بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
•••••
Happy reading ❤️
•••••
Langit cerah mendominasi kawasan Sma Negeri Garda Wijaya, yang menemani seorang gadis berkhimar coklat tua duduk di bawah pohon rindang, teman-teman sekolah menyebutnya dengan sebutan DPR. Gadis berkhimar coklat tua itu bersholawat melalui handphone nya, dan bersenandung kecil seraya melihat-lihat orang orang yang berlalu lalang seperti kendaraan di kota.
Netra sipit itu tersenyum lebar saat melihat sahabatnya datang menghampiri nya dan semakin asyik dengan sholawat nya. "Assalamualaikum warahmatullah." sapa gadis berkhimar pashmina coklat tua.
"Waalaikumsalam." jawab gadis yang berkhimar coklat tua itu seraya menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkomat kamit karena saking menghayati sekali bacaan sholawat nya.
Membuat sahabat gadis itu mengerutkan alisnya, pertanda butuh sebuah jawaban. "Biasa Ndhi, ini sholawat Nabi Muhammad Saw." jawabnya. Membuat Gandhi, si sahabat gadis yang menghampiri nya tadi mengangguk sebagai jawaban.
"Apa pr mu sudah selesai Zu?" tanya Gandhi kepada Azzura, si gadis berkhimar coklat tua.
Mendengar pertanyaan sahabatnya itu, Azzura berhenti bersenandung dan melihat netra sipit sahabatnya itu.
"Kamu lupa siapa aku?" tanya balik Azzura.
Membuat Gandhi memutar bola matanya, "iya iya yang punya tampang enggak bisa di ragukan. Lagian apa salahku coba? Aku cuman tanya," omel Gandhi.
Azzura tak mengindahkan omelan Gandhi, dan ia memilih bersenandung kecil lebih mendalami lagi. Sedangkan sahabat gadis itu hanya memutar bola dan menghembuskan nafas kasar.
"Ayo!" ucap Azzura tatkala melihat raut wajah sang sahabat berubah menjadi murung.
"Kemana?" tanya Gandhi.
"Mau ke kelas, udah ayo keburu makin siang, makin banyak yang berlalu lalang." ucap Azzura seraya memegang lengan Gandhi.
"Eh hellaw Azzura Faiha Nashir? Dari tadi juga udah banyak orang kali. Situ lagi nyadar ya? Kalo dari tadi tuh banyak yang liatin lo dan berbisik, lo nya aja yang terlalu asik sama dunia lo sendiri," ini nih hal yang paling Azzura tak suka, memanggil temannya dengan sebutan gue-elo, menurutnya panggilan itu sedikit tidak sopan dan tidak enak jika didengar.
"Biarin dah, aku tak peduli. Ayo ke kelas!" Gandhi dan Azzura akhirnya pergi meninggalkan DPR dan memilih ke kelas tuk menyambut datangnya kegiatan belajar mengajar jam pertama.
Tiba-tiba saat melewati ruang osis, Azzura menabrak lebih tepatnya di tabrak oleh sang pria bertubuh lebih besar darinya. Membuat Azzura jatuh tersungkur dengan posisi yang tidak absurd bagi jatuhnya kaum hawa.
Si penabrak itu lantas dengan spontan membantu Azzura berdiri, sedangkan Gandhi melongo tak percaya dengan kejadian di depannya. Posisi Azzura dengan pria penabrak itu sangat dekat, pergelangan tangannya dipegang oleh sang penabrak. Menguatkan tuk bangun dari posisi jatuhnya.
"Ma-maaf kan aku Kak...." ucap Azzura seraya menundukkan pandangannya.
"Tidak masalah. Aku juga minta maaf karena tadi terburu-buru." ucap Sang pria penabrak tadi. Azzura hanya mengangguk lantas berbisik kepada Gandhi untuk segera pergi dari hadapan pria itu. Dan Gandhi mengindahkan ucapan Azzura.
Azzura dan Gandhi berbalik badan dan buru buru pergi melarikan diri.
"Eh tunggu!" panggilnya.
"I-iya kak?" Langkah Azzura terhenti dan ia menengok kebelakang nya.
"Namamu siapa?"
"Az-azzura Faiha Nashir kak."
"Oke. Baiklah!"
Setelah itu kedua gadis itu meninggalkan siswa tadi. Dengan terburu-buru.
•••••
Jangan lupa vote, comment, dan share.
Karena semua hal itu gratis tis tis.Happy reading next chapter❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey
SpiritualAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bukan ku mengagumimu karena jabatanmu. Tetapi ku mengagumimu sejak pertama kali kita bertemu. Ku rasa kau tak menyadari akan hal itu. Teruntuk kau yang ku kagumi. Semoga rasa kagumku ini. Selalu mendekatka...