pengalaman kini aku bekerja di salah satu perusahaan besar. Bersyukur sekali rasanya.

Disini aku hanya ingin berbagi cerita saja tentang masa-masa kuliahku yang menurutku tidak kalah menyenangkan dari SMK lalu. Meskipun jujur SMK lebih asyik sebab kampus itu penuh kepelikan. Juga kisahku tentang seseorang yang membuatku kagum berkali-kali meskipun hati ini terus saja bersabar karena alasan-alasan yang selalu berkeliaran dalam pikiranku saat itu.

Menceritakan masa lalu mungkin sedikit emosional apalagi diluar sedang hujan. Tak bisa aku tampik bahwa aku merindukan dia. Rasanya ingin kembali dan memperlambat waktu agar aku bisa melihat lebih banyak hal yang selalu membuatku terkejut meskipun itu hanya aku simpan sendiri. Namun—diriku yang lain enggan untuk kembali.

Dari Nami, cewek biasa dengan kesederhanaan dan kepelikan hidup yang bisa menggerogoti pikirannya kapan saja kala itu.

--------------------------------

(^^)

PENGAGUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang